Hai, kita bertemu lagi. Apa kabar kalian?
Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜
So, happy reading✨
🌷🌷🌷
"Karena mengenang masalalu adalah hal yang tidak menyenangkan bagiku."
~ Elfarah Pradipta
🌷🌷🌷
Selepas kepergian Yuda, Farah berbalik menuju pintu depan. Namun, perhatiannya teralihkan saat sekelebat bayangan melewati gerbang rumahnya. Bayangan itu buram, tapi Farah sempat melihat topi yang dikenakan bayangan itu. Topi putih dengan gambar kelinci warna pink ditengah nya.
"Siapa dia? Apa pengirim kotak hitam?"
Dering ponselnya bergetar dan dia mengecek pesan yang ternyata dikirim oleh si pemilik nomor misterius.
From : +6283447012xxx
Kamu keliatan lelah, istirahatlah."Shit!!!"
Benar saja, dia pasti mengikutinya hari ini. Melihat kegiatan Farah hari ini selama di Sekolah dan mengikutinya ketika pulang.
Dengan kesal Farah menghentakkan kakinya dan melangkah masuk. Saat di ruang tengah, Farah berhenti karena melihat kedua orang tuanya, Bima, Clara dan Rakha sedang berkumpul di sana dengan sebuah kotak yang diletakkan di atas meja. Mereka duduk disofa melingkari kotak itu.
Dengan cepat, Farah melangkah dan mengambil kotak itu. Kotak itu adalah kotak hitam yang selama tiga bulan ini dia sembunyikan. Dia mematung dan menatap bingung serta takut kepada orang yang berkumpul disana.
"Siapa yang ngambil ini dari kamar aku?" tanya Farah terengah. Tidak ada yang menjawab. Lalu dia teriak, "Siapa?!"
Bima berdiri dan mengelus pundak Farah. Lelaki itu menggiring adiknya untuk duduk disofa bersamanya. Farah sempat berontak namun tenaga Bima lebih kuat untuk menahan adiknya yang sedikit keras kepala itu.
"Gue yang temuin itu di kolong ranjang lo. Gue gak sengaja. Gue mau minjem headset lo, headset lo ada di bawah. Dan lo tau kelanjutannya."
Farah menatap Bima tidak suka, lalu menatap Clara dan Rakha bergantian. Seolah tahu tatapan adiknya, Bima melanjutkan, "Gue yang manggil Clara dan Rakha ke sini, soalnya gue kira mereka tau tentang isi kotak itu. Ternyata enggak."
"Tapi ini privasi gue, Kak." Farah mulai tidak bisa mengatur emosinya. Dia menatap kearah kedua orang tuanya yang hanya diam.
"Tapi lo adek gue Far. Lo itu adek gue satu-satunya. Okelah kalo lo marah gara-gara masalah privasinya buku harian lo yang gue ambil, atau gue bongkar isi lemari lo. Tapi ini? Ini masalah yang cukup berat Far, ini masalah yang harusnya udah selesai waktu-
"Bima!!!"
Bima terdiam ketika Bayu memotong ucapannya. Dia menatap Farah yang sedang bergetar. Karena merasa bersalah sudah membuat adiknya sedikit takut akibat ucapannya, Bima mengelus puncak kepala Farah dengan sayang.
"Kita semua khawatir sama lo, Far. Kenapa lo sembunyiin tentang kotak itu dari kita? Kalo elo kenapa-napa gimana? Kita gak mau lo sampe ngerasain kayak dul-
Clara menghentikan ucapannya ketika sadar apa yang akan diucapkan olehnya. Dia menghela nafas berat. "Apalagi sekarang, semenjak dia jadi murid baru. Kita makin khawatir, Far. So, plis tolong jangan sembunyiin apapun dari kita tentang masalah ini. Okay?"

KAMU SEDANG MEMBACA
FAYUDA ✔
Fiksi RemajaBagaimana bisa seseorang yang telah mati kembali menampakkan diri dalam kondisi baik-baik saja? Konyol, bukan? Namun itulah yang dialami oleh Elfarah Pradipta. Pertemuan pertama Farah dengan seorang pria bernama lengkap Yudhistira Abigail mampu mem...