Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Aku harap kita semua selalu bahagia.
Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentarnya yah. Farah sayang kalian. Yuda juga.
Happy reading✨
🌷🌷🌷
"Bagaimana keadaan anak saya, Dokter?" Bayu langsung berdiri ketika Dokter yang menangani Farah keluar dari ruangan tempat puterinya di rawat.
"Anak anda baik-baik saja. Akibat darah yang keluar terlalu banyak membuat kondisi pasien lemah dan butuh banyak beristirahat."
"Apa dia tidak kekurangan darah, Dokter?" tanya Lisa cemas.
"Anda tenang saja, pasien sudah ditangani dengan baik karena stok darah yang cocok dengan pasien tersedia banyak di rumah sakit ini. Jadi sekarang hanya tinggal menunggu pasien siuman." Jelas Dokter muda dan tampan itu sebelum pergi atas izin Bayu dan Lisa.
Sedangkan di kantin Rumah Sakit dimana Farah dirawat, di sebuah meja tepatnya terdapat Gilang yang ditatap sedemikian rupa oleh orang disekelilingnya.
Luka yang terdapat ditubuh para lelaki kecuali Rakha sudah diobati sebelum mereka memutuskan untuk ke kantin karena ingin meminta penjelasan dari Gilang.
Jangan lupakan tatapan maut dari para gadis. Seolah ingin membunuh setelah mendengarkan penjelasan dari tawanan mereka.
"Jadi lo sepupu si pesakitan itu?" langsung saja Bima bertanya setelah terjadi keheningan beberapa saat.
Gilang menelan ludah menyadari tatapan yang menyorot tajam dari Bima, "iyah."
"Citra minta gue buat bantu dia tapi gue nolak dan gak mau ikut campur sama urusan dia. Tapi waktu gue tau dia bakal ngelakuin hal yang kelewatan sama Farah, gue gak bisa tinggal diam." Lanjutnya.
Gilang menunduk, "sebenarnya gue udah tau dari lama kalau Gudang itu tempat Citra nyembunyiin segala sesuatu tentang Farah. Gue juga tau kalau dia langsung pindah tempat setelah Gebi ngeliat dia keluar dari Gudang itu. Dia pindah ke kamarnya sendiri. Pas gue tau hari ini dia bakal nekat, gue langsung cari kalian dan ternyata kalian ada di Gudang itu."
"Kenapa lo gak bilang ke gue? padahal kita sempat ngobrol sesekali." Ucap Yuda.
"Gue gak bisa karena gue gak mau ikut campur sama rencana busuk dia. Walaupun begitu, gue selalu merhatiin Citra diem-diem dari kejauhan takut dia berbuat jahat ke Farah. Bisa dibilang gue penguntit Citra karena bagaimanapun dia itu sepupu gue. Gue gak mau dia jadi jahat cuma karena kondisi keluarganya." Jelas Gilang.
"Dan ngeliat dia masuk penjara gue agak lega. Karena setidaknya dia nerima balasan yang setimpal juga dia bisa merenungi kesalahannya." Lanjut Gilang dengan suara pelan.
Gilang berdiri, "gue rasa cukup penjelasannya. Gue harus balik ke sekolah karena harus lanjutin Pentas Seni. Dan atas nama Citra, gue minta maaf. Gue yakin dia gak bener-bener niat buat jadi jahat. Gue permisi."
Sepeninggal Gilang, mereka terdiam. Merenungi kejadian tadi. Kalau saja mereka telat sedikit, mungkin mereka tidak akan duduk disini. Membayangkannya saja membuat mereka ngeri.
"Gue pergi duluan, mau keruangan Mama yang juga dirawat disini. Kalau Farah sadar, tolong hubungin gue Kak." Ucap Yuda ke arah Bima lalu dia melenggang pergi.
Rakha, Clara, dan Gebi juga izin pergi untuk pulang. Mereka bilang ke Bima mungkin mereka besok akan kembali ke sini sepulang sekolah. Bima hanya mengangguk mengiyakan lalu pergi ke ruangan Farah menyusul kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAYUDA ✔
Novela JuvenilBagaimana bisa seseorang yang telah mati kembali menampakkan diri dalam kondisi baik-baik saja? Konyol, bukan? Namun itulah yang dialami oleh Elfarah Pradipta. Pertemuan pertama Farah dengan seorang pria bernama lengkap Yudhistira Abigail mampu mem...