Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜
So, happy reading✨
🌷🌷🌷
Kakinya ikut melangkah cepat mengikuti pria di depannya. Keduanya fokus berjalan di lorong Rumah Sakit. Mengabaikan tatapan bertanya dari pasien yang sedang bermain karena langkah gadis dan pria itu tergesa-gesa menuju sebuah kamar.
Dari belakang, Farah tahu bahwa pria itu sedang dilanda panik dan cemas. Tubuh tegapnya terlihat bergetar karena terlalu khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan olehnya.
Ketika Farah dan Yuda sedang di perjalanan menuju tempat yang ingin dikunjungi si gadis, terpaksa harus dibatalkan karena kabar mengejutkan dari Arka melalui sambungan telepon.
Tepat setelah keduanya sampai di depan kamar Mona, Farah melihat sudah ada Arka di sana. Yuda menghampiri Arka yang sedang duduk termenung.
Menyadari adiknya sudah datang, Arka berdiri. "Mama ada di dalam. Sedang ditangani sama Dokter."
"Apa yang terjadi sebenarnya?" tanya Yuda dengan suara lirih.
Melihat keadaan Yuda yang tidak baik-baik saja, sang kakak mengajak adiknya untuk duduk di sampingnya. Perlahan, Farah pun duduk di sisi Yuda bersebrangan dengan Arka sehingga Yuda ada di tengah.
"Om Fariz bilang kalau Mama tiba-tiba teriak dan bilang kalau Mama liat Dewa. Akhirnya Mama nyari Dewa di sekitar Rumah Sakit. Karena gak ada hasil, Mama jadi panik dan histeris. Mama lari sampe keluar Rumah Sakit. Waktu di jalan, Mama ketabrak mobil. Dan sekarang lagi ditangani sama kakaknya Om Fariz, Dokter Rama," ucap Arka sendu.
"Kenapa pihak Rumah Sakit jadi enggak becus gini, Kak?"
Menyadari Yuda yang mulai emosi, Farah memberanikan diri untuk mengelus tangan kanan Yuda pelan seolah mengalirkan ketenangan dari tubuhnya. Dan cara itu langsung berhasil. Yuda menghela nafas pelan guna menenangkan diri.
"Udah, Yud. Tapi Mama kali ini bener-bener histeris dan sulit buat ditanganin. Pihak Rumah Sakit udah berusaha. Kita berdoa aja semoga gak terjadi apa-apa sama Mama," terang Arka dengan suara serak khas habis nangis.
Yuda terdiam merutuki dirinya sendiri yang akhir-akhir ini jarang sekali mengunjungi sang Mama. Padahal kata Dokter, dirinya berkemungkinan bisa sedikit demi sedikit menyembuhkan luka sang Mama. Tapi dirinya malah sibuk dengan dunianya sendiri. Dan sekarang hanya ada penyesalan.
Yuda benci penyesalan. Karena itu akibat dari kelalaian diri sendiri yang tidak bertanggung jawab. Tapi dia tidak dapat menghindarinya. Dia mau tidak mau harus merasakannya karena kesalahan dari diri sendiri. Dirinyalah yang patut disalahkan.
Arka sedikit menjauh dari Farah dan Yuda karena ingin menerima panggilan telepon.
Sepeninggal Arka, Farah menatapi Yuda dari samping. Pria itu hanya diam. Tapi Farah yakin, Yuda sedang menyalahkan dirinya sendiri karena tidak becus dalam menjaga sang Mama. Maka dengan penuh pengertian, Farah menggenggam tangan Yuda yang tadi dielusnya.
Sedetik kemudian, Yuda menoleh menatap Farah. Demi apapun, hati Farah terenyuh melihat Yuda yang menatapnya seperti sekarang. Binar matanya sendu tanpa cahaya seperti biasanya.
"Boleh gue peluk lo?" tanyanya pelan.
Farah mengangguk cepat dan langsung menarik tubuh Yuda ke dalam dekapan. Yuda membalas dengan erat lalu menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher si gadis.
Tangan mungil Farah bergerak menuju kepala Yuda dan mengelusnya dengan pelan. Sedangkan tangan yang lain digunakan untuk mengelus punggung tegap si pria.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAYUDA ✔
Teen FictionBagaimana bisa seseorang yang telah mati kembali menampakkan diri dalam kondisi baik-baik saja? Konyol, bukan? Namun itulah yang dialami oleh Elfarah Pradipta. Pertemuan pertama Farah dengan seorang pria bernama lengkap Yudhistira Abigail mampu mem...