Seperti biasa, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yah. Aku sayang kalian💜
So, happy reading✨
🌷🌷🌷
Kakinya melangkah masuk ke Cafe tujuan dengan mata tak luput memandang tiga orang manusia yang sedang menunggunya, Bima dan dua teman Farah. Yuda duduk di hadapan Bima setelah menyapa mereka.
Tadi, setelah dia menyelesaikan pekerjaannya di kamar Dewa, Yuda mendapatkan pesan kalau Bima ingin berbicara dengannya. Jadilah dia di sini bersama mereka. Yuda kira Clara dan Rakha tidak akan datang. Tapi, masa bodo. Yang penting nanti dia pulang dengan utuh seperti dia datang.
"Ada apa?"
Bima menegakkan tubuhnya, sebenarnya dia tidak mau bertemu Yuda dan membahas tentang apa yang akan dia bahas. Tapi Bima rasa harus karena Bima yakin Yuda akan sedikit membantu.
"Farah, tentang Farah," ujar Bima.
Yuda hanya diam tidak menanggapi, karena dia ingin mendengarkan lebih lanjut apa yang akan diucapkan Bima.
Bima menatap Yuda tajam. "Tapi pertama-tama, gue mau nanya sama lo. Sebenarnya lo siapa?"
Yuda terkekeh. "Waktu itu juga Farah sempat menanyakan hal itu, tapi gue gak jawab."
Ketiga orang terdekat Farah menatap bingung ke arah Yuda.
"Oke, gue akan jawab sekarang," ujar Yuda dan dia menghela nafas. "Waktu itu, waktu ketika Farah siuman sehabis jatuh ke kolam renang gara-gara nolongin gue, gue sempet denger nama Dewa keluar dari mulut Farah. Gue awalnya aneh, kenapa Farah nanya hal yang sama kayak lo waktu itu. Dan kenapa juga orang-orang terdekat Farah seperti mengintimidasi gue dan selalu natap gue heran terutama Farah sendiri. Dan itu semua terjawab waktu Farah nyebut nama Dewa. Gue yakin, mungkin kalian bertanya-tanya kenapa muka gue mirip banget sama Dewa. Iya kan?"
Tanpa menunggu jawaban orang di sekitarnya Yuda melanjutkan, "Dewa itu kakak kembar gue. Dia lahir satu menit sebelum gue. Kita memang identik, tapi kalau kalian sadar sebenarnya kita punya beberapa perbedaan. Sifat gue sama Dewa sangat bertolak belakang. Dewa sedikit pendiam sedangkan gue pecicilan. Dan kalau kalian perhatiin kita baik-baik, dihidung gue ada tahi lalatnya di pucuk sedangkan Dewa enggak punya."
Ketiga orang selain Yuda mengangguk karena mereka sudah tahu perihal tahi lalat itu dan membuat Yuda heran lalu bertanya, "Kalian tahu?"
Rakha tersenyum. "Dari Farah. Dia pernah cerita ke kita."
"Dan karena ngerasa ada yang aneh, Farah nyuruh gue buat mastiin dan gue minta tolong Ayah buat mastiin langsung ke Papa lo," kata Bima menambahkan.
"Apa kata Papa?" tanya Yuda.
Bima menjawab, "Papa lo bilang kalau kalian beda Sekolah waktu SMA sehingga lo gak tau apa yang dialami sama Dewa."
Yuda mengangguk. "Gue Sekolah di SMAN Nusa Bangsa sedangkan Dewa di SMAN Garuda. Gue waktu itu pisah Sekolah sama Dewa karena gue bosan deket-deket terus sama dia. Dan alasan lainnya yaitu pacar gue dari SMP minta gue satu Sekolah sama dia. Gue nyesel, kalau aja dulu gue satu Sekolah sama Dewa dan gak nurutin kemauan pacar gue mungkin Dewa sekarang masih ada. Gue ngerasa gak becus sebagai kembaran karena gue gak bisa ngejaga Dewa. Bahkan gue gak tau apa penyebab Dewa meninggal, Papa sama Arka bahkan gak ngasih tau penyebabnya."
Clara menatap Rakha khawatir sekaligus takut melihat mimik muka Yuda yang keras ketika membahas penyebab kematian Dewa. Rakha yang merasakan ketakutan Clara pun hanya bisa menggenggam kedua tangan gadis itu, meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Padahal diam-diam Rakha pun khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAYUDA ✔
Teen FictionBagaimana bisa seseorang yang telah mati kembali menampakkan diri dalam kondisi baik-baik saja? Konyol, bukan? Namun itulah yang dialami oleh Elfarah Pradipta. Pertemuan pertama Farah dengan seorang pria bernama lengkap Yudhistira Abigail mampu mem...