[‼️𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼‼️]
Anne Chintya Hinata, sosok gadis atlet berkuda yang memiliki sifat begitu dingin, tertutup, cuek atau sering disebut coldgirl. Anne mempunyai paras cantik dan bentuk tubuh indah yan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|| Revisi 08-11-21 ||
(｡’▽’｡)♡
Suasa pagi hari ini begitu indah dan sejuk. Embun pada dedaunan saling menetes ditaman rumah milik keluarga Biantra. Sosok lelaki remaja sibuk mempersiapkan diri untuk olahraga pagi sebelum berangkat sekolah.
Dave Angga Biantra, menuruni anak tangga dengan santai. Dari arah dapur terlihat sosok wanita dewasa yang sudah berkutik kedua adik kembarnya. Dave berusaha tidak terlalu mempedulikan mereka, ia keluar rumah menuju gerbang, menyapa para asisten rumah tangga yang sudah sibuk dengan pekerjaan masing masing.
"Pagi, mbak! Tidur malamnya nyenyak?" tanyanya dengan riang.
"Mimpi indah dong, den. Bagaimana dengan tidurnya aden sendiri?"
"Sangat indah!" deretan gigi putih Dave muncul namun tidak sejalan dengan hatinya.
Bahkan rasanya gak mau bangun lagi karena terlalu indah.
"Yaudah, mbak kalau gitu Dave mau olahraga dulu. Keburu berangkat sekolah nih. BYE BYE, MBAK MIRNA!" pamit Dave pada asisten rumah tangganya.
Mirna, adalah asisten rumah tangga keluarga Biantra semenjak Dave kecil hingga remaja. Beliau begitu dipercaya oleh majikannya dalam berbagai masalah dirumah sekalipun masalah anak majikannya.
Selang beberapa menit, Dave telah berolahraga cukup lelah dengan memutari area komplek sebanyak 10 kali. Kali ini ia memilih beristirahat sebentar di tukang bubur ayam langganannya.
"Pagi, mang! Mau pesan bubur ayam seperti biasanya ya."
Sebuah senyuman yang berfungsi menutupi semuanya masalah dari orang lain. Akhirnya Dave memutuskan untuk menyantap bubur ayam kesukaannya dengan lahap
(｡’▽’｡)♡
Dilain tempat, sebuah rumah minimalis dengan desain yang cukup elegan terdapat keluarga harmonis yaitu keluarga Hinata. Seorang gadis baru saja bangun tepat pukul 05.30. Sinar yang disebabkan matahari menerobos lewat celah gorden kamarnya. Ia mengerjapkan matanya berkali kali, berusaha mencari nyawanya yang belum terkumpul. Perlahan mulai membuka matanya karena alarm di ponselnya terus berbunyi menandakan dia harus segera bersiap untuk sekolah.
