🌼|24|🌼

2.7K 182 9
                                    

Typo berserakan!
----

Satu jam sudah Raina tak sadarkan diri. Dan sudah satu jam juga Gara diam menatapi wajah Raina.

Wajah yang sedari tadi menunjukan ekspresi beragam, senyum nya sedikit terukir, air matanya mengalir, namun Raina masih tak sadarkan diri.

Gara hanya menatap Raina tanpa bergerak sedikit pun.

Air mata Raina kembali jatuh namun kini matanya ikut berkedip dan perlahan terbuka. Raina sudah sadar.

"Bunda" lirihnya begitu ia hanya mendapati langit langit bilik rumah sakit.

Gara langsung bangkit, memeluk Raina yang masih dengan tatapan kosong nya.

"Udah cukup" Gara berbisik ditelinga kanan Raina. "Cukup bikin aku takut dan se khawatir tadi" dan kini Gara terisak. Ia menahan nya dari tadi.

Ia diam karena ia menahan, jika ia banyak bicara pasti ia akan semakin kalut karena khawatir.

"Aku takut, Rai. Udah cukup!" suara Gara meninggi membuat air mata Raina kembali jatuh. Mengalir begitu sadar bahwa selama bersama Gara ia jadi semakin khawatir ditinggalkan sampai ia tak bisa merawat diri. Ya! Raina tanpa adanya Gara selalu menyiksa diri dengan tak makan, tak mau didekati siapa pun. Itu hanya ketika ia dirumah tanpa bersama Gara.

"Maaf" Raina membalas pelukan Gara, meletakkan kepalanya di ceruk leher Gara.

"Bilang sama aku, apa yang kamu pikirin sampe kamu begini?" Gara merasakan Raina menggeleng di ceruk nya.

"Raina," Gara menatap mata Raina yang kini berkaca kaca. "Aku gak akan pernah pergi dari kamu. Bahkan kalo kamu minta aku pergi, aku gak akan pergi" Kedua tangan Raina ia lingkarkan pada leher nya.

"Janji?" Gara menggeleng. "Aku gak bisa janji karena aku takut ingkar. Jadi aku bakal buktiin, aku akan selamanya sama kamu" Gara tersenyum tulus, mengelus pucuk kepala Raina.

"Terima kasih" Raina mendorong kepala Gara hingga ia dapat mengecup bibir Gara. Hanya mengecup.

"Terimakasih kembali" Gara mengedipkan sebelah matanya membuat Raina memiliki rasa ingin mencolok yang sebelahnya. Bercanda.

Raina membulatkan matanya ketika mengingat sesuatu. Ayah nya!

"Ayah!" Raina menatap Gara dengan tanda tanya.

"Ayah kehujanan jadi langsung pulang" Raina mengangguk. Eh? Kehujanan? Raina kembali menatap Gara dengan mata yang membola.

"Ayah langsung ganti baju, minum teh lemon, mandi air hangat, terus sekarang lagi makan mie ayam. Kamu mau mie ayam?" Raina lega, Ayah nya tak sakit.

"Aku mau opor ayam, kamu yang masak" Raina mengerlingkan matanya dengan senyum yang manis.

Gara mengerutkan kening nya ragu, ia tak bisa memasak. Ia hanya bisa memasak telur, mie rebus dan air.

"Zaman udah canggih mas bro, Google, YouTube tersedia" Gara menghela nafas mendengar nya.

"Yaudah ayo pulang, aku masakin opor ayam. Jangan nyesel ya baby sama rasanya" ucapnya sambil mengelus perut Raina.

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang