🌼|34|🌼

2.1K 140 5
                                    

Masih lemah krna kebanyakan typo!
👾👾👾

Tiga bulan sudah usia kandungan Raina, walau tiga bulan tapi perutnya terlihat seperti tengah mengandung 5 bulan. Karena itu kini Raina sangat menjaga bentuk tubuhnya ketika ia berada di sekolah.

Tak lagi menggunakan seragam ketat, kini Raina memakai hoodie yang dibelikan Gara.

Hari ini kelas Raina tengah memasuki jam olahraga dan Raina lupa membawa seragam olahraga nya. Bodoh bukan?

"Lo yakin gak mau izin sakit aja sama Pak Darja?" tanya Kayra menatap Raina yang tengah bercermin. Kini mereka berada di kamar mandi, bukan mereka saja tapi satu kelas tapi yang perempuan saja.

Raina menggeleng, "Gue kan masih sehat gini, kok izin sakit?" Raina menaikan alis nya.

"Tapi kan lo gak bawa seragam olahraga, nanti pasti di suruh lari muterin lapangan" Dara mengangguk menyetujui ucapan Kayra.

"Lari doang kan? Gampang" ucap Raina sembari mengumpulkan rambutnya untuk di ikat.

"Rai! Inget dong sama keadaan lo yang sekarang!" Kayra meninggikan nada suaranya membuat semua yang ada di kamar mandi menoleh ke arah nya.

Dara langsung mencubit lengan Kayra.

"Lo-lo kan lagi kurang sehat, tuh muka lu pucet" sanggah Kayra dengan cepat juga.

Raina mendelik tajam.

"Hati hati dong, goblok!" cicit Raina pelan.

Kayra berdecak, kembali pada topik.

"Pinjem seragam olahraga nya Amel deh, ya?" Raina menaikan satu alis nya bingung.

"Emang dia ada pelajaran olahraga?" menggaruk kepalanya bingung, Kayra kembali memikirkan cara agar Raina tak dihukum.

Dara menjentikkan jarinya lalu menatap Raina dan Kayra. "Pinjem sama anak kelas nya Gara aja, kan biasanya banyak yg nyimpen diloker" Kayra membulatkan matanya, ia baru ingat.

"Boleh tuh, yok pinjem"

•••

Menatap pintu didepan mereka yang tertutup serta terdengar ujaran Guru yang tengah menerangkan pelajaran, Raina jadi ragu untuk meminjam.

"Kelas lain aja deh" Raina mengangguk menyetujui aja ka Dara. Namun Kayra masih tetap ingin meminjam disini.

"Udah sih, disini aja nanggung udah di depan kelas nya" tangan Kayra hendak mengetuk sebelum pintu terbuka.

Mampus! Guru killer!

"Ngapain kalian berisik disini?" tanya guru tersebut menatap tajam tiga perempuan yang tengah dilanda kegugupan.

"Mau pin-" tangan Raina dengan cepat menutup mulut Kayra. Kalau sampai guru ini tau pasti semakin rumit.

"Lewat doang, Bu" baru akan melangkah pergi, mereka kembali pada guru killer ini.

"Kenapa seragam kamu gak di perlihatkan, Raina?" nah loh! Guru nya tau nama Raina.

Raina ini memang dari kelas 10 sudah langganan ruang BK, Jadi tak heran banyak guru killer yang hafal nama nya.

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang