🌼|27|🌼

2.5K 156 5
                                    

Typo bertebaran
🌻🌻🌻

Bel istirahat baru saja berbunyi, Gara dan Raina hari ini berangkat sekolah. Sebenarnya Gara tak mau tapi jika Raina sekolah ia akan ikut sekolah.

Raina, Kayra dan Dara melangkah bersama menuju kantin, kedua sahabat Raina sudah mengetahui siapa Bintang, dan tentu saja ungkapan tak percaya di dapatkan Raina dari kedua sahabatnya tersebut.

"Gue yang pesen, lo berdua cari meja" tanpa menjawab, Raina dan Dara mengedarkan pandangan mencari tempat duduk.

"Tuh disitu aja" usul Dara diangguki Raina dan mereka melangkah bersama menuju tempat yang di tunjuk Dara.

Hening sesaat sebelum Dara mengajukan pertanyaan.

"Rai, berarti kamu bakal putus sekolah dong?" tanya Dara ragu-ragu.

Raina terdiam, ia sudah memikirkan ini dari sebulan yang lalu. Perutnya kini sedikit membuncit dan pastinya nanti semakin membesar, jadi ia sudah membuat keputusan akan mengikuti Home Schooling

Raina mengangguk, "Tapi gue ikut Home Schooling" Dara mengangguk mengerti. Raut wajahnya terlihat sendu.

"Tapi aku boleh kan sesekali main kerumah kamu?" Dara menatap Raina yang tersenyum padanya.

"Pintu rumah gue selalu terbuka buat lo dan Kayra. Gue juga pasti bakal kangen banget sama lo, kangen sama suasana sekolah kayak gini." jujur saja ia belum ingin putus sekolah walau itu masih beberapa bulan lagi.

Dara tersenyum manis kemudian duduk semakin mendekat pada Raina.

"Baby jangan nyusahin mama yaa, aunty tunggu baby disini. Nanti kita main bareng" bisik nya pada Raina tanpa mengelus perut, karena keadaan kantin ramai.

"Yes, aunty" jawab Raina dengan suara anak kecil. Keduanya tertawa bersama.

"Ih ketawa gak ngajak ngajak" Kayra datang dengan nampan yang penuh.

"Ketawa tinggal ketawa" balas Raina sembari tangan nya mengambil makanan yang di beli Kayra.

"Ha ha ha." tawa Kayra garing di sambut tawaan dari Raina dan Dara.

Raina menuangkan sambal pada mie ayam nya. Baru 2 sendok, tempat sambal sudah melayang di angkat seseorang di belakang nya.

"Inget lo udah gak sendiri" Bintang membawa kabur tempat sambal ke meja lain setelah berbicara.

Raina mendengus kesal melihat kepergian Bintang bersama tempat sambal.

"Mana enak kalo sambel nya seemprit doang" tangan nya beralih pada saus yang ada didepan nya. Hampir terjangkau, botol saus sudah hilang dari pandangan nya. Ia menoleh kanan kiri dan menemukan Bintang yang sudah beralih cukup cepat.

"Belom aja Bintang usus nya gue catok" gumam nya di dengar Kayra dan Dara.

"Psikopat" sindir Kayra tanpa menoleh Raina. Yang disindir menatap Kayra sinis.

"Apa lo? Mau gue gandain ginjal nya" diam, Kayra dan Dara memilih melanjutkan makan daripada berperang mulut dengan ibu hamil.

Raina juga memakan mie ayam nya tanpa berkomentar lagi.

"Wailah sepi amat!" ucap Nathan bersamaan dengan gebrakan meja.

"Sinting lo! Kalo gue keselek gimana?!" pekik Raina terkejut. Untung ia tadi menelan mie ayam nya dengan selamat.

"Batuk batuk lah" Ervin yang gantian menjawab, ke tiga laki laki yang baru datang itu langsung duduk ditempat yang kosong di meja Raina.

"Lah iya juga" Raina bergumam menyadarinya. Eh kok bego?

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang