🌼|30|🌼

2.6K 158 11
                                    

Maapin typo nya
🌻🌻🌻

Dua hari setelah pemberian kado spesial dari Gara untuk Nathan, kini Nathan mengadakan pesta ulang tahun di ha lama belakang rumah Abi, kenapa tidak dirumah Nathan? Nathan malas merapihkan rumah nya lagi nanti.

Abi menolak berkali kali dengan tegas, tapi Nathan tetap kekeuh ingin mengadakan pesta ulang tahun nya dirumah Abi. Dan jadi lah mereka malam ini berkumpul bersama di halaman belakang rumah Abi yang di ubah menjadi tempat pesta meriah.

Seluruh kelas XI IPA diundang. Hingga kini terlihat ramai.

"Gue mau ke kamar mandi dulu" pamit Raina pada teman teman nya.

"Gue anter ya?" Raina menggeleng menolak tawaran Kayra kemudian melangkah sendiri kedalam rumah Abi untuk mencari kamar mandi.

Masuk melalui pintu yang menghubungkan dapur dengan halaman belakang, Raina bertemu dengan anak pemilik rumah. Abi.

"Toilet mana, Bi?" Abi berhenti kemudian menunjuk pintu di dekat tangga.

"Oke makasih" Raina melangkah menuju pintu yang ditunjuk Abi.

Selesai dengan masalah kecil nya, ia bercermin merapihkan kembali riasan wajah nya lalu keluar dari kamar mandi.

"Raina!" panggil seseorang yang membuat Raina berbalik. Dahi nya berkerut, siapa dia?

"Lo gak inget gue? Parah banget si kalo gak inget" Raina semakin bingung hanya tersenyum tak enak.

"Gue Satya, pelaku salah sasaran yang korban nya itu lo"

Deg.

Mata nya membulat, terkejut dan takut.

Melihat ketakutan di mata Raina, Satya langsung berbicara.

"Gue udah bersih dan sehat mental, Rai." Raina masih tak tenang, kakinya mundur perlahan.

"Gu-Gue mau minta maaf soal penusukan Gara waktu itu, dan maaf gue lancang masang cctv di dalam rumah lo" Raina masih diam. Dalam waktu dua bulan, bagaimana bisa orang yang terkena gangguan mental serta ketergantungan terhadap narkotika bisa sembuh dan bersih dengan cepat?

"Karena lo, gue berusaha sembuh karena lo" Raina mendongakan kepala nya terkejut menatap Satya yang seolah dapat membaca apa yang dipikirkan nya.

"Lo-"

"Enggak! Gue bukan cenayang sumpah!" bantah nya seakan mengira kalau Raina berfikir kalau ia adalah cenayang.

"Lah? Yang bilang lo cenayang siapa?" Tanya Raina bingung, pria di depan nya ini mengapa tak jelas sekali?

"Gue kira lo mau bilang kalo gue cenayang" Satya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo beneran udah sembuh?" Satya mengangguk cepat.

"Bersih dari narkoba?" Satya mengangguk lagi.

"Konsumsi obat obatan terlarang lo ya?" hendak mengangguk namun kemudian menggeleng cepat dengan tangan menyilang di depan dada. Terlihat imut jika begini.

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang