🌼|36|🌼

2.2K 145 0
                                    

Maaf atas typo nya:')
~menuju ending, mohon buat para readers aku minta vote nya boleh kan?~

Waktu berjalan dengan begitu cepat, sejak perkataan Vanya di rooftop saat itu, beberapa minggu ini Raina selalu dikejutkan dengan keanehan di sekitarnya.

Entah itu kiriman paket yang mengerikan, surat surat yang mengancam akan membunuhnya dan membunuh orang orang terdekatnya, juga pria berjubah hitam yang sering ia lihat tengah memantau rumahnya. Itu semua terjadi ketika Gara sedang tak dirumah. Papa dan Mama Gara juga sedang ada perjalanan bisnis di London. Ia dirumah hanya bersama pembantu serta penjaga rumah

Minggu lalu, setelah di lakukan nya skorsing Raina langsung di drop out dari sekolah.
Gara masih aman karena prestasi Gara membantu sekolah tersebut juga karena Papa Gara adalah donatur terbesar. Gara sempat murka atas keputusan pihak sekolah yang hanya mengeluarkan Raina padahal dirinya penyebab semua ini terjadi. Tapi saat Raina menjelaskan, Gara akhirnya menurunkan emosi nya dan mengalah.

Siang ini, Raina tengah duduk bersantai di halaman belakang rumah Gara. Hawa yang sejuk dengan matahari yang tak terlalu terik dan juga tak mendung membuat Raina memejamkan mata menikmati hembusan angin yang begitu sejuk.

Kembali teringat beberapa hari lalu saat dirinya memasuki sekolah hanya untuk mengambil barang barang nya yang tertinggal di loker, ia mendapatkan tatapan jijik serta tak percaya dari seluruh siswa siswi SMA Gemintang. Sebenarnya sakit mendengar hampir semua siswi membicarakan nya bahkan merendahkan nya di depan nya langsung. Namun Raina tak terpancing emosi, ia diajari Gara cara menyikapi diri ketika di ejek atau direndahkan. Raina tak boleh terlalu memikirkan hal yang membuat kondisi tubuhnya drop.

Kembali membuka mata, mengedarkan pandangan nya hingga lagi lagi ia melihat hal misterius. Lelaki berjubah hitam itu tengah menatapnya dari jauh namun langsung menghilang saat menyadari Raina tengah menatapnya juga.

Raina jadi gelisah. Jujur saja ia belum cerita pada Gara tentang hal ini. Beberapa hari setelah ia di drop out, Gara memberitahukan nya kalau lelaki itu akan mengikuti olimpiade fisika di Bandung, lelaki itu mewakili sekolah nya. Raina yang tadinya ingin bercerita pun tak jadi. Ia tak mau Gara khawatir dan tak fokus atas olimpiade nya nanti.

Raina bangkit dari duduknya kemudian masuk kedalam rumah yang sunyi, kaki nya melangkah menuju dapur untuk membuat susu yang biasanya ia minum. Selesai membuat nya, Raina duduk dimeja makan lalu menenggaknya perlahan.

Mendesah lega, Raina meletakkan gelas kosong diatas meja kemudian melamun.

Kesepian? Sangat. Raina butuh teman.

Tengah asyik melamun, dering telepon rumah membuatnya kembali sadar dan melangkah menuju telepon tersebut.

"Halo"

"..."

"Iya benar saya sendiri"

"..."

Deg.

"Dirumah sakit mana?"

"..."

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang