Extra Part

6.3K 207 24
                                    

Kembali welcome back!!
🌻🌻🌻

Tiga bulan lalu tepat nya tiga hari setelah dinyatakan nya Raina bertahan.

"Gak becus lo!" wanita berambut pirang menoyor kepala perempuan yang lebih muda dari nya.

"Oh.. Kayaknya lo mau gue cabut biaya rumah sakit ibu lo tersayang, iya?" Menggeleng dengan kuat, gadis muda yang menunduk ini berusaha menutupi tangisan nya.

"Ca, Lo pasti ganti tu obat! Ya kan?!" Vanya, perempuan berambut pirang mencengkram dagu Eca. Ya, Eca!

Eca menggeleng, air matanya keluar.
"TAPI KENAPA DIA MASIH BISA HIDUP?!"

"Cukup, Kak!" ucapnya bergetar. Vanya menatapnya dengan tajam.

"Cukup? Lo mau cukup sampe disini hidup lo?" Nafas Eca tercekat, Vanya biasanya tak pernah main main.

"Lo, tuh, seharusnya bersyukur gue tampung bukan malah khianatin kakak lo sendiri!" tidak! Ini terbalik! Eca yang sering banting tulang dengan bekerja di rumah Gara ataupun mansion Faiz, bukan Vanya!
Vanya yang ia berikan hidup berkecukupan, ini terbalik!

"Apa sih ribut ribut?" suara bariton itu, suara yang membuat Eca merasa sangat terguncang kehidupan nya.

"Adik tersayang lo, mau nyari mati kayak nya," lelaki tersebut tersenyum miring.

Mendekati Eca yang menunduk dan mengangkat dagu Eca agar menatap nya.

"Sayang, kamu kok kayak gitu sih?" dengan lembut Ezzel mengusap rambut hitam Eca.

"Mau bermain?" tawar nya dengan senyum yang sangat menakutkan. Tentu Eca menggeleng, ia tau maksud kata 'bermain' itu.

"Wow, udah berani nolak, ya?"

"Berhentikan biaya pengobatan wanita penyakitan itu," Eca menggeleng mendengar nya, mengapa rumit sekali hidup nya?

"Jangan, Kak." Cicit nya disela isakan.

Kedua kakaknya menatapnya dengan tajam.

"Bercanda, kok," Ezzel mengembangkan senyum mengerikan nya.

"Tolong, Berhenti ganggu kehidupan Raina. Sebagai gantinya, kalian bebas perlakuin aku bagaimana pun,"

"Eits, kalo itu gak bisa. Maaf, ya, cantik."

"Aku mohon, jangan ganggu Raina dan keluarganya lagi, aku mo-"

Plak.

Dor!

"ANGKAT TANGAN!" semua menoleh kearah suara dan terkejut mendapati beberapa polisi serta seseorang yang menatap Eca tak percaya.

"Gue udah duga ini ulah lo," Shey, perempuan cantik yang sepantaran dengan Vanya, menatap Eca penuh kekecewaan.

Eca menggeleng, dada nya terasa sesak saat ini.

"Bawa mereka," titah Shey.

"Kecuali Eca." suara yang terkesan dingin itu, bukan kah itu milik-

"Hai, Ezzel. Kita ketemu lagi," dengan senyum remeh nya, ia menatap Ezzel yang terkejut mendapati nya ada disini, di Indonesia. Bintang Alexi Ardiaz.

Malam disaat dikabarkan nya Raina hampir terenggut nyawa nya, Bintang langsung mencari penerbangan cepat dan sampailah ia beberapa hari lalu.

"Bawa mereka kecuali perempuan itu," tangan nya menunjuk Eca yang kini tengah terkejut.

Tanpa banyak bicara, Para polisi tersebut langsung mengamankan Vanya dan Ezzel.

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang