🌻Prolog🌻

16.3K 631 22
                                    

Brukk.

"Apaan maksud lo bully adik kelas?" tanya perempuan ber rok pendek dengan santai.

"Heh! Apaan maksud lo dorong temen gue?!" tanya balik perempuan ber make up tebal dengan nada tinggi seraya membantu teman nya untuk berdiri.

"Haha, lo tuh pada udah tua bukan nya ngajarin yang bener malah bikin angkatan bawah ancur. Lucu banget sih Kakak kelas yang terhormat." jawab perempuan ber rok pendek dengan menekan kata 'kakak kelas'.

"Udah tau kita lebih tua, ngapain lo dorong dorong?!" tanya perempuan tadi nyolot.

Perempuan ber rok pendek maju mendekat dengan wajah tengil nya, lalu berkata "Mau se-tua apapun lo, kalo lo bertingkah kayak bocah, apa pantes dibilang tua? Lebih pantes dibilang bocah, ngerti gak?" ucap sengit perempuan ber rok pendek menatap kakak kelas nya dengan tatapan mengintimidasi dari atas sampai bawah.

"KURANG AJAR LO!" teriak perempuan yang tadi didorong hendak melayangkan tangan nya untuk menampar namun terhenti karena ditahan.

"Keliatan kan sikap bocah nya, digituin aja baper, gue sih malu," sinis perempuan yang hendak ditampar dengan senyum miringnya.

"Kak, udah" tahan adik kelas yang menjadi korban bully memeluk perempuan ber rok pendek dari belakang.

"Lo gak apa apa?" tanya perempuan ber rok pendek kembalikan badan menatap adik kelas nya.

"Aku gak apa apa. Makasih, Kak" ucap adik kelas nya tersenyum lalu dibalas senyuman juga oleh nya.

"Yaudah sana masuk kelas udah mau bel nih" ucap perempuan ber rok pendek itu di angguki adik kelas nya dan pergi.

Perempuan pembela kembali menatap kakak kelas nya

"Puas lo malu maluin gue?" tanya kakak kelas nya yang diketahui namanya Amel.

Perempuan ber rok pendek meletakan jari telunjuknya di dagu, berfikir. "Sebenernya ini belum seberapa, tapi karena gue laper sampe sini dulu, yaa." ucap nya

Amel mengepalkan tangan nya.

Saat perempuan ber rok pendek hendak melangkah ke arah kantin, langkahnya terhenti karena panggilan seseorang.

"RAINA!" panggil orang tersebut membuat Raina, perempuan ber rok pendek berhenti dan menoleh melihat kedua sahabatnya berlari menuju tempat nya berdiri. Kedua kakak kelas sudah tidak terlihat.

"Apaan?" tanya Raina ketika sahabatnya sudah berdiri disamping nya.

"Ayo masuk, bentar lagi bel." ajak salah satu sahabat nya berambut biru dongker.

"Laperr, kantin yuk!" ajak Raina, kedua sahabatnya berfikir lalu salah satunya mengangguk tapi yang satu hanya diam.

"Aku enggak deh, takut dihukum." tolak Dara, si polos yang belum ternodai pikiran dan tingkah nya.

"Udah ayo," Raina menarik Dara dan Kayra--si rambut dongker--

Sampai di kantin yang tidak terlalu ramai, teman teman Raina sudah mencari tempat untuk menikmati makanan yang di pesan Raina.

"Pesen apa, neng?" tanya mang Dodi--pemilik kantin--

"Yang kayak biasa aja mang, tapi yang satu ga usah di kasih kecap" ucap Raina memesan soto ayam.

"Oke neng, tunggu di meja aja ya nanti mang Dodi yang anterin," ucap Mang Dodi di angguki Raina lalu pergi ke tempat teman teman nya sekarang.

"Pulang sekolah main di rumah Dara ya, Rai." kata Kayra langsung di angguki Raina.

"Ini pesenan nya, Neng." Mang Dodi datang dengan nampan yang penuh, ada tiga mangkok soto ayam dan tiga gelas es jeruk.

"Makasih ya, Mang." ucap Kayra diangguki mang Dodi lalu pergi.

Kondisi meja ini sangat tenang karena Raina tak suka makan dalam kebisingan.

Kriiingg...

Bel masuk berbunyi, dan mereka masih menikmati makanan sampai...

Ctarrr...

Rotan tipis mendarat di meja tepat mereka makan membuat pemilik meja menoleh ke arah orang tersebut

'Yaelah ketos doang,' batin Raina melanjutkan makan nya namun teman teman nya masih menatap sang Ketua OSIS yang keterlaluan tampan walau dengan wajah datar.

"Ngapain masih disini?" tanya Gara, si ketua OSIS.

"Makan bang," sahut Raina santai menyeruput sendok yang berisi kuah ke dalam mulut nya.

Gara memutar bola matanya malas.

"Denger bel, kan? Kenapa masih makan?" tanya Gara masih sabar, teman teman Raina ikut melanjutkan makan seperti Raina.

"Ya karena laper, yakali gue laper mandi." jawab Raina tersenyum miring menatap Gara.

"Masuk kelas sekarang!" ucap Gara meninggikan suaranya satu oktaf

"Sabar bang, Orang sabar pipinya lebar." jawab Raina meneguk es jeruk nya hingga tandas.

"Dah yuk masuk kelas, abang nya galak," ajak Raina berdiri lalu melangkah menuju kelas nya bersama Dara dan Kayra.

Gara hanya menggeleng lalu pergi mencari mangsa lagi, patroli keliling.

|•••|

Votmen
⭐💛

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang