🌼|29|🌼

2.2K 140 14
                                    

Masih banyak typo
🌻🌻🌻

Setelah kabar bahwa sampai nya Bintang di Jerman dengan selamat, seisi rumah tersenyum lega. Tapi mereka juga turut berduka cita atas penumpang yang terkait akan hilang nya pesawat Nam Air sampai saat ini.

Raina baru selesai memasak sarapan untuk Gara, kini setiap pagi yang menyiapkan perlengkapan Gara adalah Raina. Dari mulai sarapan, seragam sekolah sampai air untuk mandi. Kalau yang terakhir itu sebenarnya di tolak Gara, tapi Raina keras kepala.

Sekarang Raina bingung ingin melakukan apa, di jam yang masih pagi ini teman teman nya yang ada di mansion ini sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing. Di dapur tadi ia sempat bertemu Shey, tapi Shey tadi tengah membawa keranjang baju yang baru dicuci dan Shey bilang ingin menjemur baju dulu. Raina kini bosan.

Ayah nya juga belum bangun.

Raina akhirnya memutuskan ke kebun dalam ruangan yang masih gelap karena belum ada matahari.

Meski gelap, Raina masih dapat melihat dengan jelas. Dan terlihat kalau tak ada yang menarik sama sekali di kebun ini. Saat hendak berbalik matanya terpaku dengan pandangan yang ia lihat.

Apa itu...

Bunga tulip kesukaan Bunda nya?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunga tulip kesukaan Bunda nya?!

Raina berlari menghampiri Bunga bunga tersebut. Ini yang menarik perhatian nya.

Ini salah satu jenis tulis kesukaan Ririn pantas saja sangat bercahaya di matanya. Indah sekali.

"Bunda" gumam Raina menyentuh salah satu kelopak bunga tulip didepan nya. Ia jadi merindukan Ririn.

Tidak! Air matanya tidak jatuh lagi. Ia bersedia kuat karena ia tak sendiri kini.

Tengah asik dengan hamparan Tulip yang terlihat terawat, ia dikejutkan dengan usapan bahu yang membuatnya langsung berdiri.

Faiz tersenyum menatap nya.

"Ayah ngagetin" Raina mengusap dadanya perlahan.

"Ayah manggilin kamu dari tadi tapi gak nyautin yaudah ayah samperin eh malah kaget" Raina menyengir. Ia terlalu lari dengan keindahan bunga tulip.

"Kamu udah liat bunga nya?" Raina mengangguk menatap hamparan Bunga tulip.

"Bunga itu udah dirawat lama banget, mungkin dari tiga tahun lalu. Sampe sekarang masih tumbuh dan makin banyak" Raina hanya menyimak apa yang di katakan Ayah nya.

"Bunga kesukaan Bunda kamu," Raina menoleh kearah Ayah nya yang mengatakan itu dengan lirih.

Raina mendekat ke Ayah nya dan memeluknya dari samping.

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang