🌼|10|🌼

4.8K 284 21
                                    

Beep beep
Amatiran lewat maaf sensei🙏🏻

__________

Waktu berjalan cepat, sekarang malam minggu dan sekarang Raina akan menghadiri undangan dari Syahla.

Raina memoles wajahnya tak begitu tebal di depan cermin.
Dirasanya sudah sempurna, Raina mengambil Handphone nya menghubungi Kayra.

Tersambung.

"Ape?"

"Gue udah rapih, jam berapa lo jemput?"

"Gue tinggal pake heels."

"Dara bareng, kan?"

"Iya."

Tut.

Raina memakai flat shoes cantik dengan pita dibagian depan nya.

Terlihat sederhana namun anggun.

Sekarang ia tinggal menunggu jemputan.

***

Kini tiga gadis yang terlihat cantik dengan penampilan masing masing memasuki club yang dimiliki oleh orang tua teman mereka.

Saat baru masuk, ketiga gadis ini disuguhi dengan indahnya dekorasi club tersebut. Walau masih tercium menyengatnya alkohol itu tak menjadi masalah akan ulang tahun yang di rayakan di club ini.

"Happy Birthday, Cantik." Raina memeluk Syahla setelah memberi kalo yang ia bawa.

"Makasih, Rai. Dinikmati yaa acara nya," Raina dan teman teman nya menuju kursi kosong yang ada di sana.

"Wine, Vodka, Beer or Soju?" tawar Kayra pada teman teman nya.

"Aku Beer biasa aja ya"

"Wine boleh deh"

"Kuat lo minum Wine?" tanya suara berat membuat ketiga gadis itu menoleh ke arah suara.

"Meragukan saya?" Raina tersenyum miring. Ia masih membenci Gara, namun laki laki itu selama beberapa hari ini selalu berusaha berdekatan dengan nya.

"Ingin bertanding?" tanya Gara dengan kalimat baku yang membuat Raina berdecih.

"Gak takut, tuh."

Meja yang tadinya kosong sekarang ramai dengan botol botol Wine yang cantik.
Acara ulang tahun yang tadinya hanya merayakan ulang tahun kini menjadi tempat bertanding juga.

"Yang kalah dapet hukuman." ujar Gara tersenyum meremeh.

"Not afraid."

Dara, Kayra dan teman teman Gara memilih tempat duduk yang tak jauh dari tempat Gara dan Raina untuk memantau.

"Serius Raina kuat minum banyak?" tanya Dara khawatir.

"Raina sering minum kok tenang aja" Kayra menenangkan. Kayra tidak berbohong, Raina sering mengajak nya minum tapi selalu Kayra yang ambruk duluan walau banyakan Raina yang minum.

Raina akan mengajaknya minum saat teringat masa lalu dan saat ia mendapat ingatan yang buram.

Pertandingan dimulai. Raina meminum bukan karena ingin menang tapi ia minum juga sambil mengingat masa lalu nya, ditambah menatap manusia brengsek di depan nya membuat nya tambah kalut.

Botol ke 2 sudah terbuka namun belum satupun dari mereka yang sudah mabuk.

Raina memang merasa sedikit pusing namun ia masih sangat kuat, sedangkan Gara yang tidak bereaksi apa apa tengah menatap Raina dengan tersenyum.

"Bentar, gue mau ke kamar mandi." Raina mengangkat tangan nya lalu berdiri menuju kamar mandi dengan langkah yang tidak terlalu sempoyongan.

"Gue mau nemenin Raina, takut tuh anak kenapa napa," Kayra berdiri lalu melangkah bersama Dara.

Ini kesempatan Gara.

"Nath," Gara menyuruh Nathan mendekat.

Setelah Nathan mendekat, Gara membisikkan sesuatu yang langsung ditatap dengan mata membola oleh Nathan.

"Lo serius?" bisik Nathan diangguki Gara.

"Gue gak ikut campur atas kejadian nantinya, ya!" Gara kembali mengangguk.

Kemudian Nathan pergi entah kemana lalu kembali memberikan sesuatu ke Gara.
Ditatap ke arah toilet tidak ada tanda tanda Raina datang, Gara mengambil salah satu botol lalu membukanya dan menuangkan suatu bubuk.

"Lo—" Gara langsung meletakkan jari telunjuknya di bibirnya.

"Kita gak tanggung jawab atas apa yang bakal terjadi selanjutnya." ujar Abi.

"Sans,"

Raina kembali dengan dibantu teman teman nya.

"Lo lama! Lo muntahin ya?" tuduh Gara langsung di pelototi Raina.

"Gak ada bukti 'kan lo?"

"Oke, lanjut!"

Selama ini tidak ada kejadian apa apa sampai di botol ke 4 setengah Raina ambruk duluan serta Gara yang sudah meracau tak jelas.

"Lo kalah, terima hukuman lo." Gara menunjuk nujuk Raina yang masih meletakkan kepalanya di meja.

Jujur tubuh Raina panas saat ini serta kepalanya sangat pusing.

"Panas." gumam nya didengar Gara.
Gara tersenyum miring.

Tubuh Raina mulai bereaksi dengan membuka satu kancing atas nya.

"Rai!" Kayra mendekati Raina namun di tahan Nathan.

"Apaan si lo?! Itu temen gue mulai aneh!" Kayra menepis tangan Nathan yang menahan nya.

"Diem di tempat!" suara berat Gara terdengar.

Kayra yang mendengarnya pun menegang di tempat, tak biasanya ia mendengar suara berat Gara.

"Panashh.." Raina mencepol rambutnya dengan kunciran yang ia bawa.

"Rai, kita pulang yuk." ajak Dara tak berani mendekati karena tatapan tajam Gara.

"Shh... Gue gak kuathh." Raina mendekat ke arah Gara yang sedang tersenyum menatapnya.

"Raina mending kita pulang!" Kayra hendak mendekat namun langsung ditarik Ervin.

"Lo berdua ikut kita." Ervin membawa Kayra dan Abi menarik Dara yang bingung.

Kini tersisa Raina dan Gara.

"Lo... Apain gue?" Raina duduk di pangkuan Gara sembari bergerak menggesekkan intinya yang gatal pada paha Gara.

"Gue naro obat perangsang tapi kayaknya kebanyakan deh, Rai" ucap Gara terkekeh sembari menyelipkan rambut ke belakang telinga Raina, di tambah ia menggigit kecil telinga Raina.

Raina kembali mendesah.

"Bawah gue gatel.. Ahh.."

"Mau gue bantu?" tanya Gara yang mulai ikut panas karena ia tadi tak sengaja meminum botol yang ia beri obat. Bodoh.

Raina mengangguk saja.

Gara langsung menggendong Raina menuju kamar yang tersedia.

Raina diletakkan di ranjang kemudian Gara mengunci pintu.

"Shh... Gara disini panas." Raina membuka sendiri dress nya karena merasa panas.

Gara yang melihat tentu saja terpancing.
Gara mendekat kemudian mencium bibir Raina dengan rakus.

"Malem ini lo bakalan ngerasain kenikmatan dunia, Rai." suara serak Gara terdengar jelas di telinga Raina karena Gara sedang beralih ke leher.

"Ahh..."

Dan terjadilah pokpokcoy.
Bercanda.

Malam ini penderitaan Raina akan bertambah. Akan kah Raina kuat melaluinya?

Entah.

****


Ini saya ngetik apa heh?!
Astatang.
Maaf 😭🤣
🌼❤

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang