Typo banyak hiks!
Saling bersitatap dengan teman teman nya, perempuan itu kemudian berdiri dan melangkah ragu.
Beberapa detik lalu, namanya di panggil melalui mikrofon pemberitahuan. Tentu saja ia terkejut dan juga bingung. Selama beberapa bulan ini ia tak pernah membuat masalah lagi tapi ia kini dipanggil ke ruang BK.
Dengan ragu, Raina membuka pintu ruangan yang berisikan guru yang tengah menatapnya tajam serta wali kelas nya.
"Duduk" Raina langsung menempelkan bokong nya pada kursi yang terdapat di depan guru tersebut.
"Langsung ke dalam masalahnya saya ya, Raina. Apa benar kamu sekarang tengah mengandung?"
Deg.
Detakan jantung nya berpacu dua kali lebih cepat. Ia harus jawab apa?
Kepalanya mendongak menatap guru tersebut.
"Saya-"
Brak.
Lelaki dengan nafas yang masih tak beraturan baru saja mendorong pintu dengan sangat keras membuat seisi ruangan menoleh padanya.
"Ada apa Gara?" Gara mendekat dengan mata menatap Raina yang tengah ketakutan.
"Saya cuma mau nemenin Raina, Bu" guru tersebut menggeleng.
"Tidak perlu, ini masalah Raina dengan sekolah. Silahkan keluar dari sini" kini Gara yang menggeleng.
"Masalah Raina, masalah saya juga"
"Jadi benar kamu sekarang mengandung dan itu anak Gara?" keringat dingin menetes dari kening nya. Kenapa guru ini sangat cepat menyimak?
"Ya, Raina mengandung anak saya" tentu saja yang mendengar terkejut termasuk Raina.
Raina menggeleng menatap Gara. Apa Gara tak berfikir apa yang ia katakan dapat berdampak buruk bagi kedepan nya nanti?
"Itu benar, Raina?" wali kelas nya menatap Raina kecewa. Raina diam dengan kepala tertunduk.
"Jadi kalian juga sudah menikah?" Gara mengangguk santai. Tadi saat mendengar nama Raina terpanggil ia dengan cepat berlari keluar kelas menuju tempat ini. Dan benar apa kata hati nya, Raina diintrogasi tentang kehamilan.
Guru tersebut menuliskan sesuatu di buku nya kemudian memberikan nya kepada Raina dan Gara.
"Surat pemanggilan orang tua kalian, dan saya akan menetapkan skorsing untuk kalian berdua. Silahkan kembali kedalam kelas" Raina berdiri namun Gara menahan nya.
"Bisa kasih tau kita gak Bu, siapa yang lapor?" Guru tersebut menggeleng.
"Kami menjaga yang melaporkan" Gara mengangguk memaklumi kemudian keluar bersama Raina membawa Raina menuju rooftop.
Sampai di rooftop yang sepi, Gara langsung membawa Raina kedalam pelukan nya. Ia tau Raina masih terkejut karena ini diketahui terlebih dahulu oleh sekolah.
"Aku udah tau kalo ini semua bakal terjadi, tapi aku gak nyangka aja bakal secepat ini" Gara mengusap lembut rambut Raina.
"Aku masih mikirin siapa yang laporin ini" Raina melepaskan pelukan Gara kemudian menatap netra coklat tua Gara.
Raina ikut berfikir, tidak mungkin teman teman nya ataupun teman teman Gara kan? kecuali... Amel.
Matang membulat saat nama Amel melintas di fikiran nya.
"Amel" keduanya mengatakan bersamaan. Amel? Mungkin saja bukan?
"Wow! Ada pasangan yang lagi bingung ni" menoleh bersamaan ke arah suara mendapati perempuan yang selalu mengajak nya berperang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA [End]
Подростковая литература[Completed] [Sedang Revisi] Follow sebelum membaca. Tekan bintang di setiap part nya. Salam dari saya pacarnya mark lee (◍•ᴗ•◍) •••• "Disekolah gayanya bad eh di rumah sad" ___ Raina Zoya Raveena. Nama 'Raina' biasanya identik dengan penyuka hujan. ...