🌼|7|🌼

5K 336 10
                                        

Sungguh membosankan bukan di pagi yang terik ini ia masih berdiri mendengarkan entahlah itu ceramah atau nasihat dari Kepala Sekolah yang sungguh membuat wajah Raina memerah terbakar matahari pagi.

"Lama banget," Raina membengkokkan lutut nya menjadi posisi jongkok untuk menghalangi matahari yang menyinarinya.

"Ah, gue juga pegel." Kayra ikut berjongkok.

Dara yang ada di depan mereka tidak bergerak sedikitpun. Ia pernah bilang pada teman teman nya kalau matahari pagi itu bagus tapi teman teman nya tak mengindahkan ucapan nya.

Masih nyaman dengan berjongkok, tiba tiba dehaman berat membuat mereka menoleh.

"Ekhem," Kayra dan Raina menoleh bersama.

Lagi lagi Ketos yang rusuh, bagi Raina.

"Bangun." titah Gara datar.

Raina dan Kayra berdiri malas malasan.
Gara melangkah pergi dari barisan Raina.

"Rusuh lo!" celetuk Raina tak suka wajahnya terpapar matahari lagi. Gara yang mendengar tak mengindahkan sama sekali.

Tak lama kemudian upacara selesai dan semua murid dibubarkan.

Raina, Kayra dan Dara menuju kantin karena memang sudah biasa saat selesai upacara mereka selalu melangkah ke kantin untuk menyegarkan diri dan mata.

"Aqua botol tiga, Mang." Kayra memesan lalu menuju meja manapun bersama Raina dan Dara.

"Ini, Neng." Mang Dodi membawa tiga Aqua botol ke meja Raina.

"Nih Mang, makasih " ucap Dara setelah membayar semua nya.

Mereka memang suka begitu, katanya biar impas bergilir saja untuk traktir.

"Ahh, mantap."

"Korban TokTok." Raina menempelkan botol Aqua nya yang dingin ke pipi Dara.

Dara kembalikan Aqua tersebut ke pipi Raina. "Kamu juga!"

Raina menyengir imut.

"Mau sarapan sekalian gak lo pada?" tawar Raina karena ia juga tak sempat untuk sarapan sebab sudah hampir terlambat.

"Ma-

Kringg...

"Dahlah, benci banget sama bel " Raina kesal setiap hari ia terganggu karena bel sialan ini.

"Udah ayo masuk kelas keburu ada si rusuh," Ajak Kayra berdiri diikuti Raina dan Dara.

Saat perjalanan tak jarang ketiga gadis manis ini tersenyum balik menyapa, baik adik kelas atau pun kakak kelas.

Sampai di depan kelas, setan dalam tubuh Raina tiba tiba memberontak, membuat Raina malas masuk kelas.

"Bu Ririn, kan?" tanya Raina berhenti melangkah. Kayra dan Dara berbalik menatap Raina.

"Iya, ada materi yang mau di bahas buat ujian dua minggu lagi katanya." jelas Dara, Raina menghembuskan nafas

"Gue gak dulu deh ya, ngantuk." Raina melangkah menjauhi kelas. Dara dan Kayra hanya menatap bingung sosok Raina yang perlahan hilang di telan dinding.

"Kamu gak ikut, Kay?"

"Gak ah, gue lagi mau pinter."

Di tempat lain, Raina melangkah menuju rooftop.

Sesampai dirooftop yang ia kira bisa menenangkan pikiran nya ternyata salah, ada makhluk lain selain dirinya yang ada di rooftop itu.

Gara.

Raina berdecak ingin berbalik pergi dari rooftop namun terhenti karena Gara.

"Sini, gue gak gigit jadi santai aja." ujar Gara, Raina memutar bola matanya malas.

"Gak." Raina melanjutkan langkahnya namun terhenti lagi karena Gara menahan lengan nya.

Raina sontak langsung menepis hingga tangan Gara tak lagi memegang lengan nya.

"Ada yang mau gue omongin sama lo."

Raina sedikit tertarik karena ia juga ingin membicarakan sesuatu.
Mereka kembali ke tempat Gara duduk tadi dengan bersebelahan menatap jalanan kota Jakarta yang penuh karena kendaraan yang berbaris.

Saling diam sepersekian detik kemudian Gara berdeham.

Raina tetap menatap lurus.

"Pertumbuhan lo lancar?" Raina menaikan satu alis nya menatap Gara. Basa basi macam apa itu?

Melihat Raina yang tak menggubris nya, Gara langsung ganti topik.

"Sebentar lagi lomba olahraga antar sekolah." Raina menoleh

"Terus?"

"Gue nyalonin lo buat ikut atletik mewakili sekolah kita buat bulan depan." Raina membulatkan matanya.

"Heh! Gila lo? gak mau gue!" bantah Raina sambil berdiri.

"Ya tapi gimana lagi? Gue udah masukin nama lo buat ikut atletik." jawab Gara santai menatap Raina.

"Ya hapus dong! Pokoknya gue gak mau ya, Ra." kekeuh Raina.

"Ra Ra Ra, Gue laki laki woy!" bantah Gara tak terima.

"Ya terus?"

"Jangan panggil Ra, panggil aja sayang," Gara mengedipkan satu matanya

Raina memalingkan mukanya merasa mual.

"Back to topik, pokoknya gue gak mau." ucap Raina menekankan.

"Kalo lo nolak, lo harus mau jadi pacar gue."

Apa apaan ini?!

"Dih? Ogah banget! Yaudah tuh masukin nama gue atletik doang!" Raina pasrah daripada ketularan gila?

"Nah gitu, dong." Gara mengulurkan tangan nya untuk mengelus rambut Raina namun langsung di tepis dengan kasar.

"Tangan lo banyak dosanya jangan pegang pegang rambut mahal gue!"

Setelah perkataan itu keduanya hanya diam, tak lama Raina membuka percakapan baru yang membuat Gara mengernyit bingung.

"Apa yang lo mau tau dari kehidupan gue?"

"Hah?"

"Gausah Hah Hah segala, lo ngintai gue kan?"

***
Ku ga pandai bikin problem:(
ini gajelas banget sumpah😭
Yamaap:)

Votmen nya makasih🐣♡

RAINA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang