3. Yes or No?

24.6K 2.4K 271
                                    

HAPPY READING

Disisi lain, Aleasha berada di kabin sedang membantu seorang wanita paruh baya menyandarkan sandaran kursi.

Sayup-sayup terdengar suara microphone di area kabin. Dipastikan akan ada yang berbicara atau memberikan informasi. Palingan pilot atau flight attendant bakal memberitahu ketinggian pesawat.

"Makasih ya nak," ujar wanita paruh baya itu usai Aleasha membantunya

Aleasha mengangguk ramah. "Sama-sama Ibu, kalau butuh bantuin panggil kami aja ya. Pasti di bantu kok, kenyamanan penumpang prioritas kami,"

"Iya nak,"

Aleasha pamit kepada wanita itu. Baru ia memutar tubuhnya, tersiar informasi dari cockpit. Dari suaranya ia hafal sekali, suara Leo.

Aleasha mendengarkan tiap kata yang Leo lontarkan. Jujur, Aleasha panik saat ini mengingat sebelum take off Leo bicara akan melamarnya di pesawat. Apa ini saatnya? Nggak. Aleasha nggak mau. Please jangan sekarang.

"Penumpang kami yang terhomat, saat ini kita sedang berada di ketinggian 36.000 kaki. Izinkan saya melamar perempuan yang 36.000 detik lalu saya temui. Orang itu adalah Aleasha Prameswari. Tepat 10jam yang lalu saya bertemu dengannya, sedang menangis di kursi tunggu karena diselingkuhi oleh mantan kekasihnya. Saat itu juga, saya tidak suka melihat dia menangis. Untuk itu, izinkan saya mengobati luka di hatimu dengan cara menjadi kekasih halalku. Aleasha Prameswari, yes or no?"

Aleasha terdiam mencerna perkataan Leo.

Tak lama, terlihat postur tegap tubuh Leo melangkah menghampiri Aleasha. Aleasha terkejut bukan main, Leo membuktikan perkataannya tadi. Atensi penumpang kini beralih menatap Aleasha dan Leo. Tak sedikit yang ikut terkejut dengan aksi sang pilot.

Leo melihat satu persatu penumpang Star Airlines. "Mohon izin semuanya, maaf jika merasa terganggu. Sebentar doang kok, nggak sampe lima belas menit tergantung jawaban dari calon saya. Bantu calon saya biar nerima lamarannya,"

Oke. Leo sudah berdiri di hadapan Aleasha yang menutup wajahnya malu. Tangan Leo terulur menyingkirkan tangan Aleasha yang menutupi wajah cantik gadis itu. "Nggak usah ditutupin, cantiknya nggak keliatan." Kata Leo dengan nada datar. Aleasha sendiri yang mendengarnya nggak ngerti ini gombalan apa bukan.

Netra Aleasha langsung bertabrakan dengan mata coklat terang milik Leo. Tatapan mereka terkunci selama beberapa detik hingga akhirnya Leo berdeham menyadarkan lamunan.

Leo terdiam sebentar, ia membasahi bibirnya sebelum berucap. "Kamu pasti dengar apa yang saya katakan tadi. So, will you marry me?" Ia menunjukkan sebuah cincin yang terselip di kotak kecil beludru merah.

Para awak kabin ikut menyaksikan bagaimana Leo menyatakan sebuah kata mengajak nikah kepada salah satu rekan mereka, Aleasha.

TERIMA!!

TERIMA!!

TERIMA!!

Sorak penumpang bertepuk tangan. Bagi mereka, ini pertama kali mereka menyaksikan seorang pilot melamar pramugari di pesawat.

Tatapan Leo ke Aleasha terlihat tulus. Pastinya, pria itu sangat mengharapkan jawaban Aleasha sesuai dengan ekspektasi nya.

ALEA TERIMA AJA, KALO DITOLAK GAPAPA SIH , KAPTEN LEO BUAT GUE HAHAHA

KAPAN LAGI DAPET BERLIAN

LUMAYAN LE BUAT MEMPERBAIKI KETURUNAN

36.000FTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang