HAPPY READING
"Damn, you're so pretty."
Leo mendesis, terperangah melihat Aleasha yang memakai salah satu gaun yang akan dipakai pada acara nikahannya nanti.
Pria itu seperti di hipnotis, Leo reflek melangkah mendekati Aleasha, pandangannya tidak putus dari gadis itu. Tangannya membelai lembut pipi kemerahan milik Aleasha, lama-kelamaan sentuhan Leo menurun mengelus bahu Aleasha yang terbuka. "Can i marry you tommorow? I can't take it anymore." bisik Leo.
Aleasha merasa ini bukan Leo, dia tampak seperti pria cabul. Leo asli tidak akan sembarangan berani menyentuh nya. Aleasha mendorong tubuh Leo dari hadapan nya. "Are you horny?"
"Tidak. Saya hanya tidak sabar menunggu hari pernikahan kita."
"Bohong. Kamu pasti nikahin saya karena-" Aleasha menutupi gaun yang mengekspos lekuk tubuhnya. "Ah, saya jadi takut sama kamu."
"N-no, jangan takut. Alea, maaf ya saya gak sopan dan bikin kamu jadi takut." Leo memeluk Aleasha menenangkan. "Abisnya cantik banget sih," gumam Leo, masih bisa di dengar oleh Aleasha.
Aleasha sengaja melepaskan rengkuhan Leo, karena tidak kuat berlama-lama di dekap Leo. Bisa-bisa kedengeran detak jantungnya yang berdegup tak beraturan. "Dan sekarang modus peluk-peluk saya?"
"Astaga, gak gitu,"
"Gimana, Alea? Cocok sama gaun nya?" Aruna baru kembali dari toilet.
Mata Aleasha memincing kesal ke Leo.
Aruna memperhatikan gelagat pasangan tersebut. "Kalian kenapa?"
"Gak apa-apa, Bun." ujar Leo tersenyum tipis.
"Yakin?"
"Eum, Bun, aku kayaknya kurang srek sama gaun ini-"
"Itu cocok! Cocok kan, Bun? Aleasha cantik banget pake ini."
Aruna memutar-mutarkan tubuh Aleasha, ia menilai gaun tersebut. "Iya, cocok kok. Pantes di tubuh kamu."
Aleasha sebenarnya merasa nyaman dan cantik ketika memakai gaun nya, tetapi reaksi Leo yang membuatnya ingin ganti gaun yang lain. "Yaudah, gaun nya yang ini aja Bun."
"Oke. Sekarang Leo yang pake jas. Setelan nya udah ada di fitting room,"
Leo melangkah memasukki fitting room yang sama saat Aleasha masuki untuk memakai gaun.
Setelah menunggu beberapa menit, Leo keluar dari fitting room dengan jas yang melekat di tubuhnya.
"Rambutnya di benerin dong Leo, biar makin ganteng," komentar Aruna mengoreksi penampilan calon mantunya.
"Dia gak bisa sisiran atau rapiin rambut, Bun." Aleasha menyeletuk, ia bergerak menata rambut Leo yang berantakan.
"Terus kalau kerja siapa yang nyisirin? Kan pilot mesti rapih dari atas sampai bawah,"
"Mama." Leo hanya bisa mengoleskan pomade, tetapi tidak bisa membentuk gaya rambut. Itu sebabnya ia malas sisiran. Kalau kerja, Rini yang akan turun tangan. Sering sekali, Lio meledeknya karena tidak bisa sisiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
36.000FT
Teen Fiction✈️ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya seorang pilot melamar pramugari di ketinggian 36.000 kaki diatas permukaan laut? Entah tanya saja pada Leo Chandra Winata. "Penumpang yang terhomat, saat ini kita sedang berada di ketinggian 36.000 kaki. Izin...