Part 33

9.2K 549 36
                                    

HAPPY READING


Leo mengekori dibelakang Aleasha dari satu toko ke toko lain. Tidak pernah lelah Aleasha mengitari pusat perbelanjaan. Mungkin karena ini pertama Aleasha diperbolehkan keluar rumah pasca ia keguguran. Aleasha dinyatakan telah pulih oleh dokter beberapa hari lalu.

Leo membuka tiga kancing kemeja teratasnya saking ia kepanasan campur lelah, padahal di mall itu memakai AC. Ingin sekali Leo melambaikan tangan pada kamera.

Aleasha memilih baju tidur dress bewarna magenta. Ia memutar badan jadi menghadap Leo. "Mas—"

Karena tinggi Aleasha hanya sebatas leher Leo, matanya pertama kali langsung mengarah ke buliran keringat yang menetes dari leher hingga turun ke belahan dada Leo yang sedikit terlihat.

Tanpa jijik Aleasha mengusap keringat pelipis dan leher Leo. "Saya bilang pakai kaos biasa aja, ngapain ke mall pakai kemeja? Formal banget kayak gaya bicara kita."

Leo menaikkan alisnya. Memang ada yang salah dengan gaya bicaranya? Biasa aja tuh.

Aleasha memutar badan Leo dan benar saja, keringatnya rembes. "Mau beli kaos aja, Mas? Punggung kamu udah mulai basah sampai kemejanya nyeplak. Ganti aja, ya?"

Ia menggenggam tangan Leo membawanya ke bagian pakaian laki-laki. Aleasha jatuh cinta pada kaos warna army polos, cocok di kulit Leo. Segera ia cari ukuran yang sesuai untuk suaminya.

"Yang simpel aja, bahannya adem kok. Saya bayar dulu, kamu tunggu di depan fitting room biar langsung ganti baju."

Jadilah Leo ditinggal Aleasha ke kasir. Ia langsung mencari-cari ruang ganti.

Tidak perlu mengantri lama sebab hari ini week day, jadi lumayan sepi dibanding akhir pekan. Ia mengeluarkan kartu debitnya.

"Totalnya jadi 299.000, Kak." ucap si pegawai kasirnya sembari menerima kartu debit Aleasha.

Selesai pembayaran ia membawa paperbag berisi kaos yang sudah dibayar ke ruang ganti. Ia jadi kasihan melihat muka Leo melas sekali seperti anak ilang. Pasti dia capek.

"Ini, kamu ganti baju sana." Aleasha menyerahkan paperbag ke Leo.

"Ayo, kamu ikut."

"Eh!" Aleasha melirik ke penjaga ruang ganti. Leo sepertinya paham isyarat Aleasha.

Leo menggaet Aleasha sambil menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya. "Kami sudah nikah, dia istri saya."

Aleasha sudah memberontak tetapi genggaman Leo semakin kuat. "Mbak! Maaf ya, suami saya ribet."

Penjaga ruang ganti bingung bertindak apa, jadi ia membungkuk saja.

Leo memilih ruang ganti paling ujung. Ia langsung duduk di kursi yang tersedia. Akhirnya, pantatnya bisa istirahat. Kakinya bisa selonjoroan. "Haus...,"

Aleasha mengeluarkan air mineral dari tas. "Ini minum air putih, saya bawa dari rumah."

"Adem disini," Leo mendongak ternyata ada saluran udara dingin diatas kepalanya.

36.000FTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang