Part 37

4.8K 348 18
                                    

HAPPY READING

kalau bingung/lupa, better baca part sebelumnya karena masih nyambung.

double up?

or

triple up?

mumpung ada stok🤠

***

"Kok ninggalin? Mas dicariin Bunda, belum ketemu Bunda ya tadi? Malah Jeni yang kesenangan ketemu kamu. Tadi laporan katanya Jeni mau kamu cium ya? Sejak kapan Mas gak normal?" Aleasha bersedekap memperhatikan Leo yang bersandar di kepala ranjang. Mendengar pernyataan Jeni terkait Leo yang ingin mencium Jeni, sekujur badan Aleasha sampai merinding.

Leo sampai hilang fokus baca artikel semenjak mendengar fitnah dirinya ingin mencium Jeni? "Demi Tuhan, enggak! Kepedean itu bencong. Ngalingin jalan saya tadi." Ia klarifikasi kejadian yang sebenarnya terjadi.

Aleasha menghela nafas. "Terus kenapa Mas ninggalin? Ayah juga tiba-tiba gak ada." Ia meletakkan cokelat berbentuk hati di atas nakas.

"Mas mau mandi sekarang apa saya duluan? Biar disiapin air sama bajunya." Aleasha membuka lemari mengambil baju ganti untuknya dan untuk Leo. Di rumah orang tuanya dan di rumah orang tua Leo selalu ada beberapa baju ganti jika sewaktu-waktu menginap.

"Tiba-tiba mau makan seafood deh. Nanti malam yuk, Mas! Bunda juga gak masak, kita ajak aja sekalian ya?" Aleasha duduk di tepi ranjang.

Tersadar pertanyaannya tidak dijawab, ia mendekatkan wajah ke ponsel Leo agar lebih jelas apa yang sedang Leo lakukan sampai tidak mementingkan istrinya.

Kalau gak nonton berita, ya baca berita. Aleasha menggelengkan kepalanya.

"Mas, ih!" Aleasha bergelayut ke lengan Leo. Ia mengelus dagu Leo. Di isengin bagaimanapun tetap saja suaminya sok cool dan mendadak diam seribu bahasa.

Mending makan cokelat biar suasana hati Leo yang memburuk tidak menular padanya. Ia menawarkan pemberian dari tetangga depan.  "Mau cokelat dari—"

"Dari siapa? Suamimu aja gak dikenalin ke dia. Mana saya tau namanya. Seru banget ngobrol bahasa Jaksel, saya juga bisa bahasa campur-campur begitu!"

Cokelat yang hampir Aleasha lahap, tidak jadi masuk kedalam mulut usai mendengar cerocosan Leo. Ia malah tersenyum. "Hmm, enak banget."

Leo menatap sinis sambil berdecih. "Saya juga bisa beli cokelat itu yang banyak buat kamu."

"Cobain dulu nih. Aaaa.."

Leo membungkam mulutnya.

"Serius gak mau?"

Masih menutup mulut.

"Ngambek nih ceritanya?"

Leo menghela nafas panjang. "Ya, begitulah."

"Ngambek apa jealous?"

"Kalau gak karena jealous ya gak akan ngambek." Leo memutar bola matanya.

36.000FTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang