Part 39

8.7K 482 44
                                    

HAPPY READING


Leo hanya bisa menghela nafasnya usai membaca pesan dari Aleasha yang isi intinya Aleasha tidak mau kru lain mengetahui status mereka.

Walaupun dulu Leo dan Aleasha sempat viral karena Leo melamar Aleasha di pesawat, namun sekarang sudah mulai redup atau mungkin tidak ada yang menyadari bahwa yang di video viral pilot dan pramugari itu adalah Leo dan Aleasha.

Seperti biasa sehabis selesai tugas, satu set kru foto bersama untuk kenang-kenangan. Dua pilot yang berbeda pangkat duduk di bangku penumpang dan kabin kru berdiri di belakangnya.

Aleasha yang terlampau senang satu jadwal sama Rey—salah satu pramugara yang dekat dengannya sebagai teman, ia mau berfoto bersama dengan Rey.

"Capt, tolong fotoin kami berdua ya." Rey menyerahkan ponselnya ke Leo. Aleasha memukul bahu Rey, ia tahu Rey pasti sengaja. Satu-satunya kru yang mengetahui status pernikahannya adalah Rey.

Leo mengangkat satu alisnya, terlanjur menerima ponselnya Rey, Leo akhirnya jadi fotografer mereka.

Pose pertama, terlihat formal.

Pose kedua, tangan Rey mulai merangkul pundak Aleasha.

Pose ketiga, tangan Rey masih tetap merangkul pundak, bedanya tangan Aleasha memeluk di pingang Rey.

Saat hendak pose keempat, Leo sudah menyerahkan ponsel ke pemiliknya tanpa sepatah kata.

Bukan hanya momen itu saja Leo merasa panas. Dari turun pesawat sampai kru tiba di hotel, Aleasha terus berceloteh ke Rey dan sesekali tertawa. Oke fine, Leo diabaikan hari ini.

Aleasha dapat kamar paling ujung, kamar Leo berjarak satu kamar dari kamar Aleasha.

Leo perlu mandi untuk mendinginkan kepalanya. Ia masih tidak paham alasan Aleasha mendiamkannya.

Disisi lain, Aleasha dan Rey sudah berjanjian ingin ke Alor Streetfood di Bukit Bintang. Jaraknya cukup jauh dari hotel yang masih sekitar bandara.

Aleasha melepas sanggulan dan menggerai rambut panjangnya. Ia tidak mandi dulu hanya berganti baju saja. Aleasha berniat mandi sepulangnya berkeliling Kuala Lumpur.

Karena riasannya masih on, Aleasha tidak perlu retouch banyak. Hanya bedak, merapikan alis dan memakai lipstik.

Bel kamarnya berbunyi, pas sekali Aleasha sudah siap. Ia memakai tas selempang dan sepatu sendal yang dibawa.

Aleasha membuka pintu. Bukan Rey yang berdiri didepannya, melainkan Leo yang memakai kaos dan koloran saja. Seperti sudah siap untuk tidur.

Menatap istrinya berganti baju pergi, memakai tas, memancing kekesalan Leo. "Mau kemana kamu?"

Kepala Aleasha melongok keluar memastikan tidak ada kru yang mendengar, satu koridor ini berisi kru Star Airlines semua.

Leo mendorong pelan Aleasha sehingga posisi Leo sekarang masuk ke dalam kamar Aleasha.

"Kita perlu bicara, Aleasha. Sebenarnya kamu kenapa? Telepon saya gak diangkat, pesan gak dibalas. To the point, saya gak suka kamu tiba-tiba diemin saya gak jelas." Leo duduk di ranjang dengan dua tangan di belakang untuk menopang badannya.

"Mood saya jelek. Maaf kalau kamu jadi imbasnya."

"Karena apa? Kamu haid?"

"Pertama, lemari pakaian kamu berantakan ulah siapa? Saya liatnya aja udah mau nangis. Capek kasih tau kamunya bikin saya harus ngelipat ulang baju-baju kamu. Saya bilang berkali-kali kalau mau ambil pakaian tangan sebelah kiri angkat baju bagian atas yang mau kamu ambil, tangan kanan buat ambil baju yang mau dipake."

36.000FTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang