Part 40

4.6K 421 64
                                    

HAPPY READING



Nungguin yaaaaaaa??



Aleasha menunggu Leo pulang bukan dirumah mereka, tetapi dirumah orang tua Leo. Semalam ia menginap dirumah mertua karena suruhan Mama mertuanya, mengingat Leo sedang bekerja dan Aleasha sendirian dirumah.

Selama sepuluh hari tidak bertemu, Aleasha terus mengirimkan pesan kepada Leo. Takut ada cewek modelan Cindy part 2, alias si pramugari gila. Aleasha mengakui adanya sisi gelap sebagai kru pesawat, tetapi tidak semua kok. Lagipula, zaman sekarang apapun pekerjaan pasti ada sisi gelap kesempatan untuk seperti itu.

Aleasha pernah diajak menjalin hubungan dengan pilot single atau yang sudah menikah bahkan, sewaktu masih pacaran dengan Rafa, namun ia menolak. Sebenarnya tergantung pribadi masing-masing, kalau tahu itu salah dan menyimpang seharusnya tidak dilakukan. Aleasha pure berangkat bekerja untuk melayani penumpang, tanpa melayani supirnya selepas usai bekerja.

Sekarang sudah berbeda kalau captain dalam suatu perjalanan adalah suaminya sendiri, apalagi sampai stay di kota tujuan. Sampai di hotel, Aleasha auto mode menjadi istri. Pasti ada aja akal-akalan Leo supaya bisa sekamar, padahal setiap masing-masing kru punya kamar sendiri.

"Loh, masih duduk disini? Leo pulang jam berapa?" ujar Rini menemui Aleasha yang duduk di teras rumah dari jam 8 pagi, sekarang sudah hampir jam sepuluh.

"Mas Leo udah di mobil perjalanan kesini langsung dari bandara, Ma." Aleasha membenarkan cara duduknya karena mama mertua kini duduk di kursi sebelahnya.

"Pa, kalau mobilnya masih rusak-rusak juga jual aja." Rini memperhatikan suaminya mengotak-atik mobil sedan tua.

Aleasha tidak sendirian diluar, sedari tadi ditemani Papa mertua yang sibuk dengan mobil klasik miliknya. Mobil tersebut asing dimata Aleasha. Diantara mobil-mobil milik keluarga Leo, mobil klasik ini baru Aleasha lihat pagi tadi.

"Jangan lah. Mobil dari jaman kita pacaran sampai udah mau punya cucu, masa mau dijual?" sahut Yuda yang masih sibuk sendiri dengan mobilnya.

Mata Rini membola. "Baru keluar dari bengkel, sekarang apanya lagi yang rusak?"

"Bukan rusak. Ini lagi nge lap-lap aja biar kinclong."

"Awas ya rusak lagi."

Rini beralih kepada Aleasha, ia sedikit menyerongkan badannya supaya lebih enak berbicara. . "Lama ya gak ketemu Leo? Keliatannya gelisah gitu."

"Lumayan, Ma. Sepuluh hari."

"Sabar-sabarin ya. Mama awalnya gak setuju Leo jadi pilot. Disuruh Papa nya nerusin usaha orang tua gak mau. Papa punya perusahaan sawit, kebun dan pabrik pengolahan sawit, Leo bebas mau milih yang mana tapi anaknya gak mau, tetap kekeuh dengan cita-citanya. Mau gak mau, adiknya-Lio, nerusin usaha Papa. Sayang kan, PT udah besar, siapa lagi yang mau nerusin kalau bukan anak?"

"Mungkin Mas Leo mau berdiri di kakinya sendiri, Ma. Ada tipe anak yang mengandalkan usaha orang tuanya sebagai pewaris, ada juga yang merintis dari nol."

"Iya bener. Mama tetep bangga sama Leo."

Baru saja anaknya di omongin, Leo sudah tiba di depan rumah diantar mobil maskapai. Aleasha sungkan ingin berlari dan memeluk Leo karena ini dirumah mertua. Sebisa mungkin ia kalem tetap duduk cantik di kursinya walau hati sudah bergejolak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

36.000FTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang