HAPPY READING
"Lo yang dilamar kenapa gue yang seneng ya? Cowok kayak Leo masih ready stok gak sih?"
Shilla berbicara pada Aleasha yang sedang membersihkan make up. Mereka berdua selalu sekamar hotel jika habis terbang jarak jauh.
"Jujur, gue kaget sih. Secara lo sama Leo sebelumnya gak ada hubungan apa-apa, cuma sebagai partner kerja, terus tiba-tiba- kita semua digemparkan dengan Leo ngelamar lo." Shilla menggelengkan kepala tidak percaya.
"Gimana perasaan lo?"
Aleasha merotasikan mata jengah. Ia malas meladeni ucapan Shilla yang tidak ada berhentinya. Rasanya Aleasha ingin segera tidur, badannya remuk dan pegal. Di pesawat, Aleasha tidak bisa tertidur karena ulah Leo.
"Berisik lo, ah!" sungut Aleasha melempar kapas ke arah Shilla, lalu ia menyambar handuk.
"Ih, Jorok!!" jijik Shilla membuang kapas tersebut.
"Makan tuh daki muka gue!" pekik Aleasha dari kamar mandi.
Aroma essential oil yang berasal dari bath bomb membuat tubuh serta pikiran Aleasha menjadi rileks. Kakinya mengayun di dalam bath up. Seluruh badannya tertutupi busa menyisakan bagian kepala.
Cukup penat mengingat kejadian kemarin. Aleasha putus dari Rafa dan setelah itu dilamar oleh pilot, entah ia harus senang atau sedih.
Aleasha menghirup dalam wangi essential oil yang menyeruak di hidungnya. Matanya terpejam.
"Keputusan yang gue pilih menerima Leo jadi pendamping hidup gue itu bener apa salah ya?" monolognya.
"Gue takut keputusan gue ini salah, gue nggak mau sesuatu yang gak gue harapin terjadi nantinya."
Percayalah, ini sudah takdir Tuhan. Tuhan yang mengendalikan dan membuat keadaan ini. Dimana Aleasha harus memilih keputusan yang cukup berat baginya, sebab menyangkut masa depan. Semoga saja, keputusan terdesak yang ia pilih akan membuahkan hasil yang baik.
Lima belas menit sudah Aleasha berendam. Hampur saja gadis itu tertidur di bath up kalau bukan gedoran pintu kamar mandi yang menyadarkannya.
"ALEA!! LO MANDI APA SEMEDI SIH? LAMA BANGET! GUE JUGA MAU MANDI WOI!" teriak Shilla super bawel.
"Sorry, gue tadi pup dulu." alibi Aleasha.
"Cepetan mandinya!!"
"Iya!"
Buru-buru Aleasha membersihkan diri.
Setelah mandi, Aleasha mengenakan baju santai bersiap akan tertidur. Baru beberapa menit Aleasha pulas, dia dibangunkan oleh deringan nada berasal dari ponselnya.
Aleasha berdecak frustasi, ada saja yang menganggunya untuk tertidur.
Tanpa tahu siapa yang menelpon, Aleasha menerima panggilan tersebut. "Halo." sapanya malas.
"Assalamualaikum," balas suara bariton.
"Hm. Walaikumsalam, ngapain sih nelpon? Gue mau tidur, jangan ganggu-"
KAMU SEDANG MEMBACA
36.000FT
Teen Fiction✈️ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya seorang pilot melamar pramugari di ketinggian 36.000 kaki diatas permukaan laut? Entah tanya saja pada Leo Chandra Winata. "Penumpang yang terhomat, saat ini kita sedang berada di ketinggian 36.000 kaki. Izin...