HAPPY READING
Tanpa Aleasha ketahui, Leo membelikan sepasang cincin nikah berupa berlian emas yang jelas harganya tidak murah. Aleasha yang tidak paham dunia perhiasan hanya manut apa yang dipilih Leo. Usai memesan cincin, Leo mengajak Aleasha berkeliling mall.
"Udah kan? Pulang yuk." Aleasha bergerak tak nyaman sebab tangannya bertautan dengan Leo. Ia merasa alay, seperti ABG baru pacaran gandengan terus.
"Kamu ngapain sih kayak cacing kepanasan?"
"Eum, bisa gak kita jalan biasa aja? Malu diliatin orang tuh," Aleasha berusaha melepaskan cengkraman Leo.
Leo menatap gadis itu tanpa ekspresi, sedikit membuat Aleasha ciut. "Malu diliatin orang apa malu jalan sama saya?" tanya nya mengintimidasi.
"Gak gitu, saya maunya—"
"Di rangkul? Oke." Leo menyela padahal Aleasha belum selesai mengatakan kalimatnya. Leo kemudian merangkul bahu Aleasha. "Kamu gak tau berapa pasang mata lelaki yang ngeliatin kamu kan? Banyak."
"Cemburu?"
"Biasa aja."
"Dih, gengsi di gede-in."
Aleasha sengaja memancing yang katanya 'biasa aja' tapi aslinya cemburu. "Mas! Kiw! piwwit! Ganteng banget sih, mau gak jadi selingkuhan saya?" ia mengedip-ngedipkan mata ke salah satu anak muda yang memakai setelan hypebeast, kece menurutnya.
Mulut Aleasha di bekap oleh Leo, kepalanya di cerukkan ke ketiak Leo. Aleasha memukul dada Leo merasa pasokan oksigen menipis.
"Sorry dek, jangan di tanggepin." ujar Leo pada laki-laki yang di goda Aleasha.
"Lepasin..," suara Aleasha meredam. Baru flirty segitu saja kepala nya di piting, gimana yang lebih? Bisa di penggal kali.
"Kamu apa-apaan sih? Pantes calon istri nge-goda cowok? Bahkan di depan calon suaminya sendiri. Baru kita keluar pesen cincin, jangan sampe saya batalin." Ancam Leo, pastinya tidak serius. Ya kali, suka dua tahun, baru dapat langsung dilepas gitu aha.
"Eh, kalo dibatalin, gak jadi nikah dong?"
"Hm."
"Yah, gagal memperbaiki keturunan..," gumam Aleasha. Padahal dia sendiri cantik, jelas keturunan nya juga cakep tanpa bantuan Leo. "Jangan di batalin, ya? Kamu sanggup saya pergi? Dua tahun loh kamu suka saya." Ia menggelendot di tangan Leo, masih berusaha membujuk pria itu.
Leo masih terdiam, menatap tajam siapa saja yang berkontak mata dengannya.
"Kan, cemburu. Makanya gak usah gengsi,"
"Aaa jangan diem aja. Kamu ngomel kayaknya lebih baik deh,"
"Saya aja gak gengsi kalo saya itu suka sama—"
Pria itu menyela. "Siapa?"
Aleasha membentuk finger heart lalu memamerkan pada Leo. "Kamu." Matanya mengerling manja.
Raut Leo berubah drastis, ia lagi menahan agar tidak tersenyum. Dia masih kesal, tapi seneng. Perasaan Leo tidak bisa di deskripsikan. Aleasha yang bisa membuat perasannya campur aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
36.000FT
Teen Fiction✈️ [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Apa jadinya seorang pilot melamar pramugari di ketinggian 36.000 kaki diatas permukaan laut? Entah tanya saja pada Leo Chandra Winata. "Penumpang yang terhomat, saat ini kita sedang berada di ketinggian 36.000 kaki. Izin...