CHAPTER 22

6.5K 1.1K 166
                                    

22. Peperangan 2

.........

Farrel terpisah dari Varo, tadi ada yang menendangnya. Saat ia kembali bangun, Varo sudah tak ada, entah kemana.

Farrel waspada ini jebakan, dia nemencet alat di telinga nya.

"Varo... Varo... Lo dimana? Lo gak papa?" Farrel terus berbicara, tapi tak ada jawaban.

Dia kembali memencet alat di telinga nya.

"Rega... Rega..... " Rega pun tak menjawab.

"Sean... Sean... "

"Kenapa rel?" Akhirnya ada yang menjawab.

"Varo gak ada yang," Ucap Farrel pelan.

"Kok bisa? Bukan nya tadi sama lo?" Tanya Sean.

"Tadi gue ditendang, pas gue bangun lagi Varo udah gak ada" Ucap Farrel.

"Gue juga hubungin Rega, tapi Rega gak jawab" Ucap Farrel.

"Tadi Rega hubungin gue, dan minta gue ke gedung tua ini. Tapi pas gue dateng, Rega emang gak ada, gue kira Rega udah pergi" Sekarang Farrel panik.

Farrel berjalan mengendap endap ke bangunan tua itu, cukup besar jika ia keliling sendiri.

Bangunan itu 10 lantai, luasnya sekitar 100 x 100 meter. Pasti lama jika ia mencari, lagipun beresiko, jika ia tertangkap bagaimana?

Farrel bertekad, resiko apapun dia terima. Karena ini sudah tugas dan tanggung jawab nya.

Dia berjalan mengendap ke dalam bangunan itu, sampai di lantai 3,dia membelalak.

******

"Alghhh..... "

Rega berteriak saat ada yang menusuk kaki nya dengan pisau.

Pisau itu bahkan tembus di paha nya, pisau itu panjangnya sekitar 25 cm.

Penglihatan Rega memburam, dia tau ada pembius di pisau itu, dia pingsan.

Entah apa yang terjadi, tapi saat bangun kaki dan tangan Rega diikat dengan tali.

Badan nya remuk, sepertinya Rega tertangkap.

"Udah bangun" Seseorang mencengkram pipi Rega.

Rega membelalak, di depan nya ada Jerry.

"Udah ternyata" Jerry menghempaskan tangan nya.

"Bagus deh" Ucap Jerry dengan seringai.

Rega menengok ke samping, ada Fernan dan Gorila....

Gawat! Mereka sudah tertangkap.

"CURANG LO, MAIN BIUS AJA" Teriak Gorila yang tadi meronta ronta.

"Bukan curang nama nya, tapi cerdas" Ucap Jerry.

Rega tak ingin bicara, tenaga nya terkuras habis.

Apalagi badan nya remuk.

Jerry bangkit lalu menghampiri 3 anak buah nya.

"Kalian jagain mereka, gue mau nangkep Varo" Ucap Jerry.

Ketiga orang berkepala plontos itu mengangguk pada bos nya.

Jerry pun pergi dari situ.

"LEPASIN GUE SIALAN!" Teriak Gorila.

"BOTAK! LEPASIN GUE" Fernan ikut berteriak.

"Kalian tenang, kumpulin tenaga" Ucap Rega.

Gorila dan Fernan akhirnya diam.

Rega melirik ke kanan, tepatnya ke tangga. Dia tersenyum tipis saat melihat Farrel.

Dengan sengaja Rega menendang pistol di dekat kaki nya, Farrel yang melihat langsung mengambil pistol milik Rega.

Pistol Rega sepertinya tidak diambil oleh Jerry, sungguh bodoh manusia itu.

Dengan gerakan perlahan, Farrel berjalan mengendap diantara tumpukan kardus dan meja.

Dor

Dor

Dor

Tiga tembakan melesat tepat di ketiga paha anak buah Jerry.

"Diem atau gue tembak?!" Ancam Farrel.

Ketiga orang itu langsung memohon dengan menyatukan kedua telapak tangan di depan dada.

Farrel langsung membuka ikatan Gorila, Rega dan Fernan.

Mereka ber empat mengikat ketiga orang berkepala plontos itu.

Setelah itu mereka langsung turun ke bawah untuk mencari Varo, Rega dibantu Fernan.

"Jangan nginjek benang yang walna melah" Ucap Rega.

"Kenapa?" Tanya Farrel.

"Jebakan" Ucap Rega.

Mereka mengangguk, berjalan pelan keluar dari gedung.

Di luar gedung sudah banyak mayat.......

Entah dari Arvix atau Savar.

"Sean.... " Farrel memencet alat di telinga nya.

"Gue lagi sama Varo nih, lo tenang aja. Alat Varo ilang" Farrel bernafas lega.

"Lo dimana?" Tanya Farrel.

"Di belakang gedung sama bang Nefan"

"Gue kesana " Ucap Farrel.

"Kita ke belakang gedung sekarang" Ucap Farrel dan semua mengangguk.

Dia belakang gedung Nefan, Sean, dan Varo sudah dikepung oleh anggota Arvix.

Farrel, Rega, Fernan, dan Gorila berdiri di belakang tembok.

"Pokoknya pistol kalian diisi peluru, harus full" Ucap Farrel.

Setelah bersiap, mereka mengambil ancang ancang, ada sekitar sepuluh orang mengepung Nefan, Varo, dan Sean.

Dor

Dor

Dor

Dor

Dor

Peluru di tembakkan tepat pada perut anggota Arvix tanpa satu pun yang meleset.

Dor

"Arghhhh"

Mereka terkejut saat Gorila sudah tertembak di bagian leher hingga menembus leher.

"GORILA!...."

#####

Target 360 vote!

Salam hangat author

LOVE STORY 3 V (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang