CHAPTER 58

3.4K 691 103
                                    

..

Waktu berlalu begitu cepat, ingatan Vira sudah kembali. Pernikahan Varo dan Reina sudah dilakukan pada 4 bulan silam. Kandungan Reina semakin besar dan sudah memasuki 21 minggu.

Varo dan Reina tidak tinggal dirumah sang orang tua ataupun mertua. Mereka mendapatkan hadiah pernikahan sebuah rumah dari Galih.

Vano sesekali mengunjungi Syahla, dan itu pun dibisa dihitung mengunakan jari, hanya 3 kali. Setelahnya Vano tak pernah datang kesana lagi.

Vira, perempuan itu belum bisa melupakan seseorang yang telah singgah dihatinya, Farel. Jika ditanya, apakah ia ingin melupakan Farel? Jawabannya, Ya. Sangat ingin, ingin melupakan masa lalu, tapi hatinya tidak bisa diajak kompromi dalam masalah ini.

Begitupun dengan Vano.

Meskipun laki-laki itu selalu bersikap biasa saja seperti tidak ada masalah. Ia harus melupakan Syahla, cepat atau lambat.

Jam menunjukan pukul delapan lewat tiga puluh dua menit.

Dihari libur internasional kebanyakan siswa/i akan memilih keluar bersama teman-teman mereka.

Tidak untuk Vano dan Vira yang sedang berada diruang tamu. Dengan Vira yang duduk disofa sedangkan Vano yang tergelatak dilantai. Sudah 3 hari ini mereka hanya tinggal berdua dirumah.

Karna Vino, ayah mereka sedang ada pekerjaan diluar kota, dan ia akan berada disana selama kurang lebih 5 hari. Vino mengajak Zahra ikut, katanya 'ayah pengen pacaran sama bunda.'

Sebenarnya ada perasaan berat di hati Zahra untuk meninggalkan mereka berdua, tapi Vano dan Vira menyakinkan sang bunda bahwa mereka akan baik-baik saja.

Zahra juga selalu menelpon sikembar, untuk menanyakan kabar.

Dan untuk saat ini mereka baik-baik saja...

"Hah.." Helaan nafas terdengar dari mulut Vano, entah sudah berapa kali ia menghela nafas pagi ini.

Vira melirik Vano yang masih tiduran dilantai, lalu kembali fokus pada film yang ditayangkan di tv.

Tok!

Tok!

Tok!

"Assalamu'alaikum paket!"

Vano dan Vira menoleh kearah pintu.

Mereka saling melirik satu sama lain, perasaan tidak ada yang memesan paket.

"Waalaikumsalam"

"Abang pesan paket?"

"Enggak."

"Coba bang liat dulu," suruh Vira pada Vano.

"Liat aja sendiri."

Vira melempar bantal sofa kearah wajah tampan milik Vano.

"Buruan bang ih!"

Vano berdecak, lalu bangkit dari rebahannya menuju pintu, melihat siapa yang mengirim paket.

"Paket!"

"..."

"Diem bae lo, nih ada kue, dicobain ya enak loh." Refan menyerahkan bukusan kue itu pada Vano, Vano menerimanya. Jika kalian lupa siapa Refan, ia adalah anak Reyhan --si playboy kelas kakap tapi sekarang dah insaf.

"Oh, makasih," Vano hendak menutup pintu kembali, tapi tertahan oleh tangan Refan.

"Ijinin gue masuk kek."

"Mau ngapain?"

"Mau ketemu Vi- eh silahturahmi maksudnya hehe," Refan cengengesan.

Vano diam sebentar, lalu membuka pintu mempersilakan Refan masuk. Refan tersenyum bahagia.

LOVE STORY 3 V (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang