CHAPTER 59

3K 618 56
                                    

Vira memeluk Zahra erat, mereka sedang berada di bandara. Niat Vira adalah dia akan pindah ke New York untuk melanjutkan SMA dan kuliah nya.

Awalnya Zahra melarang keras tapi akhirnya ia memperbolehkan dengan alasan Vira ingin melupakan kenangan nya bersama Farrel.

"Yakin mau ke New York?" Tanya Zahra membuat Vira tersenyum lalu mengangguk mantap.

"Iya bunda, Vira bakal pulang 6 bulan sekali kok" Ucap Vira meyakinkan.

Vira bergantian memeluk ayah nya dengan erat, Vino mencium pucuk kepala anak nya lama.

"Hati hati disana" Ucap Vino dan Vira mengangguk.

"Iya yah" Ucap Vira lalu melepas pelukan nya.

Vano langsung memeluk gadis itu dengan sangat erat, masih belum rela jika adik nya ingin pindah ke New York.

"Abang baik baik disini, jangan lupa jenguk kak Syahla" Bisik Vira pelan.

Vano hanya mengangguk lalu mencium kening adik nya.

Vira bergantian memeluk Varo, bahkan mata pria itu sudah berkaca kaca. Walaupun menurutnya Vira menyebalkan tapi Vira tetap adik kesayangan nya.

"Jaga diri baik baik ra, Abang sayang Vira" Ucap Varo sambil mencium kening Vira.

"Abang juga baik baik disini, Jaga kak Reina. Vira bener bener sayang sama Abang walaupun Abang nyebelin" Ucap Vira.

Reina mendekati Vira, memeluk Vira tapi tidak terlalu erat karna terhalang perut nya yang sudah sedikit membuncit.

"Jagain bang Varo ya kak, dia emang nakal" Ucap Vira dan Reina mengangguk.

"Jangan panggil kak, panggil nama aja" Ucap Reina merasa kurang sreg dengan panggilan 'kak'.

"Iya Rei" Ucap Vira.

Vira melepas pelukan nya lalu beralih menatap sang adik, Vero.

"Jangan nakal Vero, jangan nyerah ambil hati Kayra" Ucap Vira lalu mengusap rambut adik nya itu.

Vero berdecak kesal "Gak usah ngacak ngacakin rambut gue kak" Ucap Vero.

Vira hanya terkekeh lalu menatap Varez dan memeluk cowok itu.

"Jangan dingin dingin rez, kasian nanti yang jadi istri kamu bakal darah tinggi setiap hari" Ucap Vira sambil tertawa.

Varez hanya diam sambil menatap kakak nya itu, dia melepas pelukan nya saat pesawat ke New York akan segera berangkat.

"Yaudah Vira pergi ya, baik baik disini jangan lupa selalu hubungi Vira" Ucap Vira.

"Assalamu'alaikum, dadah semuanyaa" Vira melambaikan tangan nya lalu berjalan menjauh.

"Waalaikumussalam" Jawab semuanya pelan, hampir tak terdengar.

Vino mengusap pundak Zahra lembut, dia tau perasaan Zahra. Mau bagaimanapun Vira adalah anak perempuan mereka satu satu nya.

Vira akan ke New York, tempat orang tua Vino berada. Alya dan Alan, Vino percaya orang tua nya akan mengurus Vira dengan baik.

Dan semoga Vira menemukan pengganti Farrel disana......

*******

Vano menghela nafas melihat Syahla di hadapan nya, dia menjenguk Syahla selepas mengantar Vira ke bandara.

"Kamu belum maafin aku..?" Tanya Syahla pelan.

Lagi lagu Vano menghela nafas entah sudah keberapa kali nya.

Dia menggeleng "Gue udah maafin lo, tapi gue gak akan pernah lupa sama apa yang udah lo lakuin ke adik gue" Ucap Vano membuat Syahla menunduk.

"Aku tau aku salah, mungkin kesalahan aku emang gak bisa dimaafin. Tapi aku bener bener cinta sama kamu Vano" Ucap Syahla sungguh sungguh.

Vano hanya diam, tak tau harus menjawab apa. Jujur, dia juga mencintai Syahla tapi perbuatan Syahla membuat setengah hati nya membenci gadis dihadapan nya.

Sedangkan di rumah sakit, Varo dan Reina berada. Mereka sedang USG untuk melihat bayi mereka.

Reina menggenggam tangan Varo saat cairan gel yang menyentuh permukaan perut nya. Sebuah alat memutari sekeliling perut nya menimbulkan rasa sedikit geli.

"Itu bayi nya sudah keliatan pak, bu" Ucap Dokter menunjuk sebuah gumpalan di tengah tengah rahim Reina.

"Bayi saya gak kenapa napa kan dok? Kok gak ada tangan? Kepala? Kaki?" Varo panik sendiri saat melihat gambar bayi nya dengan Reina.

Dokter itu tersenyum "Sabar pak, semuanya bertahap. Tidak langsung jadi kaki, tangan atau bagian tubuh lain nya" Ucap dokter itu sopan.

Varo menghembuskan nafas lega, dia kira bayi nya mempunyai kelainan.

"Kamu sekolah gak sih?" Tanya Reina heran, masa hal sepele seperti itu saja Varo tak tau.

Varo nyengir "Sekolah, tapi di warkip" Ucap Varo.

Reina memutar bola mata nya malas.

Setelah selesai USG mereka mampir ke salah satu restoran di Jakarta.

"Mau pesen apa Mas? Mba?" Tanya pelayan itu ramah.

"Ayam panggang di minyak sama es teh manis panas" Ucap Varo ngawur.

Reina memukul pelan tangan Varo lalu tersenyum pada pelayan yang terlihat heran itu.

"Ayam panggang aja 2 sama Es jeruk lemon nya 2" Ucap Reina, pelayan itu mengangguk lalu menulis nya di kertas.

"Ada lagi?" Tanya pelayan itu.

"Nggak" Ucap Reina, Pelayan itu mengangguk lalu berjalan ke belakang untuk membuatkan pesanan Reina dan Varo.

Varo mengusap perut Reina, akhir akhir ini Varo menyukai mengelus perut Reina.

Bahkan akhir akhir ini Varo yang mengalami morning sickness, katanya jika lelaki yang mengalami mual mual berarti lelaki itu sangat mencintai sang ibu dan sang anak.

Reina sangat beruntung memiliki suami seperti Varo, ternyata orang yang selama ini ia tolak adalah pria yang saat ini sudah menjadi suami nya.

"Aku beruntung jadi istri kamu Varo"

#######

1 chapter lagi endinggggg

Otak author udah buntu

Jangan lupa vote

Salam hangat author🍬

LOVE STORY 3 V (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang