CHAPTER 24

6.6K 1.2K 147
                                    

24. Lumpuh

.........

Jenazah Gorila sudah dimakamkan.

Anggota Savar yang meninggal di pertempuran itu 67 orang, tak ada satupun orang tua dari anggota Savar yang menuntut geng Savar.

Karena kebanyakan anggota Savar adalah broken home dan banyak yang orang tuanya sudah meninggal.

Kebanyakan anggota Savar adalah pemuda sebatang kara.

Mereka tidur di markas karena tak punya rumah, hari ini adalah hari paling berduka yang pernah dilalui geng Savar selama 8 angkatan.

Varo sedang dioperasi, sudah 2 jam. Kata dokter ada pendarahan di kepala Varo yang mengharuskan Varo di operasi.

Lampu yang tadinya berwarna merah sudah padam, menandakan operasi sudah selesai.

Dokter keluar sambi melepas masker nya.

"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya Vino sedangkan Zahra hanya menangis.

"Operasi berjalan lancar pak, tidak ada pendarahan besar di kepala anak bapak. Tapi... Untuk kaki anak bapak....... Maaf sekali pak, anak bapak lumpuh... "

Deg

Tubuh Vira melemas mendengar kabar abang nya.

"Gak.... Gak, gak mungkin" Racau Zahra.

Vino memeluk erat istrinya memberi kekuatan.

"Tenang bu, pak. Lumpuh ini bersifat sementara. Tapi saya tak bisa memastikan kapan anak bapak dan ibu bisa jalan" Ucap dokter Fandi, anak dari dokter Andi.

"Kalau begitu saya permisi karena ada pasien yang harus saya tangani" Ucap dokter Fandi.

"Terima kasih dok" Ucap Vino.

"Iya Pak, saya permisi" Ucap dokter Fandi lalu pergi.

Vira berjalan ke arah kaca yang menutupi ruang operasi. Gorden nya sudah dibuka.

Melihat abang nya yang kepala dan kaki nya diperban membuatnya meringis.

Air matanya mengalir, mau bagaimana pun. Dia sangat sayang kepada saudara saudara nya.

Mengapa cobaan ini begitu berat?

******

Saat ini Vira dan Varez menunggu di ruang inap Varo.

Varo sudah dipindahkan ke ruang inap, sedangkan Vano, Vino, Zahra dan Vero pulang untuk mengambil baju Varo dan beristirahat sebentar.

Varo belum sadar, masih dipengaruh oleh obat bius.

"Akhh....." Mendengar ringisan Varo membuat Vira yang duduk di kursi sebelah brankar Varo langsung mendongak.

"Vira panggil dokter ya" Ucap Vira tapi lengan nya ditahan oleh Varo.

"Gak usah.... " Ucap Varo.

Vira kembali duduk, mata nya sudah berkaca kaca. Sebentar lagi Varo tau kalau Varo lumpuh sementara.

Varo agak panik karna tak bisa merasakan kaki nya, dia ingin menggerakkan kakinya tapi tak bisa.

"Kaki abang..... " Histeris Varo.

"KAKI ABANG KENAPA?" Bentak Varo.

Vira menangis, Varez yang tadinya tidur langsung terbangun dan berjalan ke arah abang nya.

"Sabar bang..... " Ucap Varez pelan.

"KAKI GUE KENAPA GAK BISA DIGERAKIN?" Bentak Varo.

Vira bangkit dan memeluk Varo dengan erat.

"Sabar bang.... " Lirih Vira tak tega.

"GUE CACAT, GUE GAK SEMPURNA.... " Varo semakin histeris.

"GUE BIKIN MALU, GUE CACAT. GUE LUMPUH" Varo tau kaki nya lumpuh, dia tak bego untuk mengetahui kenapa kaki nya tak bisa gerak.

"Gue lumpuh.... " Lirih Varo, air mata nya semakin deras mengalir.

"Abang sempurna...... " Lirih Vira menguatkan.

Vira mempererat pelukan nya menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan nya mengusap pipi Varo yang basah karna air mata.

Varo yang tadi nya memberontak langsung terdiam, air mata nya luruh dengan deras.

"Abang cacat?" Tanya Varo lirih.

Vira menggeleng "Abang gak cacat, abang sempurna" Ucap Vira menguatkan.

"Gak ra, abang cacat?" Tanya Varo.

Varo menangis sambil memukuli kaki nya, berharap kakinya merasakan sesuatu.

Tapi apa? Kakinya tak merasakan apapun.

"Abang lumpuh ra..... " Lirih Varo.

Vira menggelengkan kepala berkali kali, air mata nya tambah deras melihat penderitaan abang nya.

Sungguh ini berat untuk keluarga mereka, bukan karena Varo yang membuat malu. Tapi mereka kasihan pada Varo.

"Abang cacat ra.... " Ucap Varo.

Vira duduk di hadapan Varo, di sebelah kaki abangnya. Dia mengusap pipi abang nya lembut.

"Percaya sama Vira, abang pasti sembuh.... " Ucap Vira tapi Varo menggeleng.

"Abang malu maluin kalian.... " Ucap Varo.

Vira menggeleng.

"Semua sedih bang, Vira juga. Tapi ini udah takdir" Ucap Vira berusaha menguatkan, padahal dalam hatinya sungguh iba melihat abang nya.

"Abang gak cacat kok.... " Ucap Vira pelan.

"Tenang bang, ini cuma sementara. Abang bisa jalan lagi kok" Ucap Varez ikut menenangkan.

Tubuh Varo lemas, sulit sekali menerima kenyataan bahwa dirinya cacat.

"Assalamu'alaikum" Seseorang masuk sambil mengucap salam.

Di Reina.

"Walaikumsalam" Jawab Vira dan Varez sedangkan Varo menangis di pelukan Vira.

Reina menghampiri Varo, dia berdiri di sebelah brankar Varo, di seberang tempat Vira.

"Maaf..... " Ucap Reina lirih.

"Buat?" Tanya Varo serak.

"G-Genta kakak tiri gue" Ucap Reina.

Varo mematung mendengar nya, demi apapun Varo tak tau itu semua.

"Hah?" Kaget Varo dan Vira.

"Maaf karna kakak gue lo jadi kayak gini, Gue minta Maaf atas kesalahan kakak gue. Gue cuma bisa bilang maaf" Ucap Reina.

Varo benar benar tak menyangka dengan kenyataan ini, sungguh berat.

Vira pun sama tak menyangka nya, ternyata gadis yang dicintai abang nya adalah adik dari musuh nya sendiri.

Walaupun hanya adik tiri, tapi dia begitu tak menyangka.

Sungguh, Varo tak menyangka ini semua terjadi.

Ya Allah, kenyataan apa lagi ini.

#######

BTW, author kan nanya kemarin mending di IG apa WA.

Ada yang jawab IG ada WA.

Kenapa kalian milih IG?

Kenapa kalian milih WA?

Atau Telegram?

Salam hangat author

LOVE STORY 3 V (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang