CHAPTER 39

6.2K 1K 193
                                    

39. Farrel koma?

.............

Sore ini sepulang sekolah Vira berniat menjenguk Farrel bersama Vano, Sean bilang kondisi Farrel memburuk.

Farrel belum mau mengikuti Kemoterapi, efek samping kemoterapi cukup besar.

efek samping yang terjadi akibat kemoterapi:

•Rambut rontok.

•Nyeri.

•Kehilangan nafsu makan.

•Mulut terasa asam atau pahit.

•Mual dan muntah.

•Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.

•Kulit kering dan terasa perih.

•Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.

Itu pasti akan sangat menyiksa, tapi jika tak dilakukan resiko nya lebih besar. Penyakit Farrel akan masuk stadium 3.

Dimana sel darah sehat Farrel akan berubah menjadi sel darah putih, ia juga mungkin akan mengalami pembesaran kelenjar getah bening atau Hati atau Limpa.

Sekarang Vira baru saja selesai jam pelajaran terakhirnya, dia menunggu Vano yang masih membereskan alat olahraga yang dipakai kelas nya.

Vira menunggu Vano di halte depan sekolah, jika di parkiran banyak motor yang keluar sekolah.

"Lama banget sih" gumamnya melihat jam tangan yang sudah menunjukan pukul 15.39.

"Ayo ra"

Vano menyodorkan helm berwarna biru pada Vira yang diterima gadis itu dengan agak terburu.

"Abang lama" keluh nya setelah naik di motor.

Vano terkekeh kecil "gak sabar ketemu Farrel ya?" Goda nya mendapat tabokan manja dari Vira.

"Gak lah, ini tuh udah sore nanti bunda khawatir karna kita pulang sore banget" ucap Vira mengelak.

Vano hanya mengangguk singkat lalu melajukan motor nya ke arah rumah sakit.

Akhirnya mereka sampai di parkiran rumah sakit, hanya butuh waktu 15 menit agar sampai di rumah sakit.

"Ayok" Vano menggenggam tangan Vira lalu berjalan bersama ke dalam rumah sakit.

Jika dilihat sekilas mereka lebih cocok menjadi sepasang kekasih.

"Yang ganteng mah dapetnya yang good looking" celetuk salah satu gadis.

Vano tak peduli dengan omongan orang lain sedangkan Vira baperan, dia langsung melepas tautan tangan nya dengan Vano.

Vano mengerti lalu tetap melanjutkan jalan nya.

Mereka sampai di depan ruang inap Farrel, saat membuka pintu.

"Assalamualaikum" salam mereka.

"Sean lo kenapa?" Tanya Vano melihat Sean yang yang terdiam, matanya menatap kosong dinding putih.

"Farrel kritis" ucap Sean pelan, dia menunduk mengepalkan tangan nya kuat kuat. Farrel adalah satu satunya orang yang sangat peduli pada nya, Farrel audah Sean anggap sebagai saudara sendiri.

Baik Vano maupun Vira yang mendengarnya langsung terdiam.

"Farrel sekarang dimana?" Tanya Vano.

"Dia di ICU" ucap Sean.

"Kita kesana" ucap Vano.

Vano menggenggam lengan Vira.

"Percaya sama abang, Farrel pasti sembuh" tegas Vano.

Mereka bertiga berlari ke arah ICU, di depan ICU Vira bisa melihat Farrel lewat kaca di pintu,

Mata nya berkaca kaca, penyebab Farrel seperti ini adalah diri nya. Karna dirinya kondisi Farrel memburuk.

Semua ini karna dirinya.

"Ini semua karna gue!!" Racau Vira, pipi nya sudah berlinang air mata.

Vano menarik Vira dalam dekapan nya, tubuh Vira bergetar menahan tangis.

"Ini semua gara gara Vira bang" lirih Vira.

Vano menggeleng.

"Ini bukan salah kamu ra" ucap Vano.

"Ini salah Vira, coba aja Farrel gak donorin darah nya ke Vira pasti Farrel bakal baik baik aja" lirih Vira semakin menelungkupkan wajahnya di dada Vano guna meredam tangisan yang semakin ingin keluar.

"Tenang ra, ini bukan salah kamu" ucap Vano mengelus punggung adik nya yang bergetar.

Vano peka jika Vira sudah mulai menyukai Farrel, namun Vira tak peka dengan perasaan nya sendiri.

Vira melepas pelukan nya setelah mendengar pintu ICU dibuka.

"Gimana keadaan teman saya dok?" Tanya Sean to the point.

"Kondisi pasien kritis, penyakitnya sudah masuk stadium 3. Sel darah merah Farrel semakin sedikit tergantikan oleh sel darah putih" ucap dokter itu.

Tubuh Vira melemas, untungnya Varo siap menopang tubuh adiknya. Setengah dunia Vira serasa runtuh.

"Pasien selalu menyebut nama Vira, apa dia ada disini?" Tanya dokter.

"Saya dok" spontan Vira menjawab sambil menunjuk diri sendiri.

"Saya antar ke dalam" ucap dokter.

Vira mengangguk, mengikuti dokter msuk ke dalam, sebelumnya ia memakai baju berwarna hijau.

Vira duduk di sebelah brankar Farrel, memandang wajah pucat Farrel dan tubuhnya yang mulai kurus.

"Lo pasti sembuh rel....." lirih Vira, mata nya kembali berkaca kaca.

"Ayo sembuh demi gue"

"Gue bakal berusaha bales perasaan lo tapi lo harus sembuh....." Vira kembali melirih.

"R-ra....."

Mendengar lirihan itu Vira langsung tersenyum, Farrel ikut tersenyum. Hati nya menghangat melihat senyum Vira yang mungkin tak akan pernah ia lihat lagi

"Lo pasti sembuh" ucap Vira.

"Calon suami pasti bakal berjuang buat calon istri" ucap Farrel.

"Calon istri harus janji bakal berusaha bales perasaan calon suami kalo nanti calon suami sembuh" Farrel menyodorkan jari kelingking nya dengan susah payah dan tangan yang bergetar.

Vira menghapus air mata nya lalu tersenyum manis. Menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Farrel.

"Janji calon suami"

Farrel tersenyum, sebelum merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya.

"FARREL!!!"

######

Guntang ehhh gantung.

Pengennya up kemarin tapi belum selesai ngetik.

Author up lagi hari senin.

Jangan lupa vote!

Salam hangat author🍬

LOVE STORY 3 V (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang