CHAPTER 20

7.2K 1.2K 175
                                    

20. Persiapan

........

Besok!, besok akan terjadi.

Terjadinya tawuran yang paling besar untuk geng Savar.

Karena sejak dulu, geng Savar tak pernah tawuran memakai senjata.

Tapi.... Kali ini mereka memakai senjata, karena kali ini tentang hidup, mati dan dendam.

Peperangan besok mungkin akan mengakibatkan kematian, dan penjara.

Semua harus dipersiapkan agar kedua resiko itu tak terjadi.

Varo belum bilang pada Zahra, dia hanya takut. Takut Zahra akan mengkhawatirkan nya.

Hari ini Varo akan bicara pada Vino, dia hanya berharap ayahnya mendukung nya.

Sekarang di ruang kerja Vino, ada Varo, Vano dan Vino.

Ketiga cowok yang wajahnya mirip itu sedang berbicara serius 6 mata.

"Ayah dukung kamu Varo, karna ini semua emang tanggung jawab kamu sebagai ketua geng" Ucap Vino.

"Varo cuma takut bunda marah" Ucap Varo.

Vino menghela nafas, lalu bersandar pada sofa.

"Semua ada resiko nya Varo, ayah percaya kalian bisa selamat" Ucap Vino.

"Tapi kamu harus pikirin ini baik baik, harus tau semua resiko yang kamu dapet dan resiko yang anggota kamu dapet" Ucap Vino.

"Ayah cuma berpesan, kalian harus pikirin ini baik baik. Sebelum semuanya terlambat" Ucap Vino.

Vino bangkit laku berjalan keluar meninggalkan Varo dan Vano.

Vano menepuk pundak Varo "Semuanya pasti ada resiko, ini cuma tentang resiko dan keberanian" Ucap Vano lalu pergi juga dari ruang kerja Vino.

Varo menggeleng nafas, dia tau resiko apa yang akan terjadi. Antara Penjara dan Kematian.

******

"Bunda... " Panggil Varo membuat wanita itu menoleh.

Varo merentangkan tangan membuat Zahra terkekeh, tumben sekali minta dipeluk.

Zahra mendekati anak nya lalu memeluk cowok itu yang dibalas tak kalah erat.

"Varo sayang bunda... " Ucap Varo.

"Bunda juga sayang sama Varo" Ucap Zahra sambil mengusap punggung Varo.

Zahra cukup peka, Varo pasti mempunyai masalah. Dia tak tau apa itu, dia hanya menyemangati dan menenangkan Varo saja.

"Udah gede manja" Ucap Vero dari ruang tengah karena sekrang Zara dan Varo berada di meja makan.

"Suka suka gue lah" Ucap Varo setelah melepas peluk kan nya.

"Jangan berantem" Tegas Zahra mengingatkan.

"Bunda, ada tante Naila di depan" Ucap Vira yang baru masuk.

"Iya, bunda keluar dulu ya" Pamit Zahra lalu berjalan keluar.

Varo berjalan ke arah Vira, memeluk adiknya erat sampai hampir saja Vira terjatuh.

"Ihh, abang kenapa sih?" Tanya Vira.

Varo menggeleng.

"Abang lagi banyak masalah ya?" Tanya Vira.

Varo mengangguk pelan.

"Cengeng ih" Ejek Vira membuat Varo melepas pelukan nya lalu menatap Vira kesal.

"Kamu mah gak kaya bunda" Sebal Varo.

"Iya iya, yang penting Abang harus kuat jalanin semua" Vira berjinjit mengelus rambut abang nya.

"Apa sih?" Varez kesal dengan Vero yang ndusel ndusel ke lengan nya.

"Gak ada romantisnya ih" Vero mencebik lalu menyeringai.

Cup

"BANGSAT!" Umpat Varez saat pipi nya dicium Vero.

"Bwahahahahaha" Vero tertawa terbahak bahak.

"Sialan! Gue jijik sumpah" Varo geli sendiri melihat Varez dan Vero.

"Bundaa, anak nya GAY nih" Adu Vira.

Varez melotot, dia jijik. Pipi nya sudah tak suci. Apalagi yang mencium nya adalah lelaki.

"Sialan!" Umpat Varez sambil mengelap pipi nya yang basah, bahkan tadi Vero menjilat pipi nya.

"Jangan deket deket gue" Varez mendorong tubuh Vero agar menjauh.

Vero malah memeluk Varez dengan erat dan mencium pipi Varez sekali lagi.

"VERO SIALAN".

#####

I am quite offended by some of the opinions of haters who vilify my story, but the principle of my life. Life rotates like a wheel, the one below will definitely go up too.

my life is just brought simple

Salam hangat author

LOVE STORY 3 V (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang