7. Way to her

396 77 56
                                    

Kamu satu-satunya orang yang tidak mengejarku.
Membuatku heran apakah aku yang harusnya lebih dulu mengejarmu?

---

Shasha merebahkan tubuhnya, tempat tidur yang empuk ini berhasil menggodanya untuk berbaring saja dari pada lanjut mempelajari materi matematika tadi siang saat ia tak mengikuti pelajaran di kelas karena dihukum lari keliling lapangan bersama Jay.

Shasha masih menyatu dengan tempat tidurnya, nyaris saja matanya terlelap jika notifikasi pesan masuk di hapenya itu tidak berbunyi. Shasha lalu tengkurap dan mengulurkan tangannya mengambil hapenya yang berada di atas nakas sebelah tempat tidur.

"eh?" heran Shasha karena ini pertama kalinya kontak itu mengirim pesan padanya.

Sagara

Shasha mengernyitkan wajahnya. Selama ini ia memang sengaja menyimpan kontak Saga dan memberinya nama, berbeda dengan perlakuannya terhadap teman sekelasnnya yang lain yang bahkan nomernya tidak disimpan olehnya sama sekali.

Tapi.. tetap saja, Shasha tak pernah menyangka Saga akan menghubunginya lebih dulu.

Sagara

Hai Shasha

Shasha tampak menghapus balasannya berkali-kali. Ia sedang memikirkan balasan terbaiknya pada cowok itu. Tapi tetap saja, akhirnya hanya kata-kata kaku yang ia kirim.

Sagara

ada perlu apa Sag?

Gak

Aku hanya khawatir sama kamu

Kamu baik-baik aja kan? 

Shasha membenamkan wajahnya pada bantal. Ia kelewat senang sekarang karena cokiber kelasnya tampak perhatian padanya.

Sagara

Aku dengar tadi kamu sakit

Kamu juga dihukum lari keliling lapangan tadi brsma Jay
padahal sdg sakit

Aku khawatir kamu knp2

Shasha masih tersenyum bodoh memandangi layar hapenya. Jantungnya berdebar kencang tiap kali membaca kata demi kata yang Saga kirim.

"Eh?" kejut Shasha karena tiba-tiba seseorang memasuki kamarnya dan merampas hapenya. Shasha ingin balas mengomel, dia pikir Haris yang iseng mengerjainya. Tapi nyalinya mendadak ciut saat melihat ternyata mamanya yang berdiri di sisi tempat tidurnya.

"mama perhatiin bukannya belajar malah main hape! ck ck dasar! kamu tahu gak biaya masuk kelas prestasi itu mahal, jangan buang-buang waktu kamu begini! ini tuh sama saja seperti kamu buang uang ke laut!" omel Bu Herra yang begitu tegas dengan pendidikan putri bungsunya.

Sudut bibir Shasha melengkung turun. Mamanya memang benar, keadaan ekonomi keluarganya memang kurang baik setahun belakangan ini. Bahkan papanya saja masih berada di singapura tinggal di rumah pamannya karena gak punya biaya untuk pulang ke Indonesia dan melanjutkan pekerjaannya di sini.

Singkatnya, Shasha tidak seperti teman-temannya di kelas prestasi yang berlatar belakang dari keluarga kaya. Shasha hanya berasal dari keluarga ekonomi menengah saja dengan 3 saudara yang tentunya juga butuh biaya pendidikan dan biaya hidup sama sepertinya.

Bu Herra membaca bilah chat yang masih aktif itu.

"Anu mama!! itu... " Shasha tampak panik saat mamanya membaca chatnya bersama Saga tadi.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang