Shasha menarik nafas dalam, Haris sang kakak gak ada di dalam kelasnya. Padahal keadaan sedang genting-gentingnya karena mendadak asam lambung Shasha naik. Ditambah lagi perutnya kembung masuk angin karena gak ada makan apapun dari kemarin malam.Shasha meringis kecil. Jarak kantin bawah dengan posisinya saat ini hanya beberapa langkah saja. Jika keberaniannya terkumpul, bisa saja ia turut makan dibawah bersama anak reguler. Tapi niat itu ia urungkan, keberaniannya tak sampai ke tahap itu. Belum lagi seragam yang ia pakai berbeda dengan seragam anak reguler yang tentunya akan sangat mencolok apabila ia membaur makan di sana.
Shasha memutuskan untuk pergi ke UKS saja. Tadinya ia sudah menitip pesan ke teman sekelas Haris. Harapannya saat ini semoga sang kakak segera datang dan membelikan makanan untuknya.
Untung saja ruang UKS kali ini begitu sepi, hanya ada Shasha seorang. Shasha berbaring pada tempat tidur di pojok sana. Ia langsung mengambil minyak kayu putih dan menggosokkannya pada perutnya.
Krek- pintu UKS berdecit. Seseorang memasuki ruangan. Shasha bernafas lega, ia tak menyangka Haris akan mengunjunginya secepat itu. Syukurlah, ini enaknya kalau punya kakak satu sekolah.
Shasha memiringkan tubuhnya ke samping. Angin yang memenuhi perutnya tadi akhirnya perlahan mulai keluar mengurangi kembung perutnya.
"ANJIR ITU SIAPA YANG KENTUT SUARANYA MIRIP SANGKAKALA KEDUA?" heboh cowok yang baru memasuki ruang UKS itu.
Shasha mengernyitkan wajahnya. Itu bukan suara Haris! bukan sama sekali bukan!
Suara langkah kaki itu semakin dekat. Bisa Shasha lihat bayang-bayangnya dari balik tirai putih itu mendekat menghampiri.
Shasha lantas menutupi wajahnya dengan bantal UKS. Malu! rasa sakitnya bakalan gak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan rasa malu. Apapun yang terjadi, but first... selamatkan dulu citra dan wajahmu!
"Lo?" kejut Shasha mengintip dari balik bantal.
Cowok itu juga ikut-ikutan mengerutkan dahinya. "Buset elo Sha ternyata? ck ck ck muka doang yang MasyaAllah, kentutnya tetap Naudzubillah!" ledek Jay.
Shasha balas mencebik "Enggak! bukan gue yang kentut!" bohongnya.
Jay menaikkan sebelah alisnya dengan senyum jenaka. "Oh ya?" yakinnya. "terus yang kentut siapa dong? tengkorak itu?" tanya Jay lagi menunjuk rangka tengkorak di pojok ruang UKS.
Shasha mencuatkan bibirnya sebal. Udahlah ngaku aja! Lagian cuma si badung itu kan? Shasha juga masa bodoh dengan si kambing itu. Shasha gak pernah berniat tuh sok pencitraan di depan dia. Bukan siapa-siapa juga kok! naksir juga enggak! cih..
Jay mengibas-ngibaskan ruang di antaranya dan Shasha dengan seragam sekolahnya. Ah.. jadi tadi Jay cuma pakai baju kaos aja, sehabis pelajaran olahraga deh kayaknya. Kedatangannya ke UKS sini pun cuma pura-pura sakit aja biar dia bisa tiduran sampai jam pulang sekolah nanti.
"Jangan lebay!" tegur Shasha melihat tingkah Jay.
"Gak lebay kok, bahaya tau kalau menghirup gas beracun!" ledek Jay lagi dan Shasha semakin mencebik kesal dibuatnya.
Jay lalu berbaring di tempat tidur sebelah Shasha. Tadinya ia membelakangi Shasha, tapi mendadak ia berbalik dan tiduran menghadap ke arah Shasha.
"Lo sakit apa Thomas?" tanya Jay.
Shasha mendelik "Thomas?" herannya.
Jay lagi-lagi tersenyum jail "iya dong Thomas, nih lagunya naik kereta api tut tut tut" ejek Jay lagi yang Shasha yakin hanya menirukan suara kentutnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]
Teen FictionEND- CERITA SUDAH SELESAI. [FOLLOW SEBELUM BACA!!!] 🌼🌼🌼 Pilih Saga atau Jaya? Shasha gak pernah menyangka kehidupan SMAnya akan terasa serumit dan semendebarkan ini. Memang benar, cinta sangat merepotkan. Shasha yang mulanya tak pernah mengenal c...