Ada yang aneh, akhir-akhir ini Jay bisa aja tuh fokus belajar di kelas. Tapi kenapa kali ini dia gak bisa fokus ya? Jay menutup bukunya, cowok itu lalu menopang dagunya. Sekarang pandangannya tengah menatap ke samping tidak lagi pada buku Bahasa Indonesia tadi."Sha, panda-panda apa yang paling manis?" tanya Jay sementara Shasha masih tampak masa bodoh saja dengan keberadaannya. "Sha!! jawab dong!" pinta Jay menggeser kursinya mendekat ke Shasha.
Shasha mendelik, ia lalu menarik kursinya menjauh dari Jay "Gak tau!" ketusnya.
"Pandangin kamu sepanjang hari" ujar Jay dan Shasha tak bisa mengontrol ekspresi wajahnya yang semakin berkerut dengan sudut bibir menaik begitu.
Jay memanyunkan bibirnya. Dari tadi Shasha memang tampak tak bersahabat. Jangankan diajak bicara, menoleh ke arahnya pun Shasha gak mau!
Jay mendesah pasrah. "Sha, kayaknya kita gak cocok temenan deh ya" celetuknya dan Shasha mengangguk cepat membenarkan.
"Iya benar!" tanggap Shasha.
Bibir yang mencebik tadi seketika berubah menjadi senyuman usil "iya kan? gue juga mikir gitu. Dari pada temenan, kita cocoknya pacaran!" seru Jay.
Shasha menutup bukunya begitu kasar. Ia gak tahan lagi dengan Jay dan segala rayuan murahannya.
"Ehhhh mau ke mana???!! jangan kemana-mana dong!!!" bujuk Jay saat Shasha mengemasi buku-bukunya. "Oke-oke, gue bakal diem! janji deh janji!" lirih Jay memelas pada Shasha.
Shasha memicingkan matanya. Ia lalu mengisyaratkan pada Jay untuk menggeser kursinya sedikit lebih jauh lagi dan syukurlah kali ini cowok itu menurut tidak balas berargumen yang tidak penting.
Shasha masih memandangi Jay. Sesekali cowok itu tampak mencuri-curi pandang padanya. "ck.. gue heran sama lo?! gak capek apa ngegombalin gue terus? ngejar-ngejar gue terus? hah?!" tanyanya terus terang saja ke Jay.
Jay tersenyum miring. "Capek sih" jawabnya.
"Tapi mending capek ngejar lo deh Sha, dari pada harus capek nyari lagi yang kayak lo" sambung Jay lagi dan Shasha kembali berdiri dari kursinya.
"Ehhhh ehhh tadi gak ngegombal sumpah?!" Yakin Jay namun sayang cewek jutek itu sudah keburu pergi meninggalkannya.
---
Shasha kira Jay hanya modus saja belajar di perpustakaan agar bisa dekat dengannya. Oke, prasangka yang satu itu memang agak kepedean.
Shasha mengulum bibirnya. Sudah hampir seminggu ini ia melihat Jay belajar begitu serius di perpustakaan.
Jujur saja, awalnya Shasha risih dengan gombalan maut dari Jay. Tapi kenapa seminggu ini kesannya Shasha seperti menunggu digombalin Jay ya? Hm.. Kayak aneh aja melihat Jay yang begitu kalem dan tenang tidak lagi menggodanya seperti biasa.
Jay tersenyum tipis saat melihat Shasha duduk tak jauh dari kursinya. Ya.. akhir-akhir ini Jay sudah berusaha sebaik mungkin untuk tidak membuat Shasha semakin risih dan illfeel dengannya. Salah satunya dengan tidak menggoda Shasha.
"Shasha" sapa cowok itu lalu menarik kursi di sebelah Shasha dan duduk di sana.
"Kambing" umpat Jay gak terima saat melihat Saga langsung menghampiri Shasha seperti itu. "Gue seminggu ini udah kayak truk pantura yang bertuliskan 'jaga jarak' lah si kulkas malah ngegas pol!" Kesal Jay lalu ikut-ikutan berpindah tempat.
Shasha mendelik heran saat kursi di sebelahnya itu berdecit. Jay, ntah sejak kapan? Tapi yang jelas saat ini Jay sudah duduk di sebelah kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]
Teen FictionEND- CERITA SUDAH SELESAI. [FOLLOW SEBELUM BACA!!!] 🌼🌼🌼 Pilih Saga atau Jaya? Shasha gak pernah menyangka kehidupan SMAnya akan terasa serumit dan semendebarkan ini. Memang benar, cinta sangat merepotkan. Shasha yang mulanya tak pernah mengenal c...