34. Jalan keluar

267 63 10
                                    


Ntah ini benar apa enggak? Tapi Shasha sudah terlanjur menceritakan semua masalahnya pada Jay. Jujur saja, Shasha juga merasa ini aneh! Kenapa bisa-bisanya ia menangis sesegukan menceritakan semua keluh kesahnya pada Jay padahal mereka saja tidak sedekat itu?

Tunggu! Shasha membulatkan kedua matanya. "Masa iya gue ngerasa udah deket sama Jay?" Hebohnya histeris sendiri.

Shasha menggeleng memegangi pelipisnya. "enggak Sha! Lo cuma lagi terpuruk kemarin, lo butuh temen cerita dan kebetulan aja ada dia" yakinnya berusaha menghipnotis diri sendiri.

Shasha mendecak. "Ck.. Tapi tetap aja ini tuh gak benerrr!!! Kan ada Chelyn atau Pio! Ck.. kenapa gue justru curhat ke dia sih?!!" Kesal Shasha merasa malu sendiri.

Shasha masih mondar mandir di kamarnya. Hari ini hari Senin tetapi anak-anak diliburkan karena kakak kelas yang sedang ujian akhir. Walau begitu, mereka tidak boleh terlalu terbuai bersantai. Ada ulangan kenaikan kelas yang menanti mereka begitu masuk nanti.

Suara klakson motor itu membuyarkan Shasha dari lamunannya. Shasha mengintip dari jendela kamarnya dan ternyata Jay lah dalangnya.

Shasha bergegas turun. Kebetulan mamanya sedang tidak ada di rumah hari ini. Haris juga, dia masih di sekolah mungkin jam 12 baru pulang.

"Loh? Ada apa Jay?" Kejut Shasha karena kedatangan Jay yang tiba-tiba begini.

"Gue ada tawaran pekerjaan buat lo!" Seru Jay.

"Apaan?" Tanya Shasha penasaran.

Jay tersenyum begitu misteriusnya. "Ikut aja! Ntar juga lo tahu!" Katanya.

"Enggak aneh-aneh kan?" Tanya Shasha lagi memastikan.

Jay mengerucutkan bibirnya "Ya ampun Shayangggg, jangan buruk sangka mulu ke gue kenapa sih?!" Sungutnya.

"Ya kan nanya doang" Cibir Shasha.

Shasha lalu masuk lagi ke rumahnya berganti baju. Ia meminta Jay menunggu di teras rumahnya, mengingat pesan mamanya yang bilang jangan bawa masuk anak cowok kalau gak ada orang di rumah. Untunglah Jay gak merasa keberatan sama sekali.

Jay tersenyum tipis, Shasha dengan paduan blouse berwarna merah muda dan celana jeans saja sudah tampak cantik begitu.

"Ayo!" Ajak Shasha karena Jay malah melamun.

Jay menggeleng kecil, sudah dulu terpesonanya. Ada yang lebih penting dari itu!

15 menit saja berkendara. Jarak rumah Jay dan rumah Shasha tidak begitu jauh soalnya.

Shasha turun dari motor, oke kali ini mereka sampai di rumah Jay. Iya rumah jay! Tapi ada perlu apa?

"Mau ngapain Jay?" Heran Shasha membuka helmnya.

"Mau kenalin lo ke mama, mau minta restu dulu" jawab Jay asal.

"Ihhh serius!" Kesal Shasha.

"Iya serius Shayang, kalo lo mau langsung gue kenalin nih!" Tawar Jay lagi.

Shasha memukul lengannya. "Udah dibilang jangan ngegombal mulu! Ck.. udah ah mau pulang aja!" Rajuk Shasha.

"Iya iya maaf, kan bercanda doang tadi" sesal Jay yang selalu saja menggunakan alasan itu kalau modusnya di tolak. Padahal mah apa? Kalau Shasha mau Jay benaran serius kok tadi.

Shasha ikut masuk ke rumah Jay. Cewek itu terkejut begitu melihat ruang tamu Jay dipenuhi oleh anak-anak tongkrongan Jay. Ada Nicholas, Jorgi, Kai, Lusi, Semi dan Rere.

"Selamat pagi cik gu!" Seru Nicholas menirukan salam Ehsan di serial upin ipin begitu Shasha memasuki rumah Jay.

"Wah cik gu hari ini ditemani oleh uncle muthu" ledek Jorgi.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang