24. Shasha yang penakut

282 57 21
                                    


Rasa kesal Saga belum reda sebenarnya. Jay, sampai kapan ia akan terus-terusan mencari perhatian Shasha begitu? Shasha juga, sudah dibilang jangan terlalu dekat dengan Jay. Eh tapi masih saja!

Saga memejamkan matanya berusaha menyadarkan dirinya kalau ini bukan waktu yang tepat untuk mengurus perihal hati. Keseriusan dan fokusnya harus ia curahkan pada Latihan Kepemimpinan Dasar hari ini.

Seharian ini Shasha merasa ada yang aneh dengan Saga. Saga seperti tampak menghindar darinya. Dimulai dari istirahat makan siang tadi, Saga menolak makan bersamanya. Kata Saga, Shasha harus bisa membaur bersama anak lainnya dan ya.. Shasha akui itu ada benarnya juga. Tapi saat pembagian kelompok tadi lagi-lagi Saga mengelak dengan alasan yang sama pula. Membuat Shasha curiga karena sekedar menatap manik matanya pun Saga enggan.

Matahari sudah tergelincir. Beragam aktivitas sudah dilakukan oleh anak-anak bakal calon pengurus OSIS itu. Dari sekedar mendengar materi di AULA, hingga bermain game berkelompok yang melatih daya pikir, daya saing dan kekompakan.

Tim Saga selalu meraih posisi pertama dalam game apapun. Itu saja sudah cukup membuktikan kalau Saga dan timnya merupakan kandidat terkuat yang akan terpilih menjadi anggota OSIS nanti.

Untuk agenda malam ini mereka akan melakukan jurit malam. Jurit malam adalah aktivitas yang dilakukan oleh para peserta yang gunanya untuk melatih kepemimpinan, mengasah keberanian dan memecahkan masalah dalam waktu yang singkat dan juga kerja sama.

Kalau berkaca dari tahun sebelumnya, biasanya aktivitas jurit malam ini juga menambahkan gimmick hantu bohong-bohongan, supaya kegiatan ini jadi lebih seru dan menjadi moment yang tak terlupakan.

Tapi tetap saja, tujuan utama aktivitas jurit malam ini adalah untuk membentuk jiwa-jiwa yang mandiri, pemberani, pantang menyerah, dan tidak bergantung pada orang lain.

Shasha memainkan jari jemarinya. Ia sangat berharap bisa satu kelompok dengan Saga. Shasha gak tahu apa jadinya jika ia mendapat partner lain yang tidak dikenalnya. Apalagi Shasha sangat takut dengan hal yang berbau horror. Sudah tentu pasangannya nanti akan kewalahan mendengar teriakan bahkan rengekan Shasha.

"Saga dan Sonya" Wina mengumumkan kedua orang itu yang akan menjadi partner satu sama lain.

Shasha balas mendengus, ia mencium ada yang gak beres di sini. Ya gak mungkin cuma kebetulan kan Saga dan Sonya berpasangan? Apalagi Wina yang mengumumkannya! Ck.. Sonya dan Wina kan teman dekat, mereka berdua pasti sudah merencanakan semua ini.

"Shasha dan Manda".

Cewek bertubuh kurus tinggi itu langsung melambaikan tangannya pada Shasha. Manda, ia berasal dari kelas B. Shasha pernah mendengar nama Manda sesekali. Katanya Manda begitu jago dalam pelajaran matematika dan fisika. Gak hanya itu, ia juga pemegang sabuk hitam karate.  Huft.. walaupun tak bersama Saga, sepertinya Shasha bisa bernafas lega malam ini karena mendapat partner yang pemberani dan bisa diandalkan seperti Manda.

Sambil menunggu giliran, mereka semua diminta duduk di tengah lapangan dengan mata yang sudah diikat dengan kain. Buta sementara, kurang lebih begitu yang Shasha rasa. Ia tak bisa melihat, hanya pendengarannya saja yang semakin tajam mendengar himbauan dari kakak panitia dan sesekali mendengar jeritan dari anak-anak yang sudah kembali selepas melintasi kuburan dan sekarang tengah memecahkan teka-teki di beberapa ruang kelas yang dibuat menjadi seperti rumah hantu.

"Saga dan Sonya, giliran kalian sekarang!" Titah kakak panitia itu.

"Selanjutnya Shasha dan Amanda. Kalian boleh bergerak jika tim sebelumnya sudah mencapai pos dua!" Sambung kakak panitia itu pula.

Amanda lekas berdiri. Shasha juga turut berdiri sambil menggenggam ujung baju cewek itu. "Tenang Shasha Elara, nanti kalau hantu bohong-bohongannya nongol biar gue banting!" Hibur Manda yang sukses membuat Shasha tertawa kecil.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang