Hidupkan musik di atas!!!
Feelnya lebih terasa
Believe me---
Saga menarik nafas dalam sebelum melangkah memasuki ruang kelasnya. Tadinya ia sengaja membiarkan Sonya masuk lebih dulu, barulah selang beberapa menit Saga menyusul memasuki kelasnya.
Saga melirik ke arah bangku di dekat jendela itu, Shasha sudah ada di sana. Cewek itu seperti biasa selalu tampak sibuk berkutat dengan bukunya. Shasha mendongak menatap ke arahnya, Saga lantas tersenyum manis. Namun sayang, Shasha tampak cuek. Cewek itu justru kembali menunduk mengabaikan senyuman Saga.
Sudah berhari-hari ini Shasha selalu begitu. Saga sadar, pasti berita itu sudah sampai ke telinga Shasha kan? Ya.. tapi Saga bisa apa? di waktu yang sama Saga juga tak ingin membuat Sonya sedih. Untuk saat ini Saga akan membiarkan semuanya berjalan apa adanya saja. Toh.. minggu ini orang tua Sonya sudah pulang kan? dengan begitu Sonya tidak harus menginap di rumahnya lagi.
.
.
Hari ini kegiatan belajar mengajar diselesaikan lebih awal. Anak-anak diminta untuk kerja bakti membersihkan kelas mereka agar menciptakan suasana kondusif saat UTS pada hari Senin nanti. Tak hanya itu, ini juga menjadi ajang kesibukan anak-anak OSIS periode baru karena mereka juga diminta mengangkat beberapa meja dan kursi serta membantu menempel nomer ujian siswa di tiap-tiap meja. Selain itu ada juga yang bertugas menempel denah tempat duduk dan nama siswa di depan pintu masuk kelas.
Shasha cukup serius mengerjakan tugasnya sebagai pengurus OSIS. Ini agenda pertamanya dan Shasha ingin bekerja dengan maksimal walau hanya mengangkut meja dan kursi di ruangan ini.
Hap- Shasha terkejut saat telapak tangan hangat itu berada di atas punggung tangannya. "Biar aku saja!" tawar Saga hendak mengangkat kursi yang Shasha pegang.
Shasha tak balas menjawab, ia hendak melepaskan tangannya dari kursi itu. Tapi telapak tangan Saga masih menahan punggung tangannya. "Sudah selesai marahnya?" tanya Saga.
Shasha memalingkan wajahnya "Siapa yang marah?!" ketusnya.
Saga tersenyum miring, Ia tak boleh begini. Tapi nyatanya Shasha memang tampak semakin menggemaskan dengan wajah cemberut begitu.
"Kamu gak mau mendengar penjelasan dariku dulu? jadi kamu lebih memilih percaya dengan gosip dari teman-teman sepenuhnya?" tanya Saga dan Shasha mendelik kecil, sejujurnya ia memang menunggu Saga menceritakan semuanya kepadanya.
"Basi! kenapa gak dari kemarin-kemarin ceritanya?!" ketus Shasha lagi.
"Ya kan kamu terus menghindar dariku" bela Saga.
Shasha memanyunkan bibirnya "Lo kan bisa ngechat gue?! tiap malem gue tungguin tapi gak ada tuh!" kesal Shasha tanpa sadar selalu saja kelepasan bicara jika sudah kesal begini.
Saga balas tersenyum tipis. "Maaf, aku gak tahu. Ku pikir kamu tidak ingin diganggu" jelas Saga.
"Apaan sih?! masa gak bisa bedain mana orang yang gak pengen diganggu sama yang lagi nungguin kabar?!" kesal Shasha lagi lalu memiringkan kepalanya seraya mendecak sebal karena lagi-lagi keceplosan.
"Iya.. iya.. Shasha Elara. Lain kali aku akan belajar lebih peka" sahut Saga.
Manik mata Shasha tampak membulat menunggu penjelasan dari Saga. Saga pun memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin dan menjelaskan seluruh kronologi bagaimana Sonya bisa berakhir tinggal di rumahnya untuk sementara waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]
Teen FictionEND- CERITA SUDAH SELESAI. [FOLLOW SEBELUM BACA!!!] 🌼🌼🌼 Pilih Saga atau Jaya? Shasha gak pernah menyangka kehidupan SMAnya akan terasa serumit dan semendebarkan ini. Memang benar, cinta sangat merepotkan. Shasha yang mulanya tak pernah mengenal c...