Wina menggigit kukunya begitu cemas. Dari tadi ia terus berkutat dengan dirinya sendiri untuk melakukan hal tersebut atau tidak? Wina sebenarnya takut, ia pikir tak ada jaminan Jay akan sadar dan tetap berada di sisinya hingga akhir. Namun masukan dari teman-temannya itu ada benarnya juga, sesekali Wina harus menarik ulur perasaan Jay. Wina harus bisa membuat Jay jera dan menyesal dengan cara memutuskan cowok itu terlebih dulu. Jika Jay memang benar menyayanginya maka tentunya Jay akan berusaha mempertahankan hubungan mereka bukan?
"Ada apa Win?" tanya Jay yang langsung duduk di kursi depan Wina.
"Jay, aku mau kita putus!" pinta Wina memejamkan sebelah matanya begitu khawatir sekaligus berusaha mengintip raut wajah Jay.
Cowok itu termangu. Ia sama sekali tak bisa merespon apapun, membuat Wina bernafas lega merasa Jay sedang shock dan merasa terserang dengan kata putus darinya.
"semuanya memang salah aku, aku gak pernah bisa bahagiain kamu Win. Maafin aku" lirih Jay langsung bergegas meninggalkan Wina begitu saja.
"eh? Jay.. tapi.."
Bruk- Jorgi hendak mengumpat saat cowok itu berlari cepat ke arahnya hingga coca-cola yang sedang diminumnya tumpah membasahi baju olahraganya.
"Sialan ya lo! bisa gak sekali aja normal Jay jangan kayak titan abnormal gitu kelakukan lo!" omel Jorgi mengibaskan bajunya berkali-kali.
"Mana bisa Jor, mau dicuci itu baju lo!" Timpal Kai dan Jorgi balas merengut, mau marah tapi ya gimana lagi? tar yang ada lebih galakan si Jay kalau dia marah mah.
"Eh eh eh ada berita bagus!" heboh Jay.
"Apaan? Mbak Ira juga ikutan menjanda kayak Mbak Sella?" tebak Nicholas asal membicarakan biduan kantin bawah.
"Bukan! yang satu ini lebih bagus dari itu!" seru Jay tersenyum dari pipi ke pipi.
"Apaan sih Jay?" kini Kai yang penasaran.
"GUE RESMI DIPUTUSIN WINA!! YESSSSS!!!!" ujar Jay berlompat ria sendiri.
Jorgi menggeleng heran "emang gak beres otaknya. Cuma dia kayaknya yang bahagia banget habis diputusin pacarnya" celetuk Jorgi.
"tentu dong!!! sekarang gue merdeka mennn!!! mau godain siapa lagi ya habis ini hehe" pikir Jay lalu jalan lebih dulu sambil berlompat ria sesekali.
"MERDEKA!!". "JAYA!!!". "MERDEKAA!!!". "JAYA!! JAYA!! JAYA!! HUUUHHH!!" teriak Jay menciptakan yel-yel buatannya sendiri.
"Gue heran, kenapa kita bisa betah temenan 3 tahun sama dia. Padahal gak jelas banget anaknya" pikir Jorgi, baik Nicholas dan Kai pun mengangguk membenarkan.
---
Shasha menghembuskan nafas berat. Di kelas, di cafetaria, di mana pun! semuanya sama saja terasa sangat membosankan. "Saga?" pikir Shasha merasa kehilangan tidak melihat sosok itu selama 3 hari belakangan ini.
Shasha sudah berkali-kali mengirimi Saga pesan layaknya dulu saat Saga melakukan hal yang sama karena merasa khawatir dengan Shasha yang sakit.
Tapi.. sayangnya pesan dari Shasha sama sekali tak digubris oleh Saga. Jangankan dibalas, dibaca pun tidak. Huh.. sepertinya Saga benar-benar kecewa padanya.
Saat ini Shasha sedang makan seorang diri di cafetaria. Chelyn dan Pio tidak bisa menemaninya karena kedua orang itu sedang sibuk latihan untuk mengisi rangkaian acara pensi bulan depan. Jadi nanti Chelyn akan duet bernyanyi bersama Damar, sedangkan Pio direkrut dadakan jadi tim drama bersama Sonya. Sepertinya hanya Shasha dari kelas mereka yang tidak melakukan apapun untuk pentas seni nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]
Teen FictionEND- CERITA SUDAH SELESAI. [FOLLOW SEBELUM BACA!!!] 🌼🌼🌼 Pilih Saga atau Jaya? Shasha gak pernah menyangka kehidupan SMAnya akan terasa serumit dan semendebarkan ini. Memang benar, cinta sangat merepotkan. Shasha yang mulanya tak pernah mengenal c...