Sonya tersenyum puas mencicipi hasil masakannya. Ia lalu mengambil beberapa buah piring dan menghidangkan masakannya itu di atas meja makan.
"Saga, ayo makan" ajaknya.
Saga menoleh, dari tadi bau harum masakan itu sudah lumayan menusuk hidungnya dan juga perut Saga lumayan lapar karena tadi sama seperti biasanya mamanya tidak memasak untuknya. Bi Mirna juga gak bisa datang hari ini.
"Tampilannya menarik" puji Saga melihat nasi goreng buatan Sonya dengan telur mata sapi dan sosis berbentuk cumi kecil di sisi piring. Ada juga sayur mayur berwarna cerah yang membuat hidup piring putih itu.
Sonya tersenyum bangga. "Coba rasa dulu Sag!" pintanya pada Saga seraya memberikan sendok pada cowok itu.
"enak, kamu pintar memasak juga" puji Saga lagi dan Sonya semakin tersenyum lebar.
"Gue baru belajar masak baru-baru ini. Mama yang ngajarin!" heboh Sonya dan Saga mengangguk saja. Toh sudah semestinya Sonya pandai memasak karena mamanya Sonya kan juru masak terkenal dan punya restoran sendiri.
"lain kali gue bakal masakin lo makanan lain ya! gue bakal curi resep rahasia mama hehe" ujar Sonya dengan senyum jail.
Saga ikut tertawa "Dasar! tidak boleh begitu! resep mamamu itu termasuk rahasia dagang dan dalam bisnis kuliner itu punya Hak Kekayaan Intelektual sendiri loh!" ingat Saga dan Sonya balas mencebikkan bibirnya.
"Tapi kamu hebat loh Sonya. Kamu pintar, berbakat, jago olahraga, dan sekarang apa? jago masak juga?" celetuk Saga tanpa sadar dari tadi hanya menyembur Sonya dengan pujian.
Mereka selesai makan. Saga membantu membersihkan meja makan, sementara Sonya sibuk mencuci piring di belakang. Setelah makan mereka berdua duduk di sofa ruang TV. Sonya tampak larut dengan film barat yang ditontonnya, sedangkan Saga masih asik dengan bukunya yang sedikit lagi selesai dibacanya itu.
"Hoaammm gue ngantuk" Sonya menguap menepuk mulutnya berkali-kali. "Saga lo tidur di sini kan?" tanya Sonya. Saga balas menggeleng "aku akan langsung pulang setelah ini" katanya.
Sonya mencebikkan bibirnya "Loh? kata mama lo, lo bakal nemenin gue?!" protesnya.
Saga mendecak, mamanya memang selalu mengingkari kesepakatan mereka berdua. Mamanya hanya menyepakati kesepakatannya sendiri tanpa menanggapi serius omongannya.
"Maaf Sonya, tapi kita sama-sama sudah dewasa. Apa kata orang-orang nanti kalau kita hanya berdua bermalam di rumah ini?" jelas Saga berusaha membuat Sonya mengerti.
Akhirnya Saga bisa pulang juga ke rumahnya. Untung Saja Sonya mau mengerti. Saga mendesis, sebenarnya tadi itu hanya alasannya saja untuk menghindar dari Sonya. Toh sebenarnya tak mengapa mereka bermalam bersama di rumah itu, Saga juga tak mungkin melakukan hal tidak senonoh pada Sonya. Saga hanya tak ingin mendengar rumor aneh lagi antara dirinya dan Sonya. Ya.. Sonya kan punya gank anak cewek yang gemar bergosip, bisa mati kikuk Saga jika gank Sonya menceritakan hal yang tidak-tidak pada anak cewek di kelasnya. Terutama Shasha, Saga gak mau cewek itu salah paham lagi.
---
Suara riuh tetangga seketika membangunkan Saga dari tidurnya. Saga mengerutkan dahinya saat melihat jam beker di samping tempat tidurnya masih menunjukkan pukul 3 dini hari. Saga berjalan lunglai mengintip dari jendela kamarnya. Dari atas sini bisa ia lihat para tetangga tampak ramai memenuhi halaman rumah Sonya.
Saga lekas turun, ia berlari cepat menuju rumah Sonya.
"Ada apa ini Sonya?" paniknya menghampiri Sonya yang sedang terduduk di teras menggenggam gelas berisi air hangat yang dibawakan ibu-ibu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]
Teen FictionEND- CERITA SUDAH SELESAI. [FOLLOW SEBELUM BACA!!!] 🌼🌼🌼 Pilih Saga atau Jaya? Shasha gak pernah menyangka kehidupan SMAnya akan terasa serumit dan semendebarkan ini. Memang benar, cinta sangat merepotkan. Shasha yang mulanya tak pernah mengenal c...