37. Mengaku

252 57 3
                                    

Bohong jika Jay bilang kalau hari ini sesuai dengan apa yang diharapkannya. Enggak! sama sekali enggak! Selama di rumah Shasha tadi, cewek itu hanya diam menunduk mengutis pinggiran kukunya. Mama Shasha juga tampak begitu kaku dan tegas menanyai ini dan itu pada Jay, sementara Shasha sama sekali tak mau ikut bicara untuk mengurangi rasa canggung yang ada.

Jay pulang dari rumah Shasha. Baginya hari ini gagal total. Bu Herra mama Shasha juga menunjukkan kesan tak suka padanya. Terlebih ketika wanita itu bertanya pada Jay 'kamu merokok ya? kok bau rokok?' tanyanya tadi dengan mata memicing curiga.

Rasanya Jay ingin mengumpat saja. Kenapa juga tadi ia malah bertemu dengan Malik untuk menanyakan tips bertemu dengan ibu gebetannya. Malik juga pagi-pagi buta malah merokok! Jadi kena ke Jay kan bau asapnya huh!

Jay masih tampak suntuk, ia tak langsung pulang. Moodnya sedang buruk dan ia butuh hiburan dari teman-temannya. Begitu sampai di rumah Nicholas seperti biasa anak-anak sudah berkumpul di sana. Hari ini mereka janjian mau menonton film bersama menghilangkan stress setelah ulangan kenaikan kelas kemarin, karena nyatanya class meeting saja belum cukup untuk menghilangkan rasa jenuh dan stress mereka.

"Makin hari makin tambah susah aja tuh muka!" ledek Nicholas saat Jay memarkirkan motor di halaman rumahnnya.

Jay mendongak seraya menghembuskan nafas berat. "Ahhh kacau!" rutuknya.

"kenapa lagi lo? kena marah nyokap lo?" terka Jorgi.

Jay menggeleng "bukan" katanya.

"terus?" tanya Jorgi pula.

"Nyokapnya Shasha" jawab Jay pasrah mendudukkan diri di kursi teras rumah Nichol.

Jorgi lekas menghampiri cowok itu "Buset!! kok bisa?" kejutnya penasaran.

"Nyokapnya gak suka karena gue suka antar-jemput anaknya bawa pergi kemana-mana tapi gak izin dulu ke dia. Terus nanya-nanya tadi keseharian gue apa? hobi gue apa? sampai-sampai nanya merokok apa enggak dan sialnya emang sekarang badan gue lagi bau rokok" keluh Jay memejamkan kedua matanya pasrah.

Lusi mendengus "salah lo juga sih! Udah tau Shasha tuh anak dari strict parents. Lo sendiri juga tahu kan dia anak bungsu dari 4 bersaudara dan satu-satunya anak perempuan pula? Ck ck ck kalau gue jadi mamanya pasti gue kandangin tuh biar gak kemana-mana!" celetuk Lusi bukannya menghibur Jay malah mojokin Jay pula.

"Iya sih ya, Shasha mah jangan lo samain sama cewek yang pernah lo pacarin selama ini Jay. Beda banget anaknya! benar-benar anak rumahan, naif, manja. Cewek baik-baik itu aduhhhh" timpal Kai juga buat Jay makin kesel aja karena malah berkoloni sama Lusi mojokin dia.

Nicholas menepukkan tangannya "eh eh eh!! tapi respon Shasha gimana waktu nyokapnya mojokin lo?" tanya Nicholas.

Jay mencuatkan bibirnya "dia diam aja, justru sebelum nyokapnya datang dia malah minta gue untuk jangan datang lagi ke rumahnya" jawab Jay dengan wajahnya yang semakin tampak begitu suntuk.

"Wahhhh bangsulll!!! kok malah gitu ya? emangnya lo salah apa sama dia? ck ck dasar cewek ya!" sambar Nicholas dan Jay balas menepuk-nepuk lengan cowok itu karena Nicholas satu-satunya orang yang gak mojokin dia di sini.

Semi mengelilingkan bola matanya. "dasar cowok! malah nyalahin cewek lagi! heh jempol badak! lo tau gak kalau Shasha tuh lagi dimusuhin sama sebagian anak cewek di kelasnya!"

Jay mengedutkan alisnya "maksud lo?".

"Gue denger katanya anak kelasnya pada curiga sama dia karena dianggap udah berkhianat gitu lah ngajarin kita pakai buku the king mereka itu!" jelas Semi dan Jay termangu.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang