32. Murid baru

286 63 15
                                    

Shasha mengernyitkan wajahnya kebingungan karena lagi-lagi Jay selalu saja mangkir dari tempat tujuan.

"Ini rumah siapa? katanya mau belajar di rumah lo gimana sih?" omel Shasha seraya memandangi rumah bercat kuning kentang dengan atap coklat itu.

Jay mengajak Shasha turun dari motornya. "Bentar doang Shayang, lo tunggu di sini dulu ya. Ada anak cewek juga kok!" pinta Jay dan deg- jantung Shasha rasanya tersentak detik itu.

Shasha menelan salivanya dia takut sekarang. Rumah ini bercahaya remang, ada kepulan asap rokok juga tampak dari muka pintu, tawa anak cowok dan cewek pun menggema ria dari dalam sana. Fix, kondisi rumah seperti ini bukanlah tempat yang seharusnya Shasha kunjungi. Jika Bu Herra mamanya tahu, beuh.. mungkin Shasha sudah dihukum gak boleh kemana-mana selama sebulan penuh!

"anter gue pulang sekarang!" pinta Shasha menarik belakang seragam Jay tak mau masuk ke rumah itu.

Jay membaca raut wajah khawatir Shasha. "Sha, mereka gak sebandel itu! Jangan takut! ayo masuk sebentar!" tawar Jay dan Shasha masih kekeh menggeleng.

Cowok berahang tegas dengan rambut cepak itu keluar dari rumah tadi "Loh Jay? Pacar baru lo?" tanya cowok tadi, kalau Shasha tak salah namanya Kak Juno. Dia anak kelas 12 yang dulunya begitu aktif di ekskul band.

Shasha bersembunyi di balik tubuh Jay. Juno dengan rokok di tangan kanannya dan seragam sekolah yang ia sampirkan di bahu kirinya itu berhasil membuat Shasha takut.

Tak lama sosok lain keluar. Kali ini Kak Karina. Shasha kenal betul Karina karena cewek itu begitu aktif di ekskul tari. "Oh.. jadi ini Shasha Elara yang sering Wina ceritain?!" serunya begitu melihat Shasha.

Jay mendecak "Ck.. Kak! Please deh jangan bawa-bawa Wina!" pinta Jay sedikit tak enakan juga pada Shasha karena selalu saja disangkut pautkan dengan cewek itu.

"Haha iya-iya, gue sama Juno pulang duluan ya! masih ada anak-anak lain sih di dalam" pamit Karina, begitu pula Juno yang hanya melambaikan tangannya pada Shasha maupun Jay.

Shasha masih menarik seragam sekolah Jay dari belakang seperti ini, sesekali ia menoel bahu Jay. "Mereka merokok Jay! Mereka benar-benar badung sesuai rumornya! udah yuk pulang aja!" ajak Shasha untuk yang kesekian kalinya.

"Jangan seuzon dulu kenapa sih Sha? gak semua yang merokok itu anak nakal kali. Ya.. walaupun merokok di umur segini masih belum dibenarkan tapi.."

Shasha memicingkan matanya pada Jay "apa jangan-jangan lo juga merokok ya?" tanyanya curiga.

Jay menggeleng cepat "enggak! kan gue udah bilang waktu itu!" elak Jay. 

"Yang bener?"

"I swear Shayang, pemain bola harus menjaga kesehatan tubuhnya ya gak? terlebih gue juga harus sehat panjang umur biar bisa jagain mama dan Kinar!" tegas Jay.

"bokap lo?" sela Shasha lagi karena omongan Jay barusan seolah menunjukkan kalau dirinya lah yang bertanggung jawab penuh atas mama dan adiknya.

Jay mendadak diam. Ia masih enggan membicarakan masalah pribadinya dengan orang lain. Hanya Nicholas, Kai dan Jorgi saja yang sejauh ini tahu dengan kehidupan pribadinya dan keluarganya yang hancur total.

.

.

10 menit berdiri di depan sana, akhirnya Shasha mau juga masuk ke rumah ini. Ntah harus bersyukur atau apa? Tapi Shasha lihat Lusi juga duduk di sofa ruang tamu itu.

"Siapa tuh?" heran Jorgi karena memang cahaya di sini begitu redup.

"Ya Allah Jay, item bener sih lu sampai gak kelihatan gitu!" ledek Kai dan Jay balas melemparkan tasnya. 

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang