9. Modus

391 75 40
                                    

Ada hikmahnya juga Shasha cemburu buta begini. Membuat adrenalinenya semakin menaik dan dilampiaskan pada ujian modulnya. Shasha harap-harap cemas menanti hasil ujian modul yang seharusnya sudah keluar siang ini. Shasha masih berdiri bersandar di belakang menunggu Pak Zaka datang menempel hasil ujian modul mereka di mading tiap lantai, mulai dari lantai dasar hingga ke lantai 3 sana.

Huft- Shasha menghembuskan nafasnya perlahan, berusaha menetralkan dentuman jantungnya. Shasha memejamkan matanya sesaat, ia yakin nilainya akan baik-baik saja. Minimal jika ia tidak bisa naik peringkat, ia tetap akan bertahan di peringkat yang sama.

Pak Zaka datang, anak-anak langsung menyerobot mengelilingi mading. Shasha yang bertubuh lemah pun tak berani menyelip ke dalam lautan berombak besar itu. Shasha lebih memilih diam di belakang menggigit ujung kukunya saja, ia akan menunggu sampai anak-anak bubar meninggalkan mading.

Duk- Sonya cewek cantik bertubuh tinggi itu meninggalkan kerumunan lebih dulu. Matanya menyapa kedua mata bulat Shasha. Shasha semakin heran karena Sonya malah mendengus sebal padanya dengan mata memicing tak senang.

"Sha!!! Gila!!! lo ranking 3 Shaaa!!!" heboh Chelyn mengguncang tubuh Shasha tiada henti.

"Hah? yang bener lo serius?!" kejut Shasha tak kalah hebohnya lalu maju memberanikan diri menyelip walau anak-anak masih ramai berkerumun.

"Lohhhh? beneran? Yesssss!!!" senang Shasha tampak begitu puas. Sementara dayang-dayangnya Sonya tampak berbisik melihat reaksi Shasha yang dinilai juga sudah merebut peringkat Sonya.

Shasha sudah tak peduli lagi dengan sindiran para cewek. Sekarang ia tak masalah dapat peran antagonis di drama murahan kelasnya. Ya.. gak apa-apa kan? Kalau dipikir-pikir peran antagonis tuh keren juga, selalu jadi bahan omongan orang lain hehe

.

.

Dari awal Saga gak berniat ikut berkerumun di depan mading. Bukannya terlalu pede atau bagaimana? Tapi Saga yakin dia pasti tetap akan bertahan di peringkat satu. Tapi ntah mengapa kakinya merespon lain? Ia malah mendekati mading itu. Langkahnya semakin cepat tatkala melihat cewek berambut lurus panjang legam itu turut ada di sana dengan wajah begitu cemas.

Saga masih menyaksikan dari jauh bagaimana raut wajah cemas Shasha berubah bahagia dalam kurun waktu yang singkat. Sekarang Shasha tengah berlompat kecil memeluk Chelyn dengan senyuman lebar. Saga tersenyum tipis, Shasha terlihat semakin manis dan menggemaskan dengan senyum penuh seperti itu.

Saga ingin menghampiri Shasha, sepertinya peringkatnya naik makanya ia tampak senang begitu kan? Oke saga, ini waktu yang tepat untukmu modus dekat dengannya. Setidaknya kamu bisa mengucapkan selamat ke dia. Batin Saga.

"Loh Sonya?" heran Saga karena Sonya menangis sesegukan begitu berpapasan dengannya.

"Kenapa Sonya?" tanya Saga.

Sonya mengusap air matanya "hiks.. ranking gue turun" lirihnya.

Sementara dari jauh Shasha hanya bisa melihat bagaimana Saga tampak peduli pada Sonya lagi. "Ck ck ya ampun, seandainya Damar natapin gue begitu ya kalau ranking gue turun? ini mah apa dia malah ketawa jahat kayak setan" gerutu Chelyn yang ikutan meleleh melihat calon pasangan paling ideal di kelas mereka itu.

Tanpa sadar senyuman di wajah Shasha pudar. Apa Saga juga bakal mikir kalau Shasha orang jahatnya karena sudah merebut peringkat 3 dari Sonya? 

"Sha?" tegur Chelyn karena Shasha tampak larut dalam lamunannya.

"Oh ya gue duluan ya Chel, hari ini hari terakhir gue bersihin halaman!" pamit Shasha lalu berbalik badan memilih arah yang berlawan agar tak berpapasan melewati Saga dan Sonya.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang