38. Tanggung Jawab

262 54 9
                                    


"Gini aja, masalah ini kita selesain internal aja dulu. Jangan libatin sekolah!" Saran Haris yang dari tadi kelihatan mondar-mandir di kamar Shasha berusaha membantu adiknya mencari jalan keluar dari masalah ini.

Shasha mengerutkan dahinya masih tak mengerti dengan ide Haris.

"Minta tolong Saga ngumpulin orang tua kelas kalian dan perwakilan dari kelas B. Nanti minta Pak Rian juga untuk menjadi penengah masalah ini!" Lanjut Haris.

Shasha mencibirkan bibirnya. "Tapi Shasha lagi gak akur sama Saga. Saga juga kecewa sama Shasha" jelas Shasha matanya berair ingin menangis lagi.

Haris menghela nafas sesaat. "Tapi tetap aja dicoba aja dulu. Dari pada pakai perantara sekolah sama komite yang ada bakalan ribet!" Saran Haris lagi.

Shasha mencebik "tapi takut kak Haris, sk.. Shasha gak berani minta tolong sama Saga" lirihnya.

"Jadi gimana? Apa perlu gue aja yang minta tolong ke Saga? Kan gak lucu!" Pikir Haris.

"Pokoknya coba bicara baik-baik sama Saga! Dia pasti mau nolongin lo kalau lo jelasin semuanya ke dia!" Titah Haris sebelum menutup pintu kamar Shasha.

Shasha menggigit kukunya. Ia masih ragu ingin menghubungi Saga lebih dulu. Ya.. apa yang akan Saga pikirkan nanti? Shasha Elara gadis yang tak tahu malu bermuka tebal?

"Ck" Shasha mendecak. Ia gak bisa terus-terusan begini!

Drrtt-

Handphonenya berdering. Ada panggilan masuk dari nomer tak dikenal.

Shasha mengangkat panggilan itu. "Halo Sha?" Sapa penelepon.

Shasha mengerutkan dahinya. Ia kenal suara itu. "Jay?" Sapanya balik.

"Iya ini gue Jay, gue.."

"Lo dapat nomer gue dari mana?"

"Dari Semi. Eh tapi dia...."

"Ck.. yaudah deh Jay. Udah dulu ya gue sibuk gak..."

"SHA!" Potong Jay karena dari tadi Shasha terus yang memotong omongannya.
"Please dengerin gue dulu!" Pintanya.

Shasha terdiam sesaat memandangi layar handphonenya. Ia lalu kembali menempelkan benda persegi panjang itu pada telinganya.

"Iya" ujarnya.

"Gue minta maaf, ini semua salah gue. Seandainya gue gak nyaranin lo ngajar gue dan teman-teman gue" lirih Jay.

Shasha menghembuskan nafas pasrah. "Udahlah Jay.. udah kejadian juga dan ini juga bukan salah lo sepenuhnya. Salah gue juga sih karena nerima tawaran lo" tanggap Shasha.

"Enggak! Enggak bisa! Pokoknya ini salah gue!" Tegas Jay.

"Bukan Jay, salah gue juga"

"Salah gue!".

"Gue".

"Pokoknya gue titik!" Tegas Jay lagi. Shasha tanpa sadar tersenyum samar.  Jay begitu lucu baginya.

"Yaudah iya salah elo" ucap Shasha mengalah.

"LOH KOK SALAH GUE?!" Heran Jay sok-sok an tak terima.

"Ihhhh gimana sih lo ini?!" sebal Shasha pula dan bisa ia dengar Jay balas tertawa cengengesan dari sebrang sana.

"Haha iya Shayang bercanda doang" tuturnya.

Sekon kemudian Jay kembali serius "jadi gimana Sha? Apa perlu gue ketemu sama anak kelas prestasi?".
"Gini aja, lo bilang aja kalau gue maksa lo ngajar gue terus lo gak punya pilihan lain selain..."

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang