12. Klarifikasi

313 70 32
                                    

Shasha menerobos gerombolan anak reguler yang sedang bersantai di koridor depan kelas mereka. Kedatangan Shasha yang notabenenya anak kelas prestasi tentu membuat gaduh sepanjang lantai dasar ini.

"Selingkuhannya Jay lewat"

"mantap bener pelet si Jay bisa dapat anak kelas prestasi"

"Siapa namanya? Shasha bukan? yang peringkat 3 dari kelas A itu kan?"

"Percuma cantik pinter tapi ngerusak hubungan orang"

Shasha mengepal kedua tangannya, telinganya terasa begitu panas mendengar gosipan tak berdasar itu.

Shasha semakin mempercepat langkah kakinya menuju kelas yang berada paling pojok itu. Begitu Shasha sampai pas sekali dengan komplotan teman-teman Jay yang juga berada di depan kelas. Mereka tampak asik bergantian melompat berlomba-lomba siapa yang bisa menyentuh palang pintu kelas dan atap dak kelas mereka.

"Dikit lagi sampai anjir!!" umpat Jay, sementara Jorgi yang berlengan dan berkaki panjang hanya tertawa remeh melihat Jay yang masih lompat-lompat kayak kodok rawa.

"Eh Jay!! Jay!!" bisik Kai berusaha menghentikkan aktivitas gak bermutu Jay.

"Sabar bule! dikit lagi gue bisa ngeraih palang pintu sama dak kelas!" yakin Jay masih mendongak menatap langit-langit kelasnya.

"Udel lu kelihatan bego! ada Shasha noh!" ingat Kai dan Jay sontak merapikan bajunya sambil nyengir ke Shasha. Anjim kan malu gue, batin Jay.

Jay memiringkan kepalanya merasa aneh karena ini pertama kalinya cewek itu datang ke kelasnya seperti ini.

"ada apa Thom-" Jay hendak memanggil Shasha dengan julukan yang ia buat seperti biasa, tetapi mendadak gak jadi karena wajah Shasha yang tampak begitu sangar udah mirip bapak-bapak yang jaga malam di pos ronda.

"ehem.. ada apa Sha?" tanya Jay.

Shasha menatap lurus ke arah Jay begitu serius "gue mau ngomong berdua sama lo!" pintanya yang disahut dengan cie cie an oleh anak kelas Jay.

"CIEEEEEEE UHUYYYY BERDUAAA ACCIEEE"

"Syuuutttt!!" Jay meminta teman-temannya untuk tenang karena Shasha tampak bergeming merasa tak senang.

"Ayo kita ngomong di lantai 3 aja!" ajak Jay dan Shasha berjalan lebih dulu dengan tangan terlipat di depan dada.

Jay menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia gak tahu kenapa Shasha tampak begitu marah padanya. Tapi satu hal yang pasti, hal besar sedang terjadi dan Jay harus siap dengan semburan pedas apapun yang akan Shasha katakan padanya.

"Maksud lo apa?" tanya Shasha.

"Hah?" heran Jay.

Shasha menolak sebelah bahu Jay. "Jangan pura-pura bego! maksud lo apa kali ini? belum puas lo ngelihat gue dihukum kemarin? sekarang apa lagi?!" tanya Shasha masih marah sepihak.

Dahi Jay masih berkerut. Jujur, dia benar-benar gak tahu apa-apa saat ini.

Shasha kembali menolak sebelah bahu Jay "Ayo jawab! jangan diem mulu!" kesalnya.

"Tunggu dengerin gue dulu! gue benar-benar gak ngerti de.."

"Jangan basa-basi lagi ayo jawab semuanya sekarang!" kesal Shasha masih menolak sebelah bahu Jay membuat cowok itu mundur dua langkah menjauh.

Shasha hendak mendorong bahu Jay lagi, tapi cowok itu lebih dulu menangkap pergelangan tangannya membuatnya nyaris terjatuh hampir kehilangan keseimbangan.

Shasha mendongak, posisinya sekarang tengah bersandar di dada bidang Jay. "lepasin!" pintanya menarik diri menjauh dari dekapan Jay.

"Lo bisa kan jelasin baik-baik? gue benaran gak tau!" pinta Jay memelas dan pandangan sengit Shasha pun akhirnya meredup setelah melihat ekspresi meyakinkan dari Jay.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang