22. Dekat

292 67 17
                                    


"Loh Sha? Kamu sudah pulang? Kemana aja dicariin kakak kamu dari tadi?" Heran wanita itu meletakkan tasnya pada meja makan. Sementara anak gadisnya sudah berganti pakaian rumah bersantai menonton TV.

"Tadi Shasha nemenin temen dulu ma, tapi langsung diantar pulang kok!" Jawab Shasha tak ingin mamanya khawatir.

Bu Herra memicingkan matanya "siapa yang nganterin kamu pulang? Bukan Saga kan? Tadi mama lihat dia sudah pulang dengan neneknya" pikir wanita itu.

"Ya bukan" jawab Shasha lagi.

"Terus?".

"Mama gak kenal orangnya".

"Ya makanya harus dikenalin! Gimana sih kamu ini?! Jangan buat orang tua khawatir kan bisa?" Omel mamanya.

Shasha menghela nafasnya "Namanya Jayandra" ujarnya.

"Loh? Cowok?" Kejut mamanya dan Shasha pasrah saja. Mamanya memang selalu heboh kalau Shasha dekat dengan anak cowok.

"Jangan bilang dia cowok gak sopan kemarin yang gak nganterin kamu masuk sampai ke dalam rumah?" Duga mamanya.

Shasha menggeleng. "Bukannya gitu ma, kemarin Jay tuh buru-buru mau pulang ada urusan katanya. Terus tadi dia juga udah nungguin mama tapi mama..."

"Nunggu di luar apa di dalam rumah?" Tanya mamanya lagi.

"Ya di luar lah" sambar Shasha.

Bu Herra mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bagus, jangan bawa laki-laki masuk ke dalam rumah berdua kalau gak ada orang lain. Bahaya!" Ingatnya yang memang selalu ketat dan disiplin tentang pergaulan putrinya.

Bu Herra hanya gak ingin Shasha putri bungsunya yang paling berharga akan terjerumus dalam pergaulan bebas layaknya kedua kakak tertuanya. Makanya dia begitu tegas dan mengatur pergaulan Shasha.

"Oh ya ma, tadi mama minta Saga belajar bareng Shasha di rumah tuh kenapa ya? Ya.. tumben aja gitu" pikir Shasha penasaran.

Bu Herra mendesis "ssh.. mama sudah dengar semuanya dari Harris. Katanya kamu dan Saga begitu dekat, kalian juga sering berduaan belajar bareng di kelas selama ulangan sementara anak-anak lain pergi istirahat makan siang" jelas mamanya dan Shasha mencium aroma tak nyaman dengan maksud mamanya.

"Lebih baik kalian belajar di rumah saja agar mama bisa memantau kalian. Mama gak mau kamu berdua-duaan terus dengan Saga! Bahaya!" Ingat mamanya lagi dan lagi.

Shasha mendongak, sejujurnya ia juga merasa jengah dengan gaya mamanya yang terlalu kaku begini. Tapi sudahlah.. setidaknya mamanya masih mengizinkannya dekat dengan Saga walau hanya sebatas teman belajar.

---

Saga selaku ketua kelas baru saja kembali dari AULA sehabis rapat bersama pengurus OSIS, MPO (majelis pembina OSIS), MPK (Majelis perwakilan kelas) dan perwakilan dari tiap ekskul.

Saga berlari cepat menuju kelasnya. Ia mengintip ke dalam tapi Shasha sudah tidak ada di sana. Ia lanjut berlari lagi ke cafetaria dan sayang Shasha juga tidak ada di sana.

Saga tahu, cewek itu pasti sedang berada di perpustakaan sekarang dan benar saja! Shasha sudah duduk di sana membaca tumpukan buku-buku itu.

"Shasha" panggil Saga pelan tidak ingin menggangu pengunjung lainnya.

Shasha tersenyum lebar. Ia lalu menepuk kursi di sebelahnya meminta Saga duduk di sana.

Kedua alis tebal Saga berkerut. "Kenapa kamu selalu melewatkan jam makan siang sih Sha? Belajar itu memang perlu, tetapi kamu juga harus makan dong!" Omel Saga.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang