23. Support system

296 66 24
                                    

Jantung Shasha berdebar begitu cepat, ini pertama kalinya ia mendaftar mengikuti sebuah organisasi. Tidak seperti Saga yang begitu berpengalaman, Shasha justru tak pernah tahu setitik pun arus dari sebuah organisasi. 

"Kamu pasti lulus tahap 1 kok!" ujar Saga berusaha menyemangati Shasha.

Shasha mengangguk kecil. Ia juga yakin lembar berkas pendafataran pengurus OSIS kemarin sudah diisinya dengan baik. Ia juga menjawab visi dan misinya segamblang mungkin untuk memajukan OSIS di sekolah ini. Tapi tetap saja, debaran jantungnya ini masih menggila karena nervous.

Saga tersenyum tipis. Ntah mengapa ia merasa bangga sudah berhasil mendorong dan memberanikan Shasha sampai sejauh ini. Bagi Saga Shasha sangat bersinar dan sayang jika sinar itu hanya ia nikmati sendiri. Orang-orang di sini juga harus tahu potensi yang Shasha miliki.

"SAGAA!! SAGAAA!!" heboh Shasha begitu anggota OSIS menempelkan foto beserta nama siswa yang lolos seleksi tahap 1.

"GUE LOLOS SAGAAAA!!!!" hebohnya lagi memukul lengan Saga kesenangan. Saga merintih pelan "awww" katanya.

Shasha sadar reaksinya sudah berlebihan. Ia lalu mengelus lengan Saga pelan "maaf" lirihnya dengan wajah mencebik. Saga balas terkekeh kecil saja. Shasha ternyata memang semenggemaskan itu.

---

Istirahat makan siang seperti biasa Jay akan menghabiskan waktunya di kantin bersama teman-temannya yang lain. Rutinitas makan di kantin bawah begitu sakral bagi Jay, bahkan tujuannya bersekolah kayaknya lebih memprioritaskan makan di kantin 80% baru sisanya belajar di kelas 20%.

"Eh apaan tuh rame-rame?" heran Kai melirik pada gerombolan anak-anak yang berkerumun di depan mading.

"Awas! minggir semuanya!" teriak Jay sangar dan seketika anak-anak itu memberikan jalan baginya lewat.

Jay membaca judul pengumuman itu. Awalnya ia tak tertarik dengan tulisan 'PENGUMUMAN BALON (BAKAL CALON) PENGURUS OSIS PERIODE 20xx/20xx'. Tapi mendadak matanya melebar antusias begitu melihat foto cewek itu terpampang di sana. Tanpa pikir panjang Jay langsung saja mencomot foto itu dari mading.

"Woi Jay?!" kejut Jorgi saat Jay mencabut foto Shasha dari papan pengumuman itu.

"Balikin anjir! malu-maluin aja!" bisiknya karena anak-anak lain memerhatikan dari tadi.

Jay tersenyum samar. Ia tak peduli dengan pendapat anak lain ataupun gosip yang akan beredar lagi setelah ini. Toh namanya dan Shasha sudah terlanjur fenomenal di sekolah ini. Gak bakal mudah menghapus rumor tentangnya dan Shasha. Satu-satunya hal mudah yang paling bisa dilakukan adalah menjadikan semua rumor itu menjadi nyata! Ya.. akan Jay pastikan suatu saat ia akan menjalin hubungan dengan Shasha bukan hanya sebatas rumor maupun opini tapi FAKTA!

.
.

Dari kemarin lusa Jay sudah sibuk begini. Pokoknya lucu deh, Nicholas nih saksi hidup yang melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana reaksi Jay waktu pertama kali di suruh menginap di sekolah membantu LDKS OSIS oleh ketua ekskul futsal mereka. Beuh.. Asli reaksinya tuh kayak lagi minum air cuka, Kecutttttt banget! Nah kalau sekarang mah beda! dari tadi malah senyam-senyum gak jelas sendiri ntah apa yang sedang di pikirkannya?

"Kol, menurut lo gue ganteng pake baju ini apa ini?" tanya Jay menunjuk kedua baju di tangannya bergantian.

Nicholas mendecak tak habis pikir "Jay tolonggg banget, lo tuh gak lagi disuruh fashion show! yang ada elo tuh disuruh jaga parkiran yeu!" kesalnya.

Jay mencuatkan bibirnya. "ya teserah dong! emang tukang parkir gak boleh ganteng-ganteng apa hah?!" kesalnya balik gak terima.

"Serah loh dah! tapi nih ya gue cuma mau ngingetin biar lo gak makin halu!". "Jangan lupa bukan cuma Shasha yang lolos, tapi ada Saga juga! Shasha dambaan hati lo itu pasti bakal nempel 24 jam bareng Saga!" ingat Nicholas.

[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang