"SAGAAA!!!!" heboh anak-anak begitu melihat cowok itu memijakkan kaki di kelas.Shasha lekas mendongak. Shasha gak akan memungkiri bahwa ia pun sangat rindu dengan sosok itu. Shasha rindu memandangi Saga dari belakang seperti biasanya. Shasha rindu suara lugas Saga saat menjawab pertanyaan dari guru dan yang paling Shasha rindukan adalah senyuman manis Saga padanya.
Selama pelajaran di kelas berlangsung semua kerinduan Shasha hampir terjawab. Shasha bisa lagi melihat cowok itu dari belakang seperti ini. Shasha bisa lagi mendengar suara lantangnya. Tapi satu hal yang belum Shasha lihat yaitu....
Senyumannya.
Sampai jam istirahat makan siang pun Saga tak kunjung menyadari keberadaannya. Cowok itu tampak asik bergurau dengan teman-temannya.
"Saga, kemarin lo kemana aja? Gue cariin loh!" Lirih Sonya dan Saga balas tersenyum saja.
Shasha cemberut. Memang sih saat ini Saga tersenyum, tapi senyumnya untuk Sonya bukan untuk dirinya.
"Aku menginap di rumah nenek. kemarin aku sakit, orang tuaku berangkat lagi jadinya tidak ada yang bisa merawatku selain nenek" jelas Saga sambil menepuk kursi di sebelahnya memberi kode untuk Sonya duduk di sana.
Meldi yang duduk di depan Saga pun hanya turut mengangguk-anggukkan kepalanya. "Sorry ya Sag, gue gak bisa bantu ngehajar Jay kemarin. Habisnya teman-temannya juga jago berantem anjir" sesal Meldi.
Sonya mendecak "ck makanya kalau gue bilang jangan ya jangan! Jay tuh memang udah terkenal karena jago berantem dari SMP. Bahkan dulu aja anak-anak STM sering minta bantuan dari Jay dan teman-temannya tuh kalau mau tawuran!" Jelas Sonya bukannua menakut-nakuti tapi memang itu faktanya.
Jildan mengerutkan dahinya, dari kemarin sebenarnya ia geram ingin menanyai ini. "Eh Son, lo bilang lo satu SMP kan sama Jay? Artinya Shasha juga dong?"
"Iya" angguk Sonya.
"Mereka berdua emang udah dekat dari SMP apa?" Tanya Jildan penasaran.
Sonya tampak berpikir sesaat berusaha mengingat-ingat.
"Hey sudahlah! Gak ada gunanya membahas hal itu. Bukan urusan kita mereka dekat apa enggak?!" Ingat Saga memicingkan matanya dengan senyuman tipis.
Meldi mendesis. "Emangnya lo gak kesal Sag? Si Shasha itu malah ngelaporin kita ke Pak Rian jadi kena poin kan satu kelas! Si Jay mah enak, gak kena imbas apapun!" Kesalnya.
Saga tak menjawab, ia tak ingin memusingkan kepalanya lagi dengan apapun yang berkaitan dengan Shasha.
---
Dua minggu sudah berlalu. Tidak ada hal baru sebenarnya. Nilai hasil ulangan tengah semester kemarin sudah keluar. Saga seperti biasa tetap menduduki peringkat satu, sementara Shasha bergeser turun ke peringkat empat dan Sonya berhasil meraih kembali posisinya.
Hari ini hari pertunjukan pentas seni berlangsung. Halaman sekolah tampak ramai. Mau anak kelas prestasi atau anak kelas reguler semuanya saling membaur di halaman sekolah menonton penampilan dari berbagai ekskul. Mm.. kalau dipikir-pikir mungkin ini pertama kalinya anak kelas prestasi dan anak kelas reguler akur tanpa iri-irian dan adu jotos karena semuanya diberi perlakuan yang sama. Penampilan pentas seni kali ini juga melibatkan anak kelas reguler soalnya.
Shasha sedang berada di belakang back stage menemani Pio yang sebentar lagi akan naik ke atas panggung bersama teman-teman ekskul dramanya. Sama seperti Shasha, Saga juga ada di sana menemani Sonya. Rumor yang mengatakan Saga dan Sonya berpacaran pun kembali mengudara karena perhatian Saga yang selalu menemani Sonya. Tak hanya hari ini saja, tapi Saga sudah menemani Sonya dari latihan drama dua minggu lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Antara Senin Dan Minggu [ft. Jay & Sunghoon]
Teen FictionEND- CERITA SUDAH SELESAI. [FOLLOW SEBELUM BACA!!!] 🌼🌼🌼 Pilih Saga atau Jaya? Shasha gak pernah menyangka kehidupan SMAnya akan terasa serumit dan semendebarkan ini. Memang benar, cinta sangat merepotkan. Shasha yang mulanya tak pernah mengenal c...