29

4.9K 572 97
                                    

*Flashback Sebelum Kecelakaan*

Setelah selesai membersihkan tubuh, Faris dan Faesol memasuki dapur. Keduanya sedang menggeledah kulkas serta lemari tempat biasa Yoona menyimpan cemilan, mencari cari sesuatu yang kiranya bisa keduanya jadikan snack malam.

"gue cuma nemu biskuit dong" celetuk Faris tiba tiba.

Faesol menoleh dan mendapati Faris sedang menghadap dirinya sambil menggenggap dua buah toples. Faesol pun mengangguk, "yaudah gue mau yang coklat kacang dua toples"

"lo kenapa doyang banget kacang sih?, muka lo penuh jerawat gue sukur sukurin lo" celoteh Faris dengan tangan yang sibuk mengambil beberapa toples biskuit dari lemari.

"bodo amat ya anjim!, gue bukan model atau artis yang tampangnya kudu sempurna setiap saat" sahut Faesol kesal sambil membuat segelas es kopi hitam untuk dirinya.

Faris menghampiri Faesol dan menyerahkan biskuit pesanannya. Faris melihat Faesol yang sibuk menuangkan banyak es batu ke dalam gelas berisi kopi hitam yang begitu pekat.

"kok cuma satu aja?" komentar Faris saat melihat Faesol memasukkan kembali sisa es batu pada freezer. "buat gue mana?!"

Faesol menatap Faris dengan datar sambil menggenggam dua buah toples di lengan kiri dan segelas es kopi di tangan kanan, "selama kedua tangan lo masih normal dan berfungsi dengan baik, ya bikin sendiri lah juned!"

"HEH NGGAK USAH SEBUT SEBUT BAPAK GUE YA!!" seru Faris pada Faesol yang sudah meninggalkan dirinya begitu saja di dapur.

"ngeselin banget emang anaknya om sutopo!" tambah Faris lagi menggerutu. Walau kesal mau tidak mau Faris memyusul Faesol untuk ke lantai dua dan memasuki kamar masing masing, ia sudah tidak berminat lagi dengam es kopi hitam.

Tetapi, belum juga kedua Faris dan Faesol sampai di anak tangga, Retta sudah mencegat mereka dengan wajah yang menurut mereka berdua sangat menyebalkannya. "malem babu nya pak Jonathan, midnight driving yuk!"

Faris yang sebelumnya sudah begitu badmood dengan Faesol, sekarang makin kesal saja setelah mendengar sapaan Retta.

"dih maaf maaf aja nih yaa, pangeran William punya tugas negara yang jauh lebih penting ketimbang nemenin situ midnight driving!" setelah mengatakan itu Faris langsung menaiki tangga meninggalakan Retta dan Faesol.

"dih, kenapa sih sensi amat kaya berry kalo diinjek ekornya!" seru Retta dengan menatap Faris emosi.

"bodo amat gue nggak denger, gue lagi teriak!" balas Faris yang teriak dari lantai dua, setelah itu ia benar benar masuk ke kamarnya.

Retta menghembuskan napas kesal, ia lalu menatap Faesol yang sejak tadi masih setia berdiam diri di dekatnya. "kamu juga paling nggak mau kan, nemenin midnight driving?" tuding Retta pada Faesol penuh sangsi.

Faesol mengangguk, "bagus deh kalo lo sadar duluan, jadi gue nggak perlu bikin alesan" setelah itu Faesol menaiki tangga meninggalkan Retta sediri.

"DASAR KALIAN BERDUA NYEBELIN!" teriak Retta yang cukup memekakkan telinga. Dengan menghentak hentakkan kakinya, Retta melangkah ke daput untuk meminta sepotong kue dan ice cream pada salah satu maid.

Di kamarnya masing masing Faris dan Faesol lamgsung menghampiri sudut kamar yang mana terdapat satu meja yang cukup lebar beserta kursinya. Itu merupakan sudut kerja mereka, tidak usah heran sebab di setiap rumah Jonathan yang ada di muka bumi ini, kamar Faris dan Faesol memang selalu memiliki sudut kerja seperti ini.

Di atas meja terdapat tiga buah laptop dan beberapa iPad, serta empat layar komputer yang cukup lebar yang tertanam di dinding tepat di hadapan mereka. Satu dari semua layar itu menapilkan semuah rekaman kamera cctv, entah cctv yang mana itu hanya Faris dan Faesol yang tau. Dan sisanya menampilkan kode kode pemrograman yang pastinya sudah keduanya begitu hapal artinya.

Saudara Baru (NCT and OC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang