"itu paperbag-nya kakak bawa aja, itu buat kak Nancy kok" celetuk Retta ketika Nancy akan meninggalkan paperbag yang sedari tadi ia bawa di kursi belakang mobil.
Saat ini mobil yang mereka tumpangi sedang berhenti di depan rumah Nancy, mengantar dengan selamat sang tuan rumah.
"ihh apaan sih?!, ini kan punya lo!" pekik Nancy merasa ada tanda tanda jika dirinya akan mendapat barang mewah lagi. Senang sih, tapi nggak gini juga caranya. Bikin nggak enak hati aja..
"iya sih kak.. tapi Retta baru sadar kalo tadi Retta kebanyakan beli, makanya sekarang Retta bagi ke kak Nancy" sahut Retta dengan enteng nya. Tentu saja yang terjadi tidak seperti itu, Retta tentu sudah tahu dan sudah memperkirakan apa saja yang akan dibelinya.
"aduh Retta, serius deh jangan gini!. kita tuh baru ketemu, jangan terlalu baik lah sama gue, nanti gue jadi nggak tau diri sama lo!" ujar Nancy lirih cenderung pasrah, sudah tidak bisa memahami lagi isi pikiran Retta.
"nggak papa kak Nancy, itukan Retta yang emang mau kasih. so, I'll happy if you receiving that stuff" balas Retta meyakinkan.
"tapi Retta, yang Nancy bilang itu bener. bukanya kita nggak suka lo kasih kita barang barang gini, tapi jangan sering sering kasih kita begini. nanti kita jadi ngelunjak sama lo" ujar Taeri, tidak mau kalau nantinya ia menjadi orang yang tidak tau terima kasih.
"fakta kalo lo sekarang sodara kita aja gue udah seneng banget. tapi nggak berarti kita bisa jadi nggak tau diri sama lo kan" tambah Taeri.
Mendengar itu Retta tersenyum, sedikit terharu juga ternyata sodara dan temannya ini rendah hati dan to the point sekali. Tentu Retta tidak menyesal telah melakukan ini, karna Retta tau jika sodara dan temanya ini buka tipe orang yang diberi sedikit namun akan meminta lebih nantinya.
"Retta tau kok kalo kakak kakak semua itu bukan tipe orang yang dikasih hati tapi mintanya jantung. lagian Retta juga bisa bedain kok mana orang yang masih tau kata makasih sama kapan orang itu mulai ngelunjak" ujar Retta tersenyum menatapi satu per satu yang lebih tua darinya.
"yaudah lah terserah lo aja!, udah balik ayo capek gue. gue balik ya, Nancy" sahut Taera yang kemudian memasuki mobil, sepertinya kesal akan respon Retta yang diluar dugaan.
"yaudah kak, Retta pulang dulu ya. Retta nggak kasih apa apa lagi kok, tapi nggak tau nanti kalo kita main lagi. Hahaha" pamit Retta dengan jahilnya langsung memasuki mobil. Membuat Nancy mendengus sebal. Nancy memasuki rumahnya sesaat setelah mobil Retta melaju meninggalkan rumahnya.
"tengil juga itu anak, cocok lah sodaraan sama Taera sama Haechan yang jahil begitu. untung cantik, baik pula" gumam Nancy sembari memasuki rumah.
"kak, orang orang rumah nggak bakal marah kan ya kita pulang pulang bawa mobil gini?" celetuk Retta di tengah perjalanan. Baru sekarang terpikir olehnya bagaimana reaksi yang lain jika ia tiba tiba membawa mobil kerumah.
"harusnya kita yang nanya begitu, nggak papa emang lo bawa ini mobil tapi nggak dibalikin ke rumah lo?. bapak lo nggak marah nanti?" timpal Taera dari kursi belakang.
"daddy sih nggak bakal peduli kak, daddy tuh bisanya cuma beli beli aja tapi nanti yang ngurusin mobilnya juga paling supir di rumah" sahut Retta yang pandangannya tetap fokus pada jalanan di depan.
"terus kalo misal om Jonathan tau tau nanyain gimana?, lo diomelin dong nanti?, terus supir lo dipecat dong soalnya ngebiarin lo bawa mobil sendiri" oceh Yeji, tanganya sibuk menanggapi pesan dari sodara kembarnya yang terus menanyakan mengapa dirinya belum sampai di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Baru (NCT and OC)
FanfictionHanya cerita tentang pertemuan Retta dengan sodara sodara baru dari kakak tirinya yang maha dasyat brisik dan ramainya, serta kehebohan masa liburan mereka yang gak bakal Retta lupa. "duh bakal ilfeel gak ya si Retta sama yang lain?, kelakuan merek...