16

8.3K 693 20
                                    

Mark kembali lagi setelah menghabiskan beberapa saat di dapur. Aura wajahnya terlihat segar sekali, sesegar semangka potong yang ia bawa dengan piring lebar di tangannya. Tidak sedikit pula potongan semangka yang sudah ia lahap di setiap langkahnya kembali ke ruang tengah.

"nih, kata bang Taeyong dibagi bagi. tapi kalo kalian nggak mau ya gapapa juga sih, gue sanggup kok habisin semua" celetuk Mark setelah meletakkan piring lebar berisi semangka di atas meja.

Renjun mengambil satu potongan semangka, digigitnya sekali lalu ia kunyah dengan perlahan. Beberapa kali Renjun melirik Mark yang sedang mengunyah semangkanya dengan lahap, Renjun kadang terpikir 'ada tragedi apa sih antara Mark dan semangka?!'

iya Renjun tau kok semangka itu enak, Renjun juga suka buah semangka. Tapi masih dalam batas wajar, tidak seperti Mark, yang rasa sukanya pada semangka sudah sampai tingkat dimana ia bisa memusuhi orang yang mengusik ketenangan semangka di kulkas.

Fokus Renjun teralihkan pada sebuah nada dering panjang dari hp yang merupakan milik Retta, tidak Renjun saja sih, yang lain juga entah mengapa ikut penasaran.

Retta menghembuskan napas kasar ketika membaca nama yang tertera pada layarnya. Mesara tidak mau repot menempelkan hp nya di telinga, Retta menekan mode loudspeaker lalu meletakkan hp nya pada paha kanannya. Jadi orang orang di sekitarnya pun dapat mendengar percakapan keduanya.

"iyaa halo, kenapa dad?"

Mengetahui jika yang menelepon Retta adalah ayahnya, semua yang ada di ruang tengah itu lebih penasara lagi, terutama Johnny dan Jaehyun.

Terdengar tawa ringan sebelum ayahnya menjawab, "nggak seneng banget kayaknya daddy telpon"

"ya emang nggak!. kalo daddy telpon, ada yang nggak beres mesti!" sungut Retta yang justru membuat ayahnya tertawa lagi.

"tau aja kalo daddy mau minta tolong, mau kan bantuin daddy?"

Retta merotasika bola matanya, mau ditolak juga pasti ayahnya akan memaksa, "yaudah, apa?"

"udah tau kalo ada chef baru di resto?"

Ah, sampai sini Retta sudah mengetahui apa yang ayahnya maksudkan, dan untuk kedua kalinya Retta menghembuskan napas kasar "iya tau, kenapa emang?"

"kamu interview dia yaa"

Kan, benar dugaannya, "lah, kenapa Retta sih?!, itu kan tugasnya uncle Jinki. kalo uncle Jinki aja udah nerima chef baru itu kerja ya berarti dia udah sesuai kriteria"

"daddy tau kamu ngerti maksud daddy. itu udah peraturan, harusnya dilakukan dua hari setelah diterima kerja, tapi ini udah seminggu lebih. Jadi, tolong yaa"

Okey, Retta benar benar kesal sekarang, Retta letakkan sendok yang sejak tadi ia genggam kemudian meraih hp nya, mendekatkan tepat di depan mulutnya "apaan!, itu kan cuma peraturan nggak penting banget dan nggak resmi juga!, itu cuma iseng iseng nya daddy sama mommy aja!. Retta ngg-"

"okey, daddy tutup dulu ya, bentar lagi harus ketemu client. daddy tunggu hasilnya!"

Sambungan diputus dengan sepihak oleh daddy nya, Retta kesal sekali, begitu kesal hingga membanting hp nya sendiri sebagai pelampiasan, membuat yang lain hampir memekik karna terkejut. Itu hp mahal ya tuhan..

"ganggu orang lagi makan ice cream aja si daddy!!" gerutu Retta tapi tetap berdiri juga dari sofa, menghentak hentakkan kakinya sepanjang jalan ke kamar.

"sumpah ya, kaget gue Retta ngebantin hp nya gitu. itu hp mahal banget sial!" celetuk Jaemin pertama kali setelah beberapa saat hening.

"ya nggak lo aja Jaem. rusak nggak ya itu hp?" Taera menatap hp yang masih di atas lantai itu dengan miris.

Saudara Baru (NCT and OC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang