8

10K 745 5
                                    

Retta terduduk di teras rumah, sudah pasti ditemani mesty dan nesty. Sesekali Retta akan mengamati halaman rumah yang penuh akan bunga ini. Tanpa sadar ia mengingat kembali bagaimana kesan pertama saat datang ke rumah ini. Yaa, disiram seember air oleh Haechan. Lucu jika mengingat hal itu, Retta pasti akan tertawa setelahnya.

Lama terduduk di teras, Retta akhirnya memasuki rumah saat dirasa dirinya butuh sarapan. Begitu membuka pintu terdengar samar perdebatan perdebatan yang kalau Retta tidak salah itu pasti Jisung dan Chenle.

Lebih mendekat lagi ke ruang tamu yang kebetulan terhubung dengan ruang tengah itu Retta melihat ada Chenle dan Jisung sedang duduk bersebelahan di karpet sambil melahap sarapannya, dan pastinya memperdebatkan hal konyol apapun.

Renjun juga terlihat ada di ruang tengah itu. Mencoba tidak memperdulikan sekitar dan menonton acara tv dengan tenang, walau sepertinya tidak bisa karna terus terganggu oleh Chenle dan Jisung.

Ada juga Mark dan Lucas yang berusaha untuk menegakkan tubuh dan membuka sempurna matanya. Kasihan, mereka berdua terlihat masih sangat mengantuk. Sepertinya mereka berdua dibangunkan dengan paksa entah oleh siapa.

Dan ada pula Haechan yang sedang melakukan panggilan video entah dengan siapa hingga Haechan berteriak teriak emosi.

Retta terdiam sejenak melihat keadaan ruang tengah, membayangka jika saja sejak dulu ia memiliki satu orang saudara. Pasti menyenangkan. Lama terdiam hingga fikirannya kembali ke kenyataan, Retta menghela nafas. Huh!, apa yang dirinya fikirkan sih?!.
































"lo berdua setiap ke perum sebelah kenapa ngga pernah ngajak gue sih!!" ujar Haechan pada lawan bicaranya disebrang sana.

"ya kita kan kesini nggak direncanain. kalo pas jogging ketemu Hyunjin ya kita mampir, kalo nggak ketemu ya nggak kesini. makanya jogging lo!" jawab orang di sebrang sana yang ternyata adalah Jaemin.

"alah alesan lo!!. rame ngga disono?"

"lagi nggak full sih, yang tua tua pada nggak ngumpul. apalagi kak Chan, sibuk ngurusin acara ultah adeknya dia. ehh iya Chan, si Retta udah sampe rumah belom?"

"hah, Retta?. udah noh" ujarnya setelah menggati mode kamera belakang dan mengarahkannya ke Retta yang kebetulan lewat. Setelah Retta memasuki dapur dan tidak terlihat lagi, Haechan kembali mengubah mode kamera depan.  "kenapa lo berdua biarin pulang sendiri goblok!. lo usir ya?!, kalo nyasar ditampol bang Johnny mampus lo"

"gue nggak ngusir anjir!!. kita udah ajakin ya!!, tapi dia sendiri yang pengen balik!!. sok tau lo!!" sahut Jaemin membela diri.

"dih ngegas!!. LIAT AJA NTAR GUE BILANGIN KE BANG JOHNNY KALO LO TELANTARIN RETTA DI PINGGIR JALAN!!, BIAR DITINJU LO SAMA BANG JOHNNY SAMPE MENTAL!!. BIAR BANG JAE JUG--"

"lo video call apa lagi orasi sih?!, brisik banget mulut lo!" teriakan Haechan terputus oleh Renjun yang duduk di sisi lain sofa.  "lagian udah mati juga itu, percuma lo teriak teriak sampe urat nadi lo putus juga nggak bakal denger si Jaemin"

Dan benar saja, sambungan telpon itu sudah diputus sepihak oleh Jaemin. Ah, sialan!.

"bangsat emang itu sodara lo Njun!, awas aja entar kalo pulang!!" umpat Haechan lirih, takut jika Doyoung mendengar dan panjang urusannya.

"sodara lo juga, bangsat!" sahut Renjun.  "siap siap sono lo, masih disuruh ke sekolah kan lo"

"oiyaa!. ahh elah ngapa lo ingetin segala sih Njun!, badmood kan gue jadinya. lagian itu guru ngapa rajin bener deh?!, libur libur gini masih dateng aja ke sekolah!. mana pake ngajakin murid muridnya lagi. ahh sebel lah gue pokoknya!" keluh Haechan panjang lebar.

Saudara Baru (NCT and OC) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang